Minggu, 04 Januari 2009

Imam Mahdi as

"Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur'an) dan agama yang benar,untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukai." (QS. 9:33).

Ath-Thabarsi dalam Tafsir Majma'ul Bayan fi tafsir Al-Qur'an jilid VII hal 66 menafsirkan sbb:

"Dialah yang telah mengutus RasulNya; yang di maksud Rasul disini adalah Muhammad S A W. (Dengan membawa) petunjuk; yakni hujjah-hujjah, penjelasan-penjelasan, dalil-dalil dan bukti-bukti. Dan agama yang benar; yakni agama Islam dan syariat-syariat yang mempunyai konsekwensi pembalasan berupa pahala, dan semua agama selainnya adalah bathil, yang mempunyai konsekwensi siksaan.

Untuk dimenangkan-Nya atas segala agama; yang dimaksud: Dia akan mengunggulkan agama Islam diatas semua agama lainnya dengan hujjah, sehingga dimuka bumi ini tak ada satu agamapun yang tinggal kecuali dikalahkan, dan tak seorangpun yang bisa mengalahkan pemeluk Islam dengan hujjah, malah sebaliknya pemeluk Islam mengalahkan mereka dengan hujjah.

"Imam Abu jakfar Muhammad Al-Bagir A S. mengatakan: " Sesungguhnya hal itu terjadi pada masa munculnya Al-Mahdi dari kelurga Muhammad, pada saat itu tak akan ada lagi seorang manusiapun kecuali dia mengakui Muhammad." pendapat ini didukung oleh Al-Sudiy dan Al-Kalbi.

Al-Migdad bin Al-Aswad mengatakan: 'Aku mendengar Rasulullah S A W bersabda: " Tidak akan tinggal satu rumahpun, baik rumah permanen dipedesaan maupun perkemahan yang berpindah-pindah, kecuali Allah memasukkan kedalamnya, seruan Islam, entah dengan kemuliaan ataupun dengan kehina-dinaan. Adapun yang dimaksud "dengan kemuliaan" adalah, bahwa Allah menjadikan penghuni rumah itu sebagai pemeluk Islam hingga mereka menjadi mulia dengannya, Sedangkan "dengan kehina-dinaan" maksudnya adalah, Allah menjadikan penghuninya tunduk kepada Islam.

Dalam buku Al-Bahrul Muhith, Abu Hayyan Al-Andalusi mengutip pendapat A-Sudiy mengenai firman Allah : "Untuk dimenangkan atas segala Agama" mengatakan: "Hal itu akan terjadi pada saat munculnya Al-Mahdi. Pada saat itu tak seorangpun manusia yang tinggal kecuali dia masuk kedalam Islam atau membayar pajak (Jizyah)".

Imam Malik (pemimpin mazhab Maliki) berkomentar mengenai firman Allah (QS. 28. 5) : "Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi, dan hendak menjadikan mereka pemimpin, dan menjadikan mereka mewarisi (bumi)." sbb: "Pembuktian atas ayat ini belum terjadi, dan bahwa ummat Islam masih menunggu munculnya manusia yang akan menjadi sarana bagi terwujudnya ayat tersebut"(Ath-Thabarsi dalam Majma'ul Bayan fi Tafsir Al-Qur'an jilid V hal 24). Ketika kaum Alawiyin (keturunan Fatimah A S)tertimpah penindasan yang teramat sangat oleh penguasah Abbasiyah, Muhammad ibn Jakfar Al-Alawy mengadukan pada Imam Malik dan dijawab oleh Imam Malik bersabarlah sampai datang tafsirnya ayat tsb diatas (QS. 28. 5), demikian riwayat Abul Faraj Al-Isfahany dalam buku Maqatil Aththalibiyin hal 539.

Assayyid Abdullah Syabr dalam bukunya Haqqul Yakin jilid I hal 222 menuturkan bahwa hadits mengenai Imam Mahdi jumlahnya lebih dari lima ratus yang diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Turmudzi, penyusun kitab Jami'ul Ushul dan orang-orang selain mereka. Selanjutnya beliau berkata dalam kitab-kitab yang Mu'tabar dan kitab Ushul yang telah diakui, terdapat lebih dari seribu hadits.

Al-Juwaini Al-Khurasany mengeluarkan dari Sa'id bin Jubair dan Abdullah bin Abbas, yang disebut juga oleh Al-Majlisi dalam kitab Biharul Anwar jilid LI hal. 71 dari Akmaluddin sbb: Telah bersabda Rasulullah S A W : "Sesungguhnya para Khalifahku dan Washy (pemegang wasiat)ku serta hujjah-hujjah Allah terhadap makhluk sesudahku adalah 12 Orang, yang pertama adalah saudaraku, dan yang terakhir adalah anakku" Ditanya kepada beliau: 'Wahai Rasulullah, siapa saudara Tuan itu ?' 'Beliau menjawab: Ali bin Abi Thalib.' Ditanyakan lagi: 'Dan siapa putra Tuan itu ?' 'Beliau menjawab: 'Al-Mahdi,yang akan memenuhi dunia dengan keadilan, sebagaimana ia (dunia) telah dipenuhi dengan kejahatan dan kedzaliman.

"Dan demi Dia(Allah), yang telah mengutusku sebagai Nabi, seandainya umur dunia ini hanya tinggal sehari saja , niscaya Allah akan memanjangkan hari itu sampai Dia membangkitkan didalamnya, anakku Al-Mahdi. Maka turunlah Ruhullah Isa putra Maryam A S, Dia akan shalat dibelakangnya, dan bumi akan bersinar dengan Nur Tuhannya, dan kekuasaannya akan mencapai timur dan barat."

Imam Ahmad ibn Hambal (pemimpin mazhab Hambali) telah meriwayatkan dari 2 sufyan (yaitu Sufyan ibn Uyainah dan Sufyan Ats-Tsauri) bahwa Rasulullah bersabda : "Dunia tidak akan lenyab dan tidak akan musnah, sampai muncul seorang laki-laki dari Ahlil-Baitku yang menginjaknya, yang namanya sama dengan namaku." ( Kanzul Umal jilid XIV hal.263 oleh Al-Muttaqi al-Hindy ). Hadits yang serupa juga diriwayatkan oleh Imam Turmudzi.

Dalam buku Al-Jami'ush Shaghir, jilid II hal. 580 oleh As-Suyuthi yang mengutib dari Abu Dawud diriwayatkan bahwa Nabi S A W bersabda: "Al-Mahdi itu dari (keturunan)-ku, keningnya lebar, hidungnya mancung, dia akan memenuhi dunia dengan keadilan, sebagaimana ia telah dipenuhi dengan kejahatan dan kedzaliman, dia akan menjadi pemimpin selama 7 tahun. Selanjutnya Assuyuthi dalam kitabnya yang lain Al-Hawi lil Fatawa jilid II hal. 57 menerangkan dalam bab hadits mengenai Al-Mahdi sbb: "Ini adalah serangkaian hadits dan atsar yang disepakati, yang bertutur mengenai Al-Mahdi. Aku telah menyaring sebanyak 40 hadits yang dikumpulkan oleh Al-Hafid Abu Nu'aim, dan menambahkannya apa yang dia tidak memilikinya. Aku memberi catatan dengan huruf "Kaf"

Kami akhiri sampai disini hadits-hadits mengenai Al-Mahdi, kami tidak dapat menyebutkan satu persatu karena jumlahnya sangat banyak sekali, yang dirawikan oleh ulama-ulama besar kepercayaan ummat Muhammad S A W, cukuplah bagi anda disini kami sebutkan fatwa Sekjen Rabithah Alamil Islami dan Rektor Universitas Islam Madinah yang dimuat dalam Majalah Al-Jami'ah Al-Islamiyah, No. 3 hal 161 - 162 sbb: " Sesungguhnya masalah Al-Mahdi merupakan masalah yang menjadi pengetahuan umum, dan hadits-hadits mengenainya banyak sekali, bahkan mencapai tingkat mutawatir. Hadits-hadits ini menunjukkan bahwa munculnya tokoh yang dijanjikan ini merupakan suatu perkara yang telah tetap kebenarannya (yakni suatu kebenaran yang tak bisa diragukan lagi), dan munculnya adalah benar.

Seorang dozen dalam Universitas tersebut bernama Ustad Syeh Abdul Muhsin Al-Ibad dalam bukunya : Muhadharah haula al-imam Al-Mahdi wa At-Ta'liq 'Alaiha, hal. 26, yang juga disampaikan dalam kuliahnya yang berjudul "Akidah Ahlus Sunnah dan Atsar tentang Al-Mahdi Al-Muntadhar sbb: Jumlah yang saya ketahui dari nama-nama sahabat yang meriwayatkan hadits-hadits Al-Mahdi dari Rasulullah S A W, adalah 26 orang mereka adalah :

1. Ustman ibn Affan, 2. Ali ibn Abi Thalib, 3. Thalhah ibn Ubaidillah, 4. Abdurrahman ibn Auf, 5. Al-Husain ibn Ali, 6. Ummu Salamah, 7. Ummu Habibah, 8. Abdullah ibn Abbas, 9. Abdullah ibn Mas'ud, 10. Abdullah ibn Umar, 11. Abdullah ibn Amr, 12. Abu Sa'id Al-Hudri, 13. Jabir ibn Abdullah, 14. Abu Hurairah, 15. Anas ibn Malik, 16. Ammar ibn Yasir, 17. Auf ibn Malik, 18. Tsauban maula Rasulullah, 19. Qurrah ibn Ayas, 20. Ali Al-Hilali, 21 Hudzaifah ibn Al-Yaman, 22. Abdullah ibn Al-Harits ibn Hamzah, 23. Auf ibn Malik, 24. Imran ibn Husain, 25. Abu Ath-Thufail, 26. Jabir Ash Shadafi. Selanjutnya beliau berkata : "Dan hadits -hadits Al-Mahdi itu telah dinukil oleh sejumlah besar imam dalam kitab-kitab shahih dan sunan, Mu'jam dan Musnad, serta lain-liannya. Jumlahnya kitab-kitab mereka yang saya ketahui atau yang saya ketahui bahwa mereka menukilnya 38.

Sangat panjang sekali bila saya sebut satu persatu disini, sebagai contoh cukup dibawah ini:

Abu Dawud dalam Sunannya, Turmudzi dalam Jami'nya, Ahmad dalam Musnadnya dan Ibn Hibban dalam Shahihnya, Al-Hakim dalam Al-Mustadarak, Abu Bakar ibn Abi Syaibah dalam Mushnif, Al-Hafizh (si penghafal lebih dari 100.000 hadits) Abu Nu'aim dalam kitab Al-Mahdi, Ath-Thabary dalam ketiga kitabnya Alkabir, Al-awsath dan Ashshaghir, Darul Qutny dalam Al-Afrad, Ibnu Asakir dalam Tarikhnya, Assuyuthi dalam Al-Urf Al-Wardy dan Al-Hawy fil Fatawa, Ibnu Jarir dalam Tahzib al Atsar, Al-Baihagy dalam Dala'ilun Nubuwah, Ibnu Sa'ad dalam Thabaqod.

Demikianlah jawaban saya ini, saya akhiri semoga anda menjadi puas dengan keterangan yang singkat ini, adapun buku-buku yang anda tunjuk itu adalah buku-buku yang dikarang oleh ulama-ulama yang kurang representatif, mungkin juga kurang bahan rujukan atau mereka yang dihinggapi penyakit kebencian terhadap keluarga Nabi S A W, yang nota bonenya adalah kebencian terhadap Nabi sendiri, mereka mengira ini adalah masalah yang ringan yang tiada perhitungannya disisi Al-Khaliq, ilmu mereka tidak sampai pada kerongkongan mereka, mereka merasa puas dengan apa yang telah dicapai dengan cara demikian itu, semoga Allah S W T menjadikan kita semua menjadi hamba-hambanya yang mengimani apa-apa yang wajib diimani dan memberi petunjuk selalu untuk mengikuti apa-apa yang disampaikan oleh Rasul-Nya S A W, Semoga Allah mempercepat kehadiran Imam Mahdi yang dinanti-nantikan itu dan menjadikan kita sebagai bala tentaranya yang selalu setia mengikuti perintahnya Amin.

Pertanyaan

Imam Mahdi siapa namanya ?

Ada yang mengatakan Mahdi bin Hasan, Ada pula yang mengatakan Mahdi bin Hanafiah dan ada lagi yang mengatakan Mahdi bin Abdullah.

Mohon dijelaskan dan bagaimana silsilahnya ?.

Jawaban

Segala Puja dan Puji untuk Allah, shalawat dan salam untuk Nabi yang dicintai dan dikasihi oleh ruh, jiwa dan jasad kita demikian juga untuk kelurganya aththoyyibin aththohirin.

Masalah Imam Mahdi adalah salah satu masalah yang cukup rumit dalam Islam namun keshahihannya tidak dapat dipungkiri menurut Imam Suyuti dari jalur ulama jumhur lebih dari 500 hadits yang berkualitas shahih dan hasan, sedang menurut jalur ulama yang menghubungkan diri pada Imam Ja’far Ashshadiq ada sekitar 6.000 hadits. Dibawah ini adalah Hadits-hadits tambahan dari yang lalu :

a. Al-Mahdi adalah berasal dari keturunanku, yaitu anak cucu Fathimah. (riwayat : Muslim, Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Majah, Al-Baihaqi dll).

b. Kami anak-anak Abdul Muththalib, adalah pemimpin para penghuni surga. Aku, Hamzah, Ali, Jakfar, Alhasan, Alhusain dan Almahdi. (Sunan Ibnu Majah jilid II halaman 1368).

c. Dunia tidak akan lenyap dan tidak akan musnah, sampai muncul seorang laki-laki dari Ahli Baitku yang menginjaknya, namanya sama dengan namaku. (Kanzul Umal jilid XIV halaman 263 oleh Al-Muttaqi Al-Hindi). dilain riwayat :”nama ayahnya sama dengan nama ayahku”.

d. Almahdi berasal dari keturunan Hasan (Sunan Abu Dawud)

e. Almahdi berasal dari keturunan Husain (Ashshawa’iqul Mughriqah oleh Ibnu Hajar dan Al-Fushulul Muhimah oleh Ibnu Khallikan).

Dari uraian diatas yang paling jelas adalah bahwa Imam Mahdi itu dari keturunan Rasulullah Muhammad bin Abdilllah dari keturunan putrinya yaitu Sayyidatinah Aththahirah Fathimah Azzahrah a. s. dan nama Imam Mahdi adalah Muhammad. Jadi Imam Mahdi itu bukan Ibnu Hanafiah, sebab Ibnu Hanafiah adalah dihubungkan kepada Muhammad Ibnu Hanafiah yaitu anak Sayyidinah Ali bin Abi Thalib yang ibunya dari suku Hanafiah (bukan Siti Fatimah). Yang menjadi masalah sekarang adalah : Namanya Muhammad bin Abdullah atau Muhammad bin Hasan, dan apakah dari keturunan Hasan atau Husain yang kedua-duanya adalah anak pasangan suami - istri Sayyidinah Ali bin Abi Thalib dengan Siti Fathimah binti Rasulillah S A W?.

Mari Kita amati keterangan dibawah ini yang dinukil dari kitab : ”Is’af Al-Raghibin fi Sirah Al-Mushthafa wa Fadha’il Ahli Baithi Al-Thahirin” karya Al-Imam Al-Allamah Al-Arif Billah Al-Syaih Muhammad bin Ali Al-Shabban Rahimahullah sebagai berikut :

Sayyidi Abdul Wahab Al-Sya’rani mengatakan di dalam kitabnya Al-Yawaqit wal Jawahir bahwa Al-Mahdi itu berasal dari putra Imam Hasan Al-Askari. Lahir pada malam pertengahan bulan sya’ban tahun dua ratus lima puluh lima Hijriyah. Ia tetap hidup sampai sekarang dan akan bergabung dengan Nabi Isa a. s. Demikianlah yang diberitahukan oleh Syaih Hasan Al-Iraqi kepadaku, dari Imam Al-Mahdi, ketika Syaih Hasan berjumpa dengannya, yang kebetulan dihadiri juga oleh Sayyidi Ali Al-Khawwash rahimahumallaahu Ta’ala.

Syaih Muhyiddin di dalam kitab Al-Futuhat mangatakan : ”Ketahuilah Bahwa Al-Mahdi a. s. itu mesti keluar, namun tidak akan keluar kecuali apabila dunia sudah penuh dengan kezaliman dan dialah yang akan melenyapkan kezaliman itu dan menggantikan dengan keadilan. Dia berasal dari keturunan Rasulullah S A W dari putra Fathimah r. a. Kakeknya adalah Husain bin Ali bin Abi Thalib, dan ayahnya adalah Imam Hasan Al-Askari bin Imam Ali Al-Naqi bin Imam Muhammad Al-Taqi bin Imam Ali Al-Ridha bin Imam Musa Al-Kazhim bin Imam Jakfar Ashshadiq bin Imam Muhammad Al-Baqir bin Imam Ali Zainal Abidin bin Imam Husain bin Imam Ali bin Abi Thalib r.a.

Dalam Kitab Ash-Shawa’iqal Muhriqah karya Ibnu Hajar dalam bab mengenai ihwal Al-’Askari terdapat uraian sebagai berikut : ”Beliau (Imam Hasan Al-’Askari) tidak meninggalkan keturunan seorangpun selain putranya yaitu Abal Qasim Muhammad AlHujjah a.s., yang umurnya ketika ayahnya wafat adalah 5 tahun. Tetapi dalam usia tersebut Allah telah menganugrahkan kepadanya hikmah, dan dia dinamakan Al-Qa’im Al-Muntadzar. Dikatakan bahwa, yang demikian itu karena dia telah ”dirahasiakan” , kemudian menghilang dan tidak diketahui kemana perginya. Penulis lain dari kalangan jumhur ulama juga menuturkan hal serupa, misalnya Ibnu Khallikan, pengarang Al-Fushulul Muhimah, Mathalibus Su’ul, Syawahidun Nubuwah sebagai mana yang diterangkan oleh syaih Abdullah Syabar dalam karyanya yang berjudul Haqqul Yaqin. Wallahu a’lam

2 komentar:

  1. Issu kedatangan Imam Mahdi itu sebenarnya wujud harapan pengikut Nabi Ibrahim As. setelah beliau berdoa sbb.: “Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Qur’an) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana” (QS.2:129).

    Oleh katurunan beliau ini selanjutnya, ditunggu-tunggulah kedatangannya sampai datang nabi terakhir dari dinasti Bani Israel yakni Nabi Isa As bin Maryam. Namun sayang, dalam Injil masih disebut issu Imam Mahdi, Mesiah, Satrio Piningit dsb. berarti masih akan datang lagi Imam Mahdi yang pamungkas, yang sesungguhnya.

    Maka akhirnya, lahirlah Nabi kita Muhammad SAW sebagai Rasul Allah dan sekaligus penutup para nabi (QS. 33:40) dengan membawa Al Quran yang didalamnya memuat pernyataan atau ikrar Allah SWT bahwa Nabi Muhammad SAW dianugerahi agama ISLAM (QS. 5:3). Dimana nama dan istilah Islam tidak pernah termuat dalam kitab-kitab suci sebelum Al Quran.

    Dengan kedatangan Nabi Muhammad SAW sekaligus juga terjawablah issu tentang akan datang lagi Nabi Isa bin Maryam dan issu Imam Mahdi. Nabi Isa As. tidak akan datang lagi karena sudah tegas dinyatakan dalam Al Qiran (S. 2:134 dan 141). Begitu juga Imam Mahdi tidak akan lahir lagi bagi kelompok Sunni atau 'muncul' alias 'menjelma' lagi bagi kelompok Syiah dan walaupun kedua kelompok ini 'SEPAKAT' mengakui bahwa Imam Mahdi itu dari keturunan Ahlul Bait. Aneh, disatu sisi mengakui akan ada Imam Mahdi, di sisi lain Imam Mahdinya ada dua versi karena itulah bahwa Imam Mahdi yang sesungguhnya tidak lain adalah penutup para nabi yakni Nabi kita Muhammad SAW. Jadi tak perlu ditunggu Imam Mahdi sekalipun dianya berasal dari keturunan Ahlul Bait, apalagi jika 'memang' tidak ada keturunan Ahlul Bait itu begitu juga tentang Nabi Isa As.

    Kalau demikian, aiapakah gerangan yang akan meneruskan risalah Nabi kita Muhammad SAW ya tidak lain adalah para khalifah, inggal bagaimana para khalifah-khalifah (ya raja, presiden, gubernur, pangeran, sultan, bupati atau walikota) kini dan yang akan datang ‘mampu’ membumikan Islam dan Al Quran dalam kehidupan nyata di dunia ini, ya masalah sosial budaya terutama masalah kekuasaan dan pemerintahannya.

    BalasHapus
  2. Kalau anda masih berpendapat ‘ada’ keturunan Ahlul Bait, maka timbul pertanyaan berikutnya:
    1. Keturunan Ahlul bait dari manalah yang anda pilih dan yakini, apakah dari keturunan?
    a. Sunni
    b. Syiah
    c. Hasyim
    d. Ahmadiyah dll.
    Nabi Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:

    ليس مِن رجلٍ ادَّعى لغير أبيه وهو يَعلَمه إلاَّ كفر بالله، ومَن ادَّعى قوماً ليس له فيهم نسبٌ فليتبوَّأ مقعَدَه من النار ))، رواه البخاريُّ (3508)، ومسلم (112)، واللفظ للبخاري

    “Tidak ada seorangpun yang mengaku (orang lain) sebagai ayahnya, padahal dia tahu (kalau bukan ayahnya), melainkan telah kufur (nikmat) kepada Allah. Orang yang mengaku-ngaku keturunan dari sebuah kaum, padahal bukan, maka siapkanlah tempat duduknya di neraka” (HR. Bukhari dan Muslim).
    2. Selanjutnya dikabarkan bahwa dari keturunan Ahlul bait tersebut akan lahir Imam Mahdi maka mana pula yang anda pilih dan yakini bahwa apakah dari:
    a. Imam Mahdi kelompok Sunni dan Hasum masih akan lahir;
    b. Imam Mahdi Syiah sudah lahir tapi kini menghilang dulu, nanti dia datang kembali.
    c. Imam Mahdi Ahmadiyah sudah datang dan sudah wafat yakni Mirza Ghulam Ahmad
    3. Rasanya ya gara-gara kita 'nungguin' sang tokoh Imam Mahdi, maka kaum Muslim di dunia terlena dng ketidakpastian!
    Yang sudah pasti, sudah ada Al Quran dan sudah hadir Nabi Muhammad SAW sebagai 'nabi penutup' adalah mukjizat terakhir dari Allah SWT kepada umat manusia.

    Jadi, jangan ditunggu lagi Nabi Isa As akan datang karena misinya sudah selesai (QS. 2:134 dan 141; 21:34-35) dan begitu juga sang Imam Mahdi tidak akan lahir, muncul atau hidup kembali walaupun semua sekte dalam kaum Muslim ada yang meyakini atau ditambah pula dari berbagai agama yang non-Islam juga menanti kedatangan sang Imam Mahdi atau semacam itu.
    http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/06/13/m5jvrf-inilah-figur-imam-mahdi-yang-dinanti

    Dan, inilah pula penyebab perebutan 'sang pemimpin' Imam Mahdi sehingga semua agama mengakui akan datang sang tokoh ini. Pada Kitab Suci umat Islam sama sekali tidak menyebut akan datang lagi IMAM MAHDI dan apalagi akan datang kembali Nabi Isa As. Sang Mesiah itu sudah ditutup dengan pernyataan Tuhan, Allah SWT sendiri (QS. 33:40).
    http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/khazanah/12/06/13/m5jsoj-imam-mahdi-sosok-yang-diyakini-tiga-agama-besar

    Imam Mahdi: Sosok yang Diyakini Tiga Agama Besar | Republika Online
    www.republika.co.id

    BalasHapus