Selasa, 07 July 2009
Aksi kekerasan dan kerusuhan etnis di provinsi muslim Xinjiang, China barat laut masih terus berlanjut. Sebagaimana dilansir Kantor Berita Xinhua, kerusuhan antara polisi dan warga di Xinjiang hingga kini telah menewaskan 156 orang dan melukai sedikitnya 830 lainnya. Menyusul aksi itu, polisi telah menahan 1.453 orang di kota Urumqi, sebelah barat laut China. Mayoritas yang ditahan adalah laki-laki meski terdapat sejumlah perempuan. Lebih dari 20.000 polisi khusus dan bersenjata, dan pemadam kebakaran dikerahkan untuk menumpas kekerasan di Urumqi. Meski pengamanan diperketat, kerusuhan tampaknya meluas di wilayah bergolak itu.
Hampir setengah dari 20 juta penduduk provinsi Xinjiang adalah Uighur Muslim, namun mereka sudah lama mengeluhkan etnis Han China karena lebih sering diuntungkan oleh investasi dan subsidi pemerintah pusat, sementara sebagian besar rakyat beragama Islam yang lebih memiliki kesamaan bahasa dan budaya dengan Asia Tengah, merasa terpinggirkan.
Disamping Tibet, Xinjiang adalah salah satu dari wilayah China yang secara politik sangat sensitif dan di kedua wilayah itu pemerintah berupaya mengetatkan cengkeramannya dengan mengendalikan kehidupan beragama dan kebudayaan sambil menjanjikan pertumbuhan dan kemakmuran ekonomi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar