Rabu, 17 Juni 2009

sebagian dari kesuksesan Syi'ah sepanjang sejarah

Kiriman 1
2 balasan
Ibnu Zaki menulispada 30 Mei 2009 jam 6:36
Versi bekas tokoh ulama Syi'ah Iran~Al 'Allama Ismail Alu Ishaq Al-Khaouainy.

1. Membunuh Umar dengan "menyewa" jasa Abu Lu`lu—yang asli klan Irani Al-Majusy.

2. Membunuh Usman d Ibu kota Islam Medina dengan alibi chaos theory. sekelompok orang Kufa yang kala itu menggusur "Istana" kekhilafahan berjumlah sekitar 470 militan.

3. Membunuh Imam Ali ra, melalui perantara Ibn Muljam dari kota Kufa keturunan asli Iran.

4. Membunuh Imam Hasan ra, via Istrinya Ja'dah dari Kufa berkebangsaan Persian.

5. Mengundang Imam Husein ra, ke wilayah Karbala untuk dikhianati lalu kemudian dibunuh oleh tentara Yazid.

6. Mengkhianati Imam Zaid bin Ali bin Husein bin Ali bin Abi Thalib ra, sehingga terpaksa harus berperang sendirian & gugur syahid di medan laga sebagai pahlawan revolusi Islam.

silakan share idenya d sini.

best R,

Kiriman 2
Faizal Kasim menulispada 30 Mei 2009 jam 6:55
Pak Ibnu

saya sudah mencoba nyari Allama Ismail Alu Ishaq Al-Khaouainy via google, namun hasil pencarian baik multi language atau pun bahasa indonesia ndak ada hasil pencahariannya. Bisa di revisi lagi nama tokoh yang mengaku bekas syiah tsb secara benar? Atau mungkin ada judul kitabnya?

bukan apa-apa pak, sekedar upaya sehingga kita tak terjerumus fitnah.
Jikalau memang Allama Ismail Alu Ishaq Al-Khaouainy pendapatnya atau kitabnya mansyur, bukan rahasia pastilah kelacak di google.

Atau mungkin ada saudara2 muslim lain yang bisa memberikan literatur terkait ini utk dibahas?
Kiriman 3
1 balasan
Ibnu Zaki menulispada 30 Mei 2009 jam 7:18
pak Kasim

kebetulan saya mencarinya dengan ketikan nama berbahasa arab. ada banyak bahasan soal beliau. beberapa bukunya, dari berbagai disiplin ilmu keislaman ternyata juga sangat banyak.

coba bapak googling lagi dengan menggunakan ketikan nama bahasa aslinya. semoga membantu.



Kiriman 4
Alfan Arrasuli membalas kiriman Ibnupada 30 Mei 2009 jam 9:47
Kebetulan saya juga tidak menemukannya.. bisa bapak berikan link nya.. kalau cuma argumen belaka bisa menimbulkan fitnah.. ini isu yang sangat sensitif.. kalau tidak bisa menunjukan dalil yang relevan dan hujjah yang terbukti berarti tulisan bapak hanya isapan jempol..
Kiriman 5
Ibnu Zaki menulispada 30 Mei 2009 jam 15:45
bapak2

Ini saya tuliskan nama nya dalam bahasa arab ; إسماعيل آل إسحاق الخوئيني
silakan kopi paste kan saja di google lalu klik searching. semoga membantu.
Kiriman 6
Marlin Tigor menulispada 30 Mei 2009 jam 15:51
banyak kejanggalan riwayat itu. Selama ini syiah disudutkan dengan cerita ABDULLAH BIN SABAH dan awal kelahirannya pada zaman usman. Ehh ini terhubung lagi dengan pembunuhan umar yang nota bene syiah waktu itu belum ada.

Fakta sejarah yang tercatat dalam kitab-kitab muktabar, setelah pembunuhan usman itu terjadi perang jamal, sahabat tahlha, zubair dan aisyah bersama sama memerangi Imam Ali dengan alasan mebalasan pembunuhan USMAN, alias Imam Alilah yang dianggap pembunuh usman. Mengapa kelompok ini tidak memerangi orang-orang kufah tersebut ? ...

apa kajian rasional dan bukti sejarah dari tulisan ibnu zaki tersebut ? bisakah pendapat satu orang itu mengalahkan banyak riwayat laen yang sangat bertentangan dan ditulis oleh banyak kitab dari golongan sunny maupun syiah ? ...

jangan jangan itu tokok fiktif ciptaan lagi seperti abdullah bin sabah ? ...


Kiriman 7
1 balasan
Arsyul Munir menulispada 30 Mei 2009 jam 16:06
Oya.. sepertinya ini informasi "baru." baik, saya akan cari sosok ulama Ismail Alu Ishak itu di mbah google. kajian sejarah memang selalu penuh dengan kejutan, intrik politik & "konspirasi." barangkali ada bagusnya juga, kajian sejarah ini diangkat. dengan begitu, kita akan tau sebera valid argumentasi yg di pakai oleh Ismail Alu Ishak ini. bdw namanya kok seperti keiran2an gitu ya.. menarik.

lagi pula, 3 point paling akhir yang di bilang pa Ibnu itu pernah saya dengar. adapun soal validasinya, itu harus lebih dikaji lagi dengan sangat tajam, teliti dan akurat.

sekali lagi, fakta yang menarik.

salam "fiktif"
DenA—
Kiriman 8
Marlin Tigor menulispada 30 Mei 2009 jam 19:52
Barangkali ada yang paradigma yang perlu diluruskan. Selama saya mengkaji teologi syiah,... ada ciri yang mapan dan kokoh dalam sistematika keberagamaan mereka. Sekalipun mereka menganut sistem marja, yang sangat menghormati ulama dan ikut pendapat ulama dalam segala urusannya, walaupun mereka terdapat perbedaan dalam beberapa masalah, tetapi untuk persoalan persoalan prinsip khususnya imamiah semua marja itu bersepakat menjadikan "kepemimpinan itu sebagai ushul (pokok beragama) yang tidak bisa digoyang segampang itu, alias imamah adalah bagian dari aqidah. Kemudian, segala sumber hadist, sejarah, teks alquran secara sistematis dibangun sebagai hujjah untuk aqidah itu. Singkatnya bagaimanapun "orang syiah" telah melihat bahwa imamah dan ALi itu bagian dari petunjuk Alquran dan hadist.

Kalo kemudian ada satu dua orang ulama yang membangun opini diluar "aqidah" itu dan apalagi tidak bersumber dari Quran dan hadist kemugkinan besar itu tertolak sekalipun penpatat itu berasal dari ulama yang kaliber dan mupuni.

Tapi lebih dari itu, dalam topik ini, apa ada seorang ulama mantan syiah yang menguraikan sebuah fakta sejarah yang tidak otentik keabsahannya - mengalahkan pokok pemahaman ulama syiah soal imamah-sejarah yang berasala dari quran ? ... sepertinya sangat layak diteliti kebenaran ulama itu sendiri sebelum menerima dan mengkaji pernyataannya seperti yang ditulis diatas.

saya sudah juga sedikit sedikit goolling tentang ulama ini dari petunjuk ibnu zaki. Alhasil kesan saya situs situs itu tidak lebih dari seperti situs situs yang mendeskriditkan syiah berhbahasa indonesia seperti hakekat com. inilahsyiah, syiah indonesia.com dan sebagainya. cuman yang ini pake bahasa arab dan lebih bagus webnya

salam "FIKTIF"
Kiriman 9
Alfan Arrasuli membalas kiriman Arsyulpada 30 Mei 2009 jam 21:30
Yang saya heran mengapa orang - orang selalu muncul dan tersenyum dengan kedengkian apabila menemukan sesuatu yang dapat menjatuhkan lawan bicaranya ya? Islamikah sikap seperti itu?.. dan apabila dia kehabisan kata - kata lalu menghilang bagai ditelan bumi.. menemukan topik baru yang masih segar.. langsung semangat untuk menjatuhkan dan mencari kelemahan.. untuk kemudian kalah dan lari lalu menunggu topik lain lagi... alangkah indahnya perangai seperti itu.. sangat - sangat terpuji.. belum terbukti sudah menyebut fakta yang sangat menarik.. memang luar biasa menarik.. menambah keraguan saya atas sikap pribadi - pribadinya yang sangat santun..
Kiriman 10
Yayan Sopyani Al-Hadi menulispada 31 Mei 2009 jam 2:39
mudah-mudahan kita terhindar dari kekejian Saif bin Umar modern yang menciptakan cerita-cerita fiktif...
Kiriman 11
Ifadah Amalia menulispada 31 Mei 2009 jam 2:59
Perlu saya tambahkan keberhasilan syiah menggulingkan "syiah": Imam Khumaini (ra) menggulingkan Raja zalim Reza Pahlavi. Org2 "Syiah" yg berpenyakit itu adalah syiah Raja Reza Pahlavi.

Bisa bhs arab tak jaminan menjadi org baik. Di Saudi banyak org pinter bhs arab tapi moralnya bejat.

Teman2 tak perlu terlalu musingin informasi dari pak Ibnu Zaki. Karena soal syiah tergantung pada pendefinisian siapa sbnrnya syiah itu? Kl mengukur syiah dari cara ibadahnya, maka banyak syiah yg bukan syiah.
Kiriman 12
Ifadah Amalia menulispada 31 Mei 2009 jam 3:02
Di dunia banyak syiah yg bukan syiah. Dan sunni yg bukan sunni. Org bisa bhs arab tak paham makna bhs arab.
Kiriman 13
Tuti Jawa menulispada 31 Mei 2009 jam 3:15
Sunni yg bukan sunni adalah mereka yg tak kenal Ahlul bait Nabi saw. Sunni yg tak berjemaah adalah yg tak punya imam. Bagaimana mereka menjadi Ahlussunnah waljama'ah padahal tak punya Imam, mana mungkin berjema'ah tanpa Imam. Dan mana mungkin berimam tanpa mendeladani Ahlul bait Nabi saw.

Syiah yg bukan syiah adalah mereka yang tak menteladani Ahlul bait Nabi saw. Umar bin Khottob adalah org yg pertama kali berbaiat kepada Imam Ali di hadapan Rasulullah saw di Ghadir Khum, tapi ia bukan syiah karena tak patuh dan tdk menteladani Ahlul bait Nabi saw.

Syiah2 Umar banyak sekali di dunia ini, syiah di lisan tapi prilaku bukan. Lihat saja prilaku Umar walaupun ia telah berbaiat kepada Imam Ali (as).
Kiriman 14
Ibnu Zaki menulispada 01 Juni 2009 jam 5:08
btw setelah saya teliti lagi, paling tidak dua hal paling terakhir dari isu di atas, merupakan sebuah rangkaian peristiwa sejarah yang layak dipertimbangkan kesahihannya.

itu secara jelas, direkam juga oleh tinta para sejarawan awal abad Islam. siapa yg lupa ingatan, bahwa benar Imam Hussein & Imam Zaid bin Ali bin Husein bin Ali bin Thalib as, sama2 dikhianati oleh mereka yang mengakui para pengikut setianya. sehingga, hasil akhir dari petualangan martir k dua Imam ini adalah gugur syahid d medan peperangan u/membela risalah keadilan Islam melawan kezaliman. pertanyaan saya, adakah Imam Zaid as ataupun Imam Husein as itu mengobarkan revolusi Islam melawan kerajaan despostik bani Umayah demi sebuah ideologi agama yang bernama SYI'AH IMAMAH 12 ?

saya pikir, tidak sama sekali. bahkan Imam Hasan as, saja tak memberikan contoh demikian. haram bagi seorang Imam yang katanya maksum u/memberikan jabatan Imamah/kepemimpinan kepada seorang sosok yg dia tau sendiri sama sekali tak laik. Imam Hasan as, pun berani berbuat seperti itu karena memiliki jaminan hukum di atas kertas yang mensyaratkan asas "demokrasi" bagi suksesi kepemimpinan setelah raja mu'awiyah. sayang sekali, kesepakatan ini pun dikhianati.

lalu yang akhirnya sama2 menjadi korban kezaliman politik itu adalah umat Islam secara keseluruhan. jadi bagi saya, tak hanya kelompok "syi'ah" tapi juga kelompok "sunna."

adapun 4 point pertama dari isu di atas, saya belum lagi menemukan sejarah yang benar2 konkrit. hanya ada semacam bayangan redup, itupun hanya sekelebatan, sekilas. karenanya, saya belum berani menyimpulkan pendapat saya secara tegas.

regards,
Zaki
Kiriman 15
Ibnu Zaki menulispada 01 Juni 2009 jam 5:31
@ifadah

sebagaimana di Indonesia banyak orang bejad, begitu pula di Iran sana banyak berkeliaran orang bejad yang nota bene bermazhabkan syi'ah 12. saya rasa, hukum ini universal. eksistensi baik & buruk, takkan pernah bisa diukur oleh standar penilaian rasis yang sektarian. kecuali ketakwaan, tak ada lagi yang pantas dijadikan ukuran standar kebenaran absolut.

oya, btw sejak kapan keimanan/kepercayaan/keyakinan seseorang bisa mencegahnya dari perbuatan lacur? saya harus menyepakati, bahwa bahasa apapun adalah benar takkan memiliki jaminan apa2 u/membuat seseorang menjadi lebih baik & saleh.

tetapi, apa yang harus disepakati kemudian adalah benar jg bahwa Islam kita diturunkan melalui mediasi bahasa arab. jadi mau nggak mau, suka nggak suka, kita pun harus berusaha memahami maknanya dengan benar. sebab salah memaknai, boleh jadi salah pula pemahamannya.
Kiriman 16
Ibnu Zaki menulispada 01 Juni 2009 jam 5:54
@Tuti

Tuti, terus terang saja, perkataan anda itu terlalu tinggi u/level saya. boleh anda lebih sederhanakan lagi? lalu tanya saya ; apa bedanya sunna yg meneladani ahlul bait dengan syia yang tak meneladani Ali/Imam Hasan/Imam Husein/Imam Zaid bin Ali bin Husein bin Ali bin Abi Thalib? lalu menurut anda, sama ngga antara jamaah spiritualis dengan jamaah politis (atau, kepemimpinan politis dengan spiritualis)? jika tak sama, bedanya apa? trus, makna apa yg anda pahami soal term baiat Itu? Dan perasaan saya belum pernah menemukan hadis manapun dengan redaksi kata ba-ya-'a u/ kasus khum tersebut. menurut anda, redaksinya yakin begitu? dimana dapat saya temukan? mohon petunjuk.

Kiriman 17
Ibnu Zaki menulispada 01 Juni 2009 jam 6:30
@Tigor

pertama, "orang syi'ah" (mengikuti cara anda pake tanda curek) atau Imam Ali ra, yang melihat dogma 12 itu sebagai kemapanan teologis asli dari al Quran? ex ; ishmah 12, wilayah 12, wasiat 12, taqiah, ruj'ah, bada', pengharaman shalat jum'atan tempo waktu, khumus u/para sorban hitam sebagai hak "upeti" khusus Imam Hilang, wujudnya sifat ketuhanan/"yang ilahi" para imam (hanya) dari keturunan Imam Husein, dan masih banyak lagi.

terus, yang saya tau situs Indo semacam yang anda sebutkan itu dikelola oleh orang2 yg berafiliasi ke aliran salafiah d Jazirah Arab sana. jelas, pandangannya pun terlalu bias soal kelompok syi'ah 12. itu musuh buyutannya mereka. sbgmana orang syi'ah 12 menganggap orang salafiah itu juga musuh buyutannya no 1, lalu katanya diikuti setan besar amerika setelahnya.

bagi saya, site arab ini justru punya daya tarik lain. paling nggak, level biasnya menjadi berkurang banyak. secara, mereka yang berbicara adalah para bekas tokoh ulama syi'ah 12 d Iran sana. bahkan diantaranya merupakan tokoh marja yang diakui. ini jelas, merupakan sebuah kenyataan yang sangat unik. kenapa 12 menjadi tak lagi seksi & malah mereka tinggalkan? atau, bahkan kadang2 mereka campakkan sekaligus.

mari kita berlomba2 u/menjadi orang yang berakal.

regards
zaki
Kiriman 18
Marlin Tigor menulispada 01 Juni 2009 jam 6:44
Lalu bagaimana Pak Ibnu Zaki ? .. apakah dengan sedikit cuplikan wacana ini seseorang khususnya penganut syiah imam 12 mesti merombak Aqidahnya ? .. tampaknya itu menjadi ganjil ya ? .. fakta sejarah dan argumentasi yang tidak sejalan dengan tema ini jauh lebih banyak sebagai komparasi.

Bagaimanapun, terlepas dari sudut mana memandang sejarah, faktanya ada "perlakuan/treatment" yang sama terhadap para "ahlul bait" tersebut, ini menarik sebab berlaku turun temurun. Tidak ada riwayat para sahabat yang mengalami perlakuan "pembunuhan" seperti keturunan nabi ini. Kita tidak melihat ada upaya menjegalan dan pembunuhan terhadap Abu Bakar dan keturunannya, umar dan keturunannya, usman dan keturunannya, muawiyah dan keturunannya..

Hanya keluarga Ali bin Abi Tholib yang mengalami hal itu. Apakah kemudian itu dibuat oleh orang persia yang selanjutnya menjadi sekte syiah ? ... ha ha ha ha satu argumen yang sangat ganjil sementara mahzab ini mengambil pedoman dari orang-orang yang dibunuhnya.

menurut saya,... ada hal yang lebih "jelas" terhadap soal ini, yaitu "upaya" yang nyata dan terang terangan untuk menghambat-menjegal pertumbuhan AHLUL BAIT khususnya Imam Ali, Fatimah, Imam Hasan, dan Imam Husein (shalawat untuk mereka sampai akhir zaman).

Siapa aktor inteleqtual dibalik ini ? .. apa motivasi orang persia ? ... mengapa yazid itu begitu bodoh memerintahkan pembunuhan terhadap huseiin gara-gara orang kufah ? .. mengapa bukan orang kufah itu yang dihabisi yazid ?
toh setelah itu terjadi "orang orang persia" tidak memperoleh bagian apa apa dan peran apa apa....

Lalu mengapa kita mengabaikan peran Abu Bakar, Umar, Usman, Thalha, Zubair, Muawiyah yang nyata nyata keterlibatan mereka kepada Ahlul bait tercatat dalam kitab hadist sunny maupun syiah ? ....









Kiriman 19
Yasser Tegal menulispada 01 Juni 2009 jam 13:21
Saya sering mengikuti alur diskusi mengenai sunni syiah di internet. Jauh lebih beragam dan dinamis ketimbang di buku-buku yang bertebaran di gramedia.

tidak jarang isu-isu baru ditebarkan, namun sayangnya isu itu tidak substantif atau isu itu ditebarkan untuk mengalihkan isu-isu yang lebih substantif dan ilmiah.

Mengenai adanya penamaan anak Ali bin Abi Thalib dengan nama Abu Bakar, Umar, Utsman. Ini kemudian disimpulkan bahwa Ali dan ketiga sahabat Nabi itu ternyata menjalin hubungan mesra.

Namun sayangnya, dalam perjalanan diskusi, argumen yang diajukan hanya bersifat asumtif.

Nampaknya hal ini juga yang terjadi di forum ini. Isu mengenai keluarnya beberapa ulama syiah kemudian itu dikaitkan dengan kesesatan ajaran syiah.

Saya pikir ini perlu pembuktian lebih ilmiah lagi ketimbang hanya menggunakan satu tolak ukur yang sebetulnya tidak substantif.
Kiriman 20
Ibnu Zaki menulispada 01 Juni 2009 jam 15:11
@Tigor

btw perasaan, saya tak sedang memaksa para pengikut 12 itu agar mengubah keyakinan dogmatiknya secara instant. suruhan seperti itu jelas absurd. jika pun ada, maka hanya orang gila saja yang langsung mau menelanjangi kepribadiannya dengan sangat vulgar. Dan tampaknya, ini akan menjadi penilaian tersendiri u/sebuah keyakinan religius selama lebih dari 1200 tahunan semenjak ketiadaan Imam Hilang.

apa yang menjadi concern saya bukan pada soal fakta conversinya itu kawans. jika itu dijadikan landasan keberpihakan baru yang katanya tak bias, maka sejatinya cukup ironis. lalu apa peran akal logika pada kasus2 semacam ini? kecuali taklid buta, saya tak menemukan referensi term baru yang mewakili keberpihakan seperti ini. itu artinya, akan sama dengan seekor keledai yang masih saja memikul beban berat dogma "pengetahuan" tanpa mampu memahami apa pun. benar2 tampak ganjil bukan?

Tigor, yang menjadi persoalan adalah pemahaman asumtif anda soal treatment itu pada AB. tanya saya ; apa fakta konspirasi mereka semacam orang2 yang anda sebutkan itu pada keturunan AB? kecuali asumsi, dongeng mitos, teori, dugaan & perasaan, kenyataan faktualnya sugguh jauh dari apa yang anda bayangkan. sebuah argumen mitologis yang hanya seperti rumah laba-laba. seolah normatif-historis nan kokoh namun rapuh.

saya sendiri punya pandangan lain soal itu. seperti kata saya d atas, keseluruhan umat menjadi korban politis dari strategi kepentingan ideologis yang drencanakan matang oleh beberapa konspirator yang saling berhubungan—barisan sakit hati orang2 dinasti Syahnasyah persia, dinasti Umayah, dinasti Buwaihiah yg syi'ah 12, & terakhir, imperium roma timur. (check karya DR. Musa al Musawy - putra dari salah seorang marja besar syi'ah 12 Irak tempo waktu, Abu Hasan). keterkaitan silang semacam ini saling berhubungan erat. intinya permainannya, legalkan standar umum chaos theory, adu dombakan pihak2 yg bertikai, lumpuhkan perlawan mayoritas ummat Islam yang kala itu selalu di bawah bendera para Imam AB semisal Imam Zaed, Muhammad bin Abdilla Al Nafs Zakiah, Ibrahim bin Abdillah, Muhammad bin Hanafiah, Hasan bin Hasan, Imam Yahya dll. silakan anda cek, revolusi2 itu datangnya dari mana? apa hanya dari para "pengikut" 12? malah sebaliknya, saya justru menemukan kenyataan ganjil disekitar para "pengikut" 12 itu terkait dengan sistem revolusi Islam yang sedang digoyangkan oleh para Imam AB, melawan kezaliman beberapa pihak terkait d atas.

bung tigor, anda pikir anda tau siapakah Imam Ja'far itu? apa tanggapan anda terhadap perkataan beliau yang maha maksum ; ولدني أبو بكر مرتين
؟ lagi pula saya tak meliat adanya upaya2 penjegalan yang seperti anda katakan nyata itu di balik fakta2 yg saya sodorkan. setidaknya fakta Imam Ali as, Imam Hasan & Imam Husein adalah sungguh terlalu kentara u/diabaikan begitu saja. lalu, apa iya pertanyaan anda itu benar? saya malah bingung. masa gara2 orang kufah yang kebanyakan persian itu Yazid lalu membunuh Imam Husein? apa hubungannya? pertanyaannya barangkali harus diralat begini ; peran orang2 kufah yang mengaku sebagai "pecinta" 12 itu macam apa di dalam pembunuhan Hussein oleh Yazid? atau juga, di dalam peristiwa martirnya Imam Zaid as? itu baru boleh dibaca di dalam kenyataan sejarah yang paling maha valid.

jadi menurut saya, mari kita pelajari lagi semuanya dengan akal sehat.

regards,
zaki




Kiriman 21
Ibnu Zaki menulispada 01 Juni 2009 jam 15:17
@Yasser Tegal

tampaknya saya harus menyepakati anda dalam beberapa hal, bahwa benar—apa yang mencuat itu sering kali merupakan sebuah isu yang kurang substantif dengan beberapa argumentasi yang asumtif pula.

intinya benar juga, bahwa "perlu pembuktian lebih ilmiah lagi ketimbang hanya menggunakan satu tolak ukur yang sebetulnya tidak substantif."

regards
Kiriman 22
Usman Ghalib menulispada 01 Juni 2009 jam 15:33
Org2 syiah beda jauh antara prilakunya, ucapan dan keyakinannya. Bagaimana bisa mengaku pengikut Nabi saw dan keluarganya? Apakah prilaku keluarga Nabi saw seperti prilaku org2 syiah? Itu mustahil.

Nabi saw dan keluarga Nabi tdk pernah mengecam sahabat2 yg dimuliakan oleh Allah SWT, sementa org2 syiah suka mengecam mereka. Bagaimana prilaku itu prilaku yg mulia di sisi Allah SWT.

Ayo tunjukkan siapa keluarga Nabi saw yg suka ngecam sahabat? Prilaku kalian jangan konyol seperti prilaku ahli neraka.
Kiriman 23
Marlin Tigor menulispada 01 Juni 2009 jam 19:15
@ Ibnu Zaki,...DR. Musa al Musawy itu yang mengarang buku "mengapa saya keluar dari syiah" ya ? .... sekarang menjadi agak jelas kemana pegangan anda dalam menilai syiah. :)). Tidak apalah... sekaligus saya tegaskan saya menolak mempelajari lagi dengan akal sehat melihat referensi anda. Mohon maaf. Siapa Dr. Musa Al musawai itu tidak jelas sampai sekarang dan isinya kontradiktif dengan pandanga ulama syiah dan kitab kitab syiah yang diakui.

Dari awal diskusi ini saya sudah sedikit menyinggung, ada paradigma yang perlu diluruskan dalam menilai syiah. mungkin kurang tegas, bahwa fakta sejarah hanyalah tidak lebih dari dukungan FAKTA YANG MENGUATKAN mengapa mahzab syiah itu ada.

Artinya, masih banyak dalil dalil yang berhujjah pada Al-quran dan Hadist yang menjadi dasar mahzab syiah. Bagi orang orang berakal dan jujur dalam menilai sebuah mahzab, dalil itu tidak bisa ditolak. TANPA ADANYA KEJADIAN SEJARAH, MAHZAB SYIAH ITU MASIH BISA DIBUKTIKAN KEBENARANNYA BERDASARKAN KAIDAH KAIDAH PENENTUAN SEBUAH MAHZAB. ADALAH KECEROBOHAN SEJARAH KEMUDIAN TERNYATA PARA AHLUL BAIT INI MEMPEROLEH TREATMEN YANG MENDUKUNG MAHZAB ITU SENDIRI.

Contoh : Mengapa Syiah menjadikan pemimpin (IMAMAH) sebagai aqidah mereka : mereka berhujjjah pada Alquran dan hadist yang muktabar ;

Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dau taatilah Rasul dan orang-orang yang punya otoritas (ulil amri) di antara kalian. (QS. an-Nisa : 59).

.............. “Sesungguhnya, Aku akan menjadikan Mu Imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata, “(Dan aku mohon juga) dari keturunanku .”Allah berfirman, “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang zalim.
(QS. al-Baqarah : 124}

Diriwayatkan oleh Jabir bin Samurah, “Aku mendengar Nabi SAW berkata, Akan ada dua belas pemimpin (amir).’ Kemudian ia mengucapkan sebuah kalimat yang tidak kudengar. Ayahku berkata, ‘Nabi SAW menambahkan, ‘Mereka semua berasal dari Quraisy.” (Musnad Ahmad ibn Hanbal, jilid 5, hal. 106 )

Diriwayatkan dari Jabir bin Samurah, “Nabi SAW berkata, ‘Masalah (kehidupan) tidak akan berakhir, sampai berlalunya dua belas khalifah.’ Kemudian beliau membisikkan sebuah kalimat. Aku bertanya kepada ayahku apa yang Nabi katakan. Ia menjawab, ‘Nabi berkata, “Semuanya berasal dari Quraisy.”(Shahih Muslim, Arab, Kitab al-Imaran, 1980, edisi Arab Saudi, jilid 3, hal. 1453, hadis 6; Shahih Muslim, Inggris, bab DCCLIV (Orang-orang tunduk kepada Quraisy dan Kekhalifahan adalah Hak Quraisy), jilid 3, hal. 1010, hadis 4.478).

ITU SALAH SATU CONTOHNYA. MANA YANG MESTI KITA DAHULUKAN ? HUJJAH ALQURAN DAN HADIST ATAU PENDAPAT ULAMA SEKALIPUN ITU MENGAKU MANTAN ULAMA SYIAH ? ...

JADI, MEMBANGUN RUMAH LABA LABA ITULAH YANG TIDAK BERHUJJAH PADA ALQURAN DAN HADIST SEKALIPUN ITU TERLIHAT PANJANG LEBAR, ILMIAH, BERGELAR ULAMA DAN DIDUKUNG FAKTA SEJARAH.





Kiriman 24
Ibnu Zaki menulispada 01 Juni 2009 jam 20:37
@TIGOR

aneh ya, kok saya malah ga menemukan karya beliau yang berjudul ; "mengapa saya keluar dari syi'ah?' seperti yang anda sebutkan di atas itu. btw anda menemukan referensi itu dari mana? mohon petunjuk. atau, jangan2 cuma dugaan anda & perasaan lagi? ironis betul jika memang pemberangkatan judge anda dari sana. bahkan, anda sama sekali menyerah sebelum bertempur. u/sekedar tau biografinya saja standar anda hanya dugaan. but dats oks itu bukan problem saya. "wa qul al hak min rabbikan fa man syaa fal yakfur wa man syaa falyumin billah Inna 'atadna li al dzalimin al nar." jika pilihan anda memang ingin tak mengakui nalar sehat, itu sejelasnya adalah pilihan anda yang beradab.

ini sebagian dari karya 2 beliau :

1. min al kindy ila ibn rusyd cetakan beirut (1972)
2. iran fi rub qar cetakan beirut (1972)
3. qawaid falsafiyyah cetakan najf al asyraf (1977)
4. al jadid fi falsafah Shadr al Din cetakan bagdad (1978)
5. min Sahruwardi ila Shadr al Din cetakan beirut (1980)
6. falasifah urubiyyun cetakan beirut (1980)
7. al tsaurah al baisah cetakan Los Angeles (1983)
8. al syi'ah wa al tashih cetakan Los Ageles (1983)

::

cucu Imam Akbar Sayyid Abu Hasan Al Musawi Al Asfahan.

meraih program doktoral Kompilas Hukum Islam di universitas Tehran (1955)
meraih program doktoral Filsafat Universita Sorbonne Perancis (1959)
menjadi Prof Ekonomi Islam Universita Tehran (60 - 62)
menjadi Prof Filsafat Islam universitas Baghdad (68 - 78)
Prof tamu di Germany
Prof terbang di Libya
Prof peneliti di Universitas Harvard ( 75 - 76 )
Prof kehormatan di Universitas Los Angeles (1978 )

tigor, mau yang komplitnya lagi? anda ini aneh. asbun saja mengakatakan bahwa sosok DR Musa al Musawi itu ngga jelas. masih mending kalo anda cukup mengatakan bahwa anda tidak tau. itu akan lebih terhormat dari pada menuduhnya sebagai sosok yang tidak jelas. pantas saja anda memilih untuk tak menghargai akal sehat. alih2 berusaha tau, malah menuduhnya macam2. bukan apa2, beliau mungkin tak membutuhkan pengakuan anda. tapi setidaknya, coba hargai eksistensi beliau di dunia keilmuan dunia. sudah tak tau, salah, marah2 pula. aneh.

Dan btw semua argumentasi normatif yang anda sitir itu tak satu pun memiliki indikasi yang pasti soal imam 12 pilihan Tuhan. kecuali hanya tafsiran sektarian belaka atas teks2 itu, apa lagi yg anda miliki? tak ada.

jadi sekali lagi benar, bahwa "MEMBANGUN RUMAH LABA LABA ITULAH YANG TIDAK BERHUJJAH PADA ALQURAN DAN HADIST SEKALIPUN ITU TERLIHAT PANJANG LEBAR, ILMIAH, BERGELAR ULAMA DAN DIDUKUNG FAKTA SEJARAH."

regards,
zaki




Kiriman 25
Alfan Arrasuli menulispada 01 Juni 2009 jam 21:05
Sudahlah... yang jelas kenyataannya Imam ke 12 telah muncul dan kita semua sedang menunggu kemunculannya setelah ke Ghaiban Kubra. Ditengah penantian singkat ini mengapa kita masih saja dibutakan oleh Dunia yang Fana ini?

“Barangsiapa yang mati tanpa mengetahui dan taat kepada Imam zamannya, maka dia mati dalam keadaan jahiliyyah.”
(HR.Muslim ; Shahih Muslim jilid 6, hal.22 ; Sunan al Baihaqi jilid 8 hal.156 ; Tafsir Ibnu Katsir jilid 1, hal.517 ; al Majma al Haitsami jilid 5, hal.218 ; Sunan Abu Daud ; Musnad Ahmad bin Hambal, jilid 3, hal.446 ; dan lain-lain)

Menurut pendapat para ahli sejarah dan hadis, Imam Mahdi as dilahirkan pada malam Jumat, 15 Sya’ban 255 atau 256 H. Ayahanda beliau adalah Imam Hasan al-’Askari dan ibunda beliau—menurut beberapa riwayat—bernama Narjis, Shaqil, Raihanah, atau Susan. Akan tetapi, beragamnya nama yang dimiliki oleh ibunda beliau ini tidak mengindikasikan keberagaman diri sebagai seorang wanita. Karena, tidak menutup kemungkinan beliau memiliki nama-nama yang beragam sebagaimana layaknya orang-orang besar lainnya. Tempat kelahiran beliau adalah Samirra`, sebuah kota besar di Irak dan pada masa kekhilafahan Bani Abbasiah pernah menjadi ibu kota kerajaan. Muhammad Kazhim al-Qazwini, al-Imam al-Mahdi min al-Mahd ilâ azh-Zhuhûr, hal. 22-23.

Silsilah nasab beliau secara terperinci adalah Muhammad al-Mahdi bin Hasan al-‘Askari bin Ali al-Hadi bin Muhammad al-Jawad bin Ali ar-Ridha bin Musa al-Kazhim bin Ja’far as-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali as-Sajjad bin Husain as-Syahid bin Ali bin Abi Thalib as.

Kelahiran beliau adalah sebuah realita yang tidak dapat dipungkiri. Banyak sekali bukti historis dan tekstual yang menegaskan hal itu.

Imam Ja’far ash-Shadiq as berkata: “Tidak akan meninggal dunia salah seorang dari kami kecuali ia akan meninggalkan seseorang yang akan meneruskan missinya, berjalan di atas sunnahnya dan melanjutkan dakwahnya.” Ushûl al-Kâfî, jilid 1, hal. 397.

Hakimah, bibi Imam Hasan al-‘Askari as pernah menggendong beliau dan melihat di bahu sebelah kanannya tertulis “Kebenaran telah datang dan kebatilan telah sirna”. (QS. Al-Isrâ`: 81).

Kurang lebih enam puluh lima ulama Ahlussunnah dalam buku-buku mereka juga menegaskan hal itu. Syeikh Najmuddin al-‘Askari dalam bukunya al-Mahdi al-Mau’ûd al-Muntazhar menyebutkan empat puluh nama mereka dan Syeikh Luthfullah ash-Shafi dalam bukunya Muntakhab al-Atsar menyebtukan dua puluh enam nama. Untuk telaah lebih luas mengenai hal ini,silakan merujuk ke buku al-Imam al-Mahdi min al-Mahdi ilâ azh-Zhuhûr, karya Allamah Muhammad Kazhim al-Qazwini, hal. 97-100, cetakan pertama, penerbitan an-Nur, Beirut. Di antara mereka adalah:

a. Ali bin Husain al-Mas’udi. Ia menulis: “Pada tahun 260, Abu Muhammad Hasan bin Ali bin Muhammad bin Ali bin Musa bin Ja’far bin Muhammad bin Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib as meninggal dunia pada masa kekhilafahan al-Mu’tamid al-Abbasi. Ketika meninggal dunia, ia baru berusia dua puluh sembilan tahun. Ia adalah ayah Mahdi al-Muntazhar.” Murûj adz-Dzahab, jilid 4, hal. 199, cetakan Mesir 1377 M.

b. Syamsuddin bin Khalakan. Ia menulis: “Abul Qasim Muhammad bin Hasan al-‘Askari bin Ali al-Hadi bin Muhammad al-Jawad adalah imam Syi’ah yang kedua belas. Julukannya yang terkenal adalah al-Hujjah. Syi’ah menjulukinya dengan al-Muntazhar, al-Qâ`im dan al-Mahdi. Ia dilahirkan pada hari Jumat, 15 Sya’ban 255. Ketika ayahnya meninggal dunia, usianya baru lima tahun. Nama ibunya adalah Khamth, dan menurut pendapat sebagian ulama, Narjis.” Tarikh Ibnu Khalakan (Wafayât al-A’yân), jilid 3, hal. 316, cetakan Mesir, Maktabah an-Nahdhah al-Mishriyah.

c. Syeikh Abdullah asy-Syabrawi. Ia menulis: “Imam kesebelas adalah Hasan al-‘Askari. Ia lahir di Madinah pada tanggal 8 Rabi’ul Awal 232, dan pada tanggal 8 Rabi’ul Awal 260 meninggal dunia pada usia dua puluh delapan tahun. Cukuplah menjadi sebuah kebanggaan baginya bahwa ia adalah ayah Imam Mahdi al-Muntazhar … Mahdi dilahirkan di Samirra` pada malam nishfu Sya’ban 255, lima tahun sebelum kewafatan ayahnya. Dari sejak dilahirkan, ayahnya selalu menyembunyikannya dari pandangan umum karena beberapa problem (yang menuntut) dan kekhawatiran terhadap ulah para khalifah Abbasiah. Karena Bani Abbas selalu mencari-cari keluarga Rasulullah dan menjatuhkan hukuman terhadap mereka, membunuh atau menggantung mereka. Hal itu dikarenakan mereka berkeyakinan bahwa dinasti kerajaan mereka akan musnah di tangan keluarga Muhammad. Yaitu, di tangan Imam Mahdi as. Dan mereka mengetahui realita ini dari hadis-hadis yang mereka dengar dari Rasulullah SAWW.” Al-Ittihâf bi Hubb al-Asyrâf, hal. 178, cetakan Mesir 1316 H. menukil dari al-Mahdi al-Mau’ûd al-Muntazhar, karya Syeikh Najmuddin Ja’far al-‘Askari, jilid 1, hal. 200-201, cetakan Beirut 1397 H.

d. Syeikh Abd. Wahhab asy-Sya’rani. Ia menegaskan: “Mahdi adalah salah seorang dari putra-putra Imam Hasan al-‘Askari as. Ia dilahirkan pada malam nishfu Sya’ban 255. Ia hidup (hingga sekarang) sehingga ia berjumpa dengan Nabi Isa as (kelak).” Al-Yawâqît wa al-Jawâhir, hal. 145, cetakan Mesir 1307 M.

e. Syeikh Sulaiman al-Qunduzi al-Hanafi. Ia menulis: “Satu berita yang pasti dan paten di kalangan orang-orang yang dapat dipercaya adalah, bahwa kelahiran al-Qâ`im terjadi pada malam nishfu Sya’ban 255 di kota Samirra`.” Yanâbî’ al-Mawaddah, hal. 452, menukil dari al-Mahdi al-Mau’ûd, jilid 1, hal. 212-213.

Kehidupan politik di zaman heliau sarat dengan kekacauan, fitnah dan pergolakan yang terjadi di mana-mana. Keadaan ini dilukiskan oleh Thahari: "Pada masa pemerintahan al-Mukhtadi seluruh dunia Islam dilanda oleh fitnah".(Tarikh Thabari, Jilid VII hal 359)


Dalam situasi seperti inilah, Imam akhirnya ghaib dan hanya beberapa orang saja yang bisa menermuinya. Keghaiban Imam Mahdi terdiri dari dua periode; Ghaib Sughra dan Ghoib Kubra. Ghaib Sughra berlangsung sejak kelahiran beliau tahun 225 H, semasa hidup ayahnya. Pada masa Ghaib Sughra ini beliau hanya bisa ditermui oleh empat orang wakilnya yaitu:


1. Utsman bin Said al-Umari al-Asadi.
2. Muhammad bin Utsman bin Said al-Umari al-Asadi, wafat tahun 305 H.
3. al-Husein bin Ruh al-Naubakti, wafat tahun 320 H.
4. Ali bin Muhammad al-Samir, wafat 328/329 H.

Keghaiban Sughra ini berlangsung selama 70 tahun. Sedang Ghaib Kubra terjadi sejak wafatnya wakil Imam yang keempat, Ali bin Muhammad Al-Samir, hingga Allah mengijinkan kemunculannya. Dalam masa Ghaib Kubra ini terputuslah hubungan beliau dengan para pengikutnya. Semoga Allah mempercepat kemunculannya. Amin Ya Rabbal 'Alamin.


Terimakasih :)
Kiriman 26
Alfan Arrasuli menulispada 01 Juni 2009 jam 21:09
Manipulasi Hadis oleh Musuh Allah

Ketika kita merujuk kepada buku-buku referensi hadis dan sejarah, yang kita dapati adalah, bahwa Imam Mahdi as adalah putra Imam Hasan al-‘Askari, sebagaimana hal itu dapat kita simak pada sekilas pembahasan di atas. Akan tetapi, kita akan menemukan satu hadis dalam buku-buku referensi Ahlussunnah yang berlainan dengan hadis-hadis tersebut. Di dalam hadis ini terdapat penambahan sebuah frase yang—mungkin—memang disengaja untuk memanipulasi dan menciptakan keraguan dalam menilai hadis-hadis tersebut. Anehnya, sebagian orang memegang teguh satu hadis ini dan meninggalkan hadis-hadis lain yang lebih dapat dipercaya, mungkin karena hadis itu sejalan dengan ide dan kiprah politik-sosialnya.


Hadis itu adalah sebagai berikut:


Diriwayatkan dari Abu Daud, dari Zaidah, dari ‘Ashim, dari Zurr, dari Abdullah, dari Nabi saw bahwa beliau bersabda, “Seandainya tidak tersisa dari (usia) dunia ini kecuali hanya sehari, niscaya Allah akan memanjangkan hari itu hingga Ia membangkitkan seseorang dariku (dari Ahlulbaitku) yang namanya sama dengan namaku dan nama ayahnya sama dengan nama ayahku . Ia akan memenuhi bumi ini dengan keadilan sebagaimana ia telah dipenuhi oleh kezaliman dan kelaliman.”

Hadis di atas tidak dapat kita jadikan pijakan, baik dari sisi sanad maupun dari sisi kandungan. Dari sisi sanad, hadis ini diriwayatkan dari Zaidah. Jika kita merujuk kepada buku-buku ilmu Rijal, akan kita dapatkan bahwa semua nama Zaidah memiliki catatan negatif dalam sejarah hidupnya; Zaidah bin Sulaim adalah seorang yang tidak diketahui juntrungannya (majhûl), Zaidah bin Abi ar-Ruqad adalah seorang yang lemah (dha’îf), menurut Ziyad an-Numairi dan hadisnya harus ditinggalkan, menurut Bukhari, dan Zaidah bin Nasyid tidak dikenal kecuali melalui riwayat putranya darinya, menurut Ibnu al-Qatthan. Sementara Zaidah (dengan tidak disebutkan nama ayahnya), hadisnya harus ditinggalkan, menurut Abu Hatim dan hadisnya tidak bisa diikuti, menurut Bukhari, atau ia ahli dalam menyisipkan kata-kata baru ke dalam hadis, menurut sebagian ulama Rijal. yamsuddin Ahmad bin Muhammad adz-Dzahabi, Mîzân al-I’tidâl, jilid 2, hal. 52; al-Imam al-Mahdi min al-Mahd ilâ azh-Zhuhûr, hal. 24.


Dari sisi kandungan, tidak hanya Zaidah yang meriwayatkannya dari jalur Zurr. Bahkan, ada beberapa jalur lain selaian Zaidah, dan hadis-hadis itu tidak memiliki tambahan “dan nama ayahnya sama dengan nama ayahku”. Dari sini dapat diketahui bahwa tambahan frase tersebut adalah ulah tangan Zaidah.


Di samping itu, hadis-hadis yang diriwayatkan dari Rasulullah saw mengenai Imam Mahdi as tidak memiliki tambahan frase tersebut. Ditambah lagi ijmâ’ Muslimin yang menegaskan bahwa Imam Mahdi adalah putra Imam Hasan al-‘Askari as. Al-Hâfizh al-Kanji as-Syafi’i menulis, “Semua hadis yang datang dari saw tidak memiliki tambahan frase ‘dan nama ayahnya sama dengan nama ayahu’. … Tirmidzi telah menyebutkan hadis tersebut dan tidak menyebutkan frase ‘dan nama ayahnya sama dengan nama ayahku’, dan di dalam kebanyakan hadis-hadis para perawi hadis yang dapat dipercaya hanya terdapat frase ‘namanya sama dengan namaku’. Pendapat penentu dalam hal ini adalah, bahwa Imam Ahmad bin Hanbal dengan ketelitiannya telah meriwayatkan hadis tersebut di dalam Musnadnya di beberapa kesempatan, dan ia hanya menyebutkan frase ‘namanya sama dengan namaku’.” Al-Imam al-Mahdi min al-Mahd ilâ azh-Zhuhûr, hal. 24 menukil dari al-Bayân fî Akhbâr Shâhib az-Zamân, hal. 93-94.


Yang perlu kita simak di sini adalah mengapa penambahan frase itu harus terjadi? Adakah tujuan tertentu di balik itu? Minimal ada dua kemungkinan di balik penambahan frase tersebut: Pertama , ada usaha untuk melegitimasi salah satu penguasa dinasti Abbasiah yang bernama Muhammad bin Abdullah. Ia memiliki julukan al-Mahdi, dan dengan hadis picisan tersebut mereka ingin mengaburkan opini umum tentang al-Mahdi yang sebenarnya.Kedua , ada usaha untuk melegitimasi Muhammad bin Abdullah bin Hasan yang memiliki julukan an-Nafs az-Zakiyah (jiwa yang suci). Karena ia memberontak kepada penguasa Bani Abbasiah waktu itu, para pembuat hadis itu ingin memperkenalkannya—sesuai dengan kepentingan politis-sosialnya—kepada khalayak bahwa ia adalah al-Mahdi yang sedang ditunggu-tunggu. Ibid. hal. 25.

Mudah - mudahan Bermanfaat.. :)
Kiriman 27
Alfan Arrasuli menulispada 01 Juni 2009 jam 21:26
Rasulullah Saww Nabi penutup akhir zaman.. Imam Mahdi pun telah turun.. sekarang pilihannya cuma dua.. berada disisi Imam Mahdi as untuk menegakan Agama Islam yang Allah Ridhai atau berjuang bersama Sufyani ?..

Sudah cukuplah sebagai contoh Abu Sufyan melawan Rasulullah Saww.. Muawiyah melawan Imam Ali as dan membunuh Imam Hassan as.. Yazid membunuh Imam Hussain as.. Khalifah Bani Umayah dan Abbasiah melawan Para Imam sampai Imam ke 11 dan pada akhirnya Nabi Isa as melawan Dajjal dan Imam Mahdi as melawan Sufyani..

Kita tinggal menentukan pilihan sendiri...

:)
Kiriman 28
Marlin Tigor menulispada 01 Juni 2009 jam 21:28
Iya pak zaki, ndak tertarik saya. Mohon Maaf. Kalah sebelum bertempur. Otak e ngga nyandak. :)
Kiriman 29
Zoel Fly menulispada 02 Juni 2009 jam 4:45
Ada orang melompat lompat dari satu buku ke buku yang lain
eeh katanya akal sehat.
ada orang mencari sejarah yang hilang dari kitab awal
eeeh ada pula yang mencari dengan mengutak ngatik pake gelar Dokter prof kompor, konyol.
yahh dah banyak bung gelar dimuka bumi ini .
akhir hidup merelakan seni liar .
telajang di dapur gelarnya sendiri
yaaaaa udah kalau Umayyah minded
gitu tu .
ciptakankan saja sejarah baru bung
paling akhirnya hanya bisa jadi Adb at Tamimi ....
hahaha
Kiriman 30
Zoel Fly menulispada 02 Juni 2009 jam 5:00
Bani Umayyah vs Bani Hasyim,
Abu Sofyan vs Rasulullah,
Muawiyyah vs Imam Ali,
Imam Husein vs Yazid b Muawiyyah

kronologi kitab awal dari kedua bela pihak = kedua kelompok ini
memang tidak lah akur .MALAIKAT VS SETAN
eeeh lalu kitab Prof ngeyel seperti abd at tamimi ini
beli kompor 12 sumbu masak ramuan dirumah Umayyah
hasilnya jelas versi SETAN
hahaha
Kiriman 31
Jaoharnur Adnan menulispada 02 Juni 2009 jam 10:03
as. saya jadi ingat,nama yang sama (DR. al Musawy) juga tertulis dalam sebuah buku kecil berjudul "KHOMEINI, REVOLUSI ISLAM ATAU PROVOKASI TERHADAP ISLAM" terbitan sebuah Lembaga pengkajian Islam di Yogyakarta. Di dalam buku itu dia dituliskan sebagai mantan sahabat imam Khomeini yang merasa dikhianati dan dia hijrah ke Amerika Serikat(??????).buku itu menjelek-jelekkan imam Khomeini dan syi'ah berdasarkan info dari orang tersebut.

Hal yang sama tercatat dalam buku "Seminar Sehari ttg Syi'ah". Ketika menceritakan pembunuhan terhadap ulama-ulama suni di Iran oleh orang syi'ah, buku itu mengutip informasi dari orang Iran yang Hijrah ke London(?????).

Juga dalam sebuah majalah anti syi'ah yang menuliskan dukungan iran terhadap zionisme dengan menarik pasukannya dari perbatasan yang mengutipnya dari sebuah media massa di Jerman (?????)

Bukankah kita semua tahu bahwa negara-negara tempat mereka berhijrah tersebut merupakan negara-negara pendukung zionist? mengapa mereka lebih suka berhijrah ke negara-negara tersebut, bukannya ke negara-negara islam yang Lain?

Kembali ke buku "Seminar Sehari ttg Syi'ah" . Di dalam buku tersebut juga dilampirkan salah satu artikel surat kabar yang memuat tragedi bom borobudur yang dilakukan oleh Husein Al Habsi. Anehnya buku tersebut menisbatkannya ke ust. Husein Al Habsi yang tinggal di Bangil (Syi'ah). Padahal saya tahu pasti bahwa pelaksana bom borobudur tersebut (pada saat seminar ini berlangsung 1997 di aula Istiqlal) orang tersebut masih ditahan. Husein ini bukan orang syi'ah dan setelah bebas ia mendirikan salah satu organisasi islam di tanah air.

Jadi ternyata fitnah terhadap syi'ah bukan hanya terjadi di luar negeri tetapi juga di tanah air kita.
Kiriman 32
Faizal Kasim menulispada 02 Juni 2009 jam 15:14
poin-poin yang diajukan pak Zaki terlalu rumit buat saya yang baru mengenal Islam dengans segala literatur. Menelusurinya via terknologi terkini pun yang diperoleh "samar" bagi saya yang lemah dalam bahasa Qur'an, sehingga izinkan saya dengan analisis sederhana;

Ada pendapat yang mansyur tentang kelompok dalam Islam (menurut sunni atau pula kaum yang mengambil Ibn-Taimyah sebagai guru) dalam memandang pembantain Al-Imam Husain as yang saya kutip dari http://www.wahdah.or.id/wis/index.php?option=com_content&task=view&id=1779&Itemid=137

>>Kelompok pertama:
Mereka mengatakan bahwa membunuh Al Husain adalah sesuatu yang benar, karena beliau telah keluar dari pemerintahan yang sah dan akan memecah belah persatuan kaum Muslimin. Mereka mengutip sabda Rasulullah SAWW

“Barangsiapa datang kepada kalian sedang urusan kalian dipimpin oleh seorang imam dan orang itu ingin memecah belah jamaah kaum muslimin makabunuhlahdia”(HR.Muslim)

Menurut mereka Al Husain bermaksud memecah belah persatuan kaum Muslimin. Dalam hadits di atas disebutkan, ”maka bunuhlah siapa pun dia”, maka membunuh Al Husain juga dibenarkan.

Pendapat ini dikemukakan oleh an-Nashibah, yaitu sekelompok orang yang membenci Al Husain dan Ali-radhiyallahu ‘anhuma.

>>Kelompok kedua:
Al Husain adalah imam yang wajib ditaati dan diserahkan segala urusan pemerintahan kepadanya. Inilah pendapat orang-orang Syiah.


>>Kelompok ketiga:
Mereka adalah Ahlussunnah wal jama’ah, mereka berpandangan bahwa Al Husain ? dibunuh secara zhalim. Tapi, beliau bukanlah seorang imam (pemimpin kaum Muslimin). Dan beliau tidak dibunuh sebagai orang yang keluar dari jamaah, namun dibunuh secara zhalim dan gugur sebagai syahid. Rasulullah ? bersabda, “Al Hasan dan Al Husain adalah pemimpin para pemuda di surga.” (HR. Tirmidzy).

yang menjadi tanda tanya bagi saya, dengan kategori seperti itu, bagaimana bisa syi'ah (imamah) yang bahkan dikelompokkan sebagai menaati Imam Ali as dan Keturunan beliau (Husain as), pada perkembangan berikutnya dijelaskan sebagai yang berkhianat?

Hal-hal yang ganjil:
- pada kategori mana dari ketiga di atas yang sesuai bagi para pengikut Imam Husain as yang ikut terbunuh saat penjegalan oleh tentara Yazid?
- pada kategori mana pula dari ketiga di atas buat kaum yang mengaku warga kufah dan mengundang Imam Husain?
- lebih sesuai mana kelompok yang memandang pembantai imam Suci yang pengorbanannya sampai diabadikan penulis non-muslim sendiri, sebagai amirul mukmin?

lalu kira-kira tidak adakah benang merah dari ketiga tipologi kelompok dalam peran sejarah dalam lingkup rentang waktu, kisah, dan pelaku yang sampai ke masing-masing kita untuk mampu mengenalinya?

pikir saya (masih dengan analisa sederhana), setiap pengikut pastlah mewarisi sifat pemimpinnya.

kata2 Imam Baqir as ttg siapa sejatinya Syiah itu:

Jabir bin Abdillah al-Anshari meriwayatkan sebuah hadis dari Imam Abu Ja’far (al-Bâqir) as bahwa beliau pernah berpesan kepadanya seraya berkata, “Apakah cukup bagi seorang Syi’ah untuk mencintai kami Ahlulbait semata? Demi Allah, pengikut (Syi’ah) kami hanyalah orang yang takut kepada Allah dan menaati-Nya. Mereka hanya dikenal, wahai Jabir dengan kerendahan hati, kekhusyukan, menjaga amanat, selalu mengingat Allah, berpuasa, mengerjakan shalat, berbakti kepada kedua orang tua, menenggang rasa para tetangganya yang fakir-miskin, berutang dan yatim, berbicara jujur, membaca al-Qur’an, dan menyetop mulutnya dari membicarakan orang lain kecuali dalam kebaikan. Dan mereka adalah tempat kepercayaan keluarga dan familinya dalam segala sesuatu …”. (Al-Kâfî, jilid 2, hal.74)

maka mengambil contoh tipologi masyarakat dengan pemimpin mereka dalam masyarakat dewasa ini, manakah yang lebih cocok atau setidaknya meneladani dan atau mengingkari ;

"Barangsiapa membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya adalah neraka Jahannam. Dia kekal di dalamnya dan Allah murka kepadanya dan melaknatnya serta menyediakan azab yang besar baginya."
(Qs. An-Nisa : 93).

"Yaitu hari yang tidak berguna bagi orang-orang dzalim permintaan maaf mereka, bagi mereka laknat dan bagi merekalah tempat tinggal yang buruk." (Qs. Al-Mu'min : 52).

"Ingatlah, laknat Allah ditimpakan atas orang-orang yang dzalim."
(Qs. Hud: 18).
Kiriman 33
Ibnu Zaki menulispada 03 Juni 2009 jam 1:15
@Kasim

mari kita check sekali lagi kenyataan sejarah diseputar peristiwa terbunuhnya Imam Husein oleh tentara Yazid atau, sejarah istisyhad Imam Zaid bin Ali bin Husein bin Ali Abi Thalib. siapa yang pertama kali mengundang k wilayah Karbala u/kemudian ditinggalkan oleh mereka para penduduk kota Kufa yg nota bene adalah—katanya, para pendukung Ali yang setia [?] lalu, apa yang terjadi ketika Imam Zaid bin Ali bin Husen bin Ali bin Thalib meminta bantuan para penduduk Kufah yang lagi2—katanya, sebagai kaum 12 pecinta AB [?] kecuali hanya segelintir orang, tak satupun dari mereka yg siap bertempur u/melawan kezaliman dinasti Umayah&para konspirator terkait.

lalu saya pribadi punya catatan tersendiri soal Imamah itu. setidaknya, ada dua hal yang menjadi catatan penting saya. pertama, konsep "ahaqqiyya" (kelebih utamaan) Imam Ali u/menjadi pemimpin tertinggi pasca wafatnya rasulullah saw, sampai konteks tertentu adalah wajar & sesuai dengan indikasi teks2 yang "kurang pasti." tetapi kemudian, hal itu pun tunduk di bawah landasan teks lain yang menguatkan keniscayaan suara ummah sbg ketetapan umum berjamaah. (al syura : 38)

pertanyaan saya : apa posisi Imam Ali as, terhadap keyakinan wajar "ahaqqiya" pribadinya yang bersifat tak ilahiah itu? lalu bagaimana sikap Ali terhadap kekhilafahan sebelumnya? legal konstitusional, atau justru sebaliknya, Ali menganggapnya sebuah konspirasi tingkat tinggi yang karenanya, kekhilafahan pasca rasulullah saw, adalah sebentuk kudeta konspiratif para KAFIR sahabat yang telah membangkang ketetapan teks yang maha ilahi?

kenyataannya, Ali & para sahabat pendukungnya sekalipun, saat itu—sama sekali tak memiliki keyakinan bahwa konsepsi "ahaqqiya" Ali as, adalah bersifat maha ilahi. setidaknya, pandangan ini tetap lurus & wajar dipegang oleh para Imam AB bahkan oleh keturunan non Hussein as. semua kenyataan ini, sekali lagi, tak sampai menafikan legalitas kekhilafahan pasca rasulullah saw, yang Ali sendiri pun mengakuinya begitu konstitusional.

teliti perkataan Ali d bawah ini yg saya ambil dari Nahjul Balaghah ;

إنه بايعني القوم الذين بايعوا أبا بكر وعمر وعثمان على ما بايعوهم عليه فلم يكن للشاهد أن يختار ولا للغائب أن يرد .... وإنما الشورى للمهاجرين والأنصار فإن اجتمعوا على رجل وسموه إماماً كان ذلك لله رضىً، فإن خرج من أمرهم خارج بطعن أو بدعة ردوه إلى ما خرج منه فإن أبى قاتلوه على اتباعه غير سبيل المؤمنين

(juz 3 hal 7)

catatan kedua saya soal ini terkai erat dengan konsepsi Imamah Ilahiah yang sengaja diciptakan oleh sekte syiah Imamiah belakangan saja. bahwa keimamahan Ali itu adalah hak ILAHI yang diKUDETA oleh para KAFIR sahabat sehinggal proses apapun yang dibelakang teks yang serba ilahi ini adalah TERTOLAK.

pertanyaan saya ; semenjak kapan keyakinan ideologis ini timbul & berkembang biak menjadi semacam kredo keimanan dogmatis kelompok 12? sementara, Imam Ali as, Imam Hasan as, Imam Husein as, Imam Zaid as, Imam Muhammad bin Abdilla as, Imam Ibrahim bin Abdillah as & yang lainnya—sama sekali tak menunjukkan fakta historisnya yang valid. bahkan sesungguhnya amat bertolak belakang dengan keyakinan 12.

silakan anda kaji misalnya perkataan Ali sewaktu akan ditunjuk menjadi khilafah pasca terbunuhnya Usman oleh kelompok misterius.

"INNI LAKUM WAZIR KHAIR LAKUM MIN AN AKUNA AMIR"

dimana letak keilahahian hak Ali? tak ada. bahkan Ali & para Imam AB pun mengakuinya demikian. jika ini hak ilahi, maka Ali pun secara tak langsung telah ikut berdosa karena mendiamkan perkara ini. atau, jangan2 ini yang katanya Ali disebut sedang berTAQIAH? jelas bagi saya—jika dipaksakan masuk ke dalam kategori pura-pura, hal itu adalah omong kosong syia Imamiah belaka. sama sekali tak menjelaskan.

maka sesungguhnya, banyak teks historis awal yang bisa saya kemukakan mendukung sikap patritot sejati para Imam AB. saya malah tak tertarik masuk u/menukil beberapa hadis murahan yang diciptakan para oportunis kaum 12 yang melawan mainstrem teoglis sebagai keamanahan & kekokohan pribadi2 para Imam AB.

bdw u/3 kategori yang anda sebutkan itu; pertanyaanya saya khususkan lagi u/point ke dua anda ; berapa orang yang ikut terbunuh sbg martir bersama Imam Husein? 20 ? 100 ? 100.000 ? 200.000? saya tanya lagi, para penduduk kota Kufa yang sebelumnya mengundang Imam Husein as, u/prosesi pembaiatan itu kemana? kira berjumlah berapa orang? tak taukah informasi pergerakaran bala tentara Yazid yg ingin menghadangnya di wilayah Karbala? kenapa sama sekali tak ada persiapan militer u/menyambut sang pemimpin Ilahi Hussein as? mereka tau, situasi sedang begitu gawat & genting. kemana orang2 Kufa yg mengaku mencintai AB itu? berapa jumlah mereka, seluruh waga kota Kufa yg ingin membaiat Imam Hussein as? jujur saja, saya kadang emosi membaca bagian sejarah ini. para pengecut semacam mereka memang tak pantas berdampingan dengan para Imam AB yang maha berani & agung.

regards,
zaki





Kiriman 34
Ibnu Zaki menulispada 03 Juni 2009 jam 1:32
@Rusli

pertanyaan itu saya lemparkan lagi pada anda, siapa aktor di belakang semua peristiwa itu? Yazid? para oportunis sektarian dari kaum 12? kepentingan politik global Imperium Romawi Timur? para barisan sakit hati Dinasti Sasania Persia yang kerajaannya tumpur oleh Umar? atau, semua ikut mengambil perannya masing2 meluluh lantakkan ajaran Islam yang masih "hijau" itu?

regards
zaki

Kiriman 35
Alfan Arrasuli menulispada 03 Juni 2009 jam 1:39
Apakah kira-kira hal-hal yang mendorong terjadinya peristiwa sedemikian tragis yang menggoreskan lembaran hitam dalam sejarah Islam ini? Penjelasan berikut ini akan dapat memaparkan faktor-faktor terjadinya tragedi asyura ini:
Pertama, terpilih dan naiknya orang-orang yang tidak saleh sebagai pemimpin. Sejak Ahlul Bait Nabi a.s. tersingkir dari hak mereka sebagai penerus kepemimpinan Rasul Allah SAWW terhadap umat Islam, maka yang muncul kemudian ialah para pemimpin yang tidak saleh, yang dapat disaksikan dengan jelas sejak munculnya Muawiyah bin Abi Sufyan. Ialah yang kemudian menjadikan pemerintahan Islam sebagai kerajaan yang kekuasaannya diwariskan secara turun temurun. Di dalam sistem kerajaan, seorang putra raja otomatis akan menggantikan ayahnya, meskipun pada kenyataannya ia tidak memiliki kelayakan sebagai pemimpin. Untuk itulah seringkali muncul pemimpin zalim.
Sejarah manusia menunjukkan secara jelas bahwa pemimpin zalim hanya berpikir untuk mempertahankan kekuasaannya dengan cara apa pun, termasuk dengan cara mengumpulkan kekayaan sebanyak-banyaknya dan menguasainya sendirian. Di antara cara mempertahankan kekuasaan pemimpin zalim ialah dengan menyebarkan nilai-nilai kezaliman di kalangan para pejabat pemerintahannya bahkan di tengah masyarakat luas. Untuk itulah pemimpin zalim tidak pernah menyukai orang-orang saleh, bahkan menganggapnya sebagai sumber ancaman terhadap kekuasaannya.
Sejarah juga membuktikan bahwa Muawiyah dan anaknya Yazid, serta mayoritas para penguasa Bani Umayyah, yang disusul kemudian dengan para pemimpin Bani Abbasiyah, adalah jenis pemimpin zalim seperti itu. Akibatnya sudah barang tentu menyebarnya dekadensi moral di sebagian besar lapisan masyarakat, terutama di kalangan para pejabat negara. Ketidakadilan, kesemena-menaan, kejahatan dan ketidakamanan menyebar ke mana-mana. Di antara yang paling parah ialah munculnya diskriminasi rasial di kalangan masyarakat muslim, dan meluasnya ideologi-ideologi sesat yang merusak akidah dan keyakinan Islam. Semua itu benar-benar merupakan ancaman serius bagi ajaran Islam yang murni.
Melihat kondisi buruk itu, yang mencapai puncaknya di zaman Yazid bin Muawiyah, maka sejumlah tokoh Kufah, Irak, yang dulu merupakan pengikut Imam Ali a.s. dan Imam Hasan a.s., menulis surat kepada Imam Husein a.s. agar datang ke Kufah untuk memimpin masyarakat Kufah memerangi Yazid. Imam Husein a.s. yang merasa terpanggil untuk menegakkan amar ma'ruf nahi munkar, memenuhi panggilan masyarakat Kufah ini dan berangkat menuju ke kota bekas pusat pemerintahan ayahanda beliau itu.
Akan tetapi, pihak penguasa, yaitu Yazid yang mencium gerak-gerik penduduk Kufah ini, segera mengirim pasukan militer ke kota ini dan membasmi gerakan tersebut dengan menangkapi, memenjarakan dan membunuhi para tokohnya. Dengan demikian, jadilah Imam Husein a.s. kehilangan pendukung besarnya. Akan tetapi, beliau tetap berniat datang ke Kufah. Yazid yang mengetahui bahwa Imam Husein a.s. tetap bergerak menuju ke Kufah, mengirim bala tentara lengkap untuk mencegah kedatangan beliau ke kota ini.
Terhalang untuk masuk ke kota Kufah, akhirnya rombongan Imam Husein a.s. digiring hingga tiba di sebuah padang pasir bernama Karbala. Ketika datang perintah dari Yazid di Syam, agar Imam Husein beserta rombongannya dibantai, maka terjadilah pertempuran yang sangat tak seimbang, yang kemudian dikenal di seluruh dunia dan di sepanjang sejarah sebagai tragedi Karbala.
Kiriman 36
Ibnu Zaki menulispada 03 Juni 2009 jam 1:42
saya inginkan "anda" rusli, bukan "orang lain."

Kiriman 37
Alfan Arrasuli menulispada 03 Juni 2009 jam 1:45
@ Ibu Jaki (karena Bapak menyebut saya Rusli )

Saya ingin meminta penjelasan anda tentang konsep Mahdi versi anda untuk menyangkal apa yang saya telah tulis pada tulisan saya sebelumnya.. saya pikir fakta bahwa Imam Mahdi yang merupakan Imam ke 12 telah lahir dan dibenarkan oleh banyak Ulama Ahlusunnah seperti saya tulis dalam tulisan saya sebelumnya cukup untuk membuat anda menjawab..

Terimakasih.. :)
Kiriman 38
Marlin Tigor menulispada 03 Juni 2009 jam 1:59
Pak zaki yang cerdas dan pintar ... saya ingin bertanya :

Anda menyatakan :
hal itu pun tunduk di bawah landasan teks lain yang menguatkan keniscayaan suara ummah sbg ketetapan umum berjamaah. (al syura : 38). Sayang anda tidak mempaste seluruh isi al-syurah itu.

Jika musyawarah itu menjadi landasan yang lebih utama, MENGAPA PEMILIHAN KHALIFAH UMAR ITU ATAS PENUNJUKAN ABUBAKAR YANG BERTENTANGAN DENGA PRINSIP MUSWAWARAH ? APAKAH PEMILIHAN USMAN JUGA MENERAPKAN PRINSIP MUSAWARAH ? BUKANKAH PASCA TERBUNUHNYA IMAM HUSEIN KEKHALIFAAN ITU MENJADI TREND PEMERINTAHAN KERAJAAAN YANG TURUN TEMURUN YANG MENINGGALKAN SISTEM MUSAWARAH ? DENGAN DEMIKIAN PENDAPAT ANDA MUSWARAH ITU MENGALAHKAN HAK ILAHI DALAM KEKHALIFAAN JUGA TIDAK BERLAKU DIZAMAN ITU. ITU HANYALAH ALASAN ORANG YANG MENOLAK KONSEP IMAMIAH, ALASAN KLASIK DAN FAKTANYA KHILAFIAH TIDAK MENERAPKAN SISTEM MUSAWARAH TERSEBUT.

Kemudian, agar kita tidak menanggapi sepotong sepotong bagaimana pendapat anda tentang perang JAMAL, dimana Thalha, zubair dkk bersekutu dengan aisyah istri nabi untuk berperang dengan Imam Ali ? BERTURUT TURUT PERANG SIFFIN YANG MELIBATKAN MUAWIYAH ? MENGAPA KETIKA ABU BAKAR, UMAR DAN USMAN MENJADI KHALIFAH REAKSI PARA SAHABAT BESAR DAN ISTRI NABI ITU MENERIMA SAJA DAN KETIKA IMAM ALI MENJADI KHALIFAH TERJADI PERANG DENGAN ALASAN IMAM ALI ADALAH OTAK PEMBUNUHAN USMAN ?

MUNGKINKAH DUA ORANG YANG DIKLAIM UTAMA ITU (IMAM ALI DAN AISYAH) BERPERANG SALING BUNUH ? SEMENTARA KONTEKS BERAGAMA ITU MUSLIM ADALAH BERSAUDARA ? ATAU ADAKAH SESUATU YANG LAIN DIBALIK ITU ?


KALAU KEMUDIAN DIKATAKAN PARA IMAM AB ITU TIDAK MEMPEROLEH PENDUKUNG ITU TIDAK BISA DIJADIKAN RUJUKAN, BUKANKAH DALAM BEBERPA PERANG PARA SAHABAT ITU JUGA BANYAK YANG LARI DAN MENINGGALKAN SEDIKIT ? PERILAKU ITU SUDAH ADA SEJAK ZAMAN RASULULLAH.

MENGENAI BAIAH. APA PENDAPAT ANDA KEPADA FATIMAH BINTI MUHAMMAD YANG MENOLAK BAIAH KEPADA ABU BAKAR SAMPAI AKHIR HAYATNYA ? ...
















Kiriman 39
Alfan Arrasuli menulispada 03 Juni 2009 jam 2:10
@ Pertanyaan saya juga jangan lupa ditanggapi ya "Ibu Jaki" (Karena Bapak memanggil saya Rusli )
Kiriman 40
Zoel Fly menulispada 03 Juni 2009 jam 5:04
Pak zaki
Ibarat seorang pelukis yang yang tidak merasa puas dengan lukisannya sendiri.
Begini
sebagaimana yang anda katakan sehingga proses apapun yang dibelakang teks yang serba ilahi ini adalah TERTOLAK.
lalu mengapa bung masih memakai kitab Nahjul Balagha sebagai rujukan untuk membenarkan Idiologi kompor
bung sendiri .dan berandai andai Imam Ali sebagai seseorang yang sedang berrtaqiah .
harusnya kalo sudah diformat ya sudah buat partisi baru dong mulai dari awal.
eh kok malah balik ke kitab dan Ucapan Imam Ali lagi
berani keluar dari teks serba Ilahi berani bertanggung jawab.
lalu kita pakai teks siapa ? ayo mulai.

Kiriman 41
Marlin Tigor menulispada 03 Juni 2009 jam 9:13
PARADIGMA BARU YANG INGIN DIBANGUN DALAM THREAD INI KATANYA ADALAH "PERSIANISME" YANG NAMPAKNYA JADI OTAK DAN JADI WACANA BARU YANG MENARIK UNTUK DIKAJI DENGAN AKAL SEHAT KARENA ITU DARI ULAMA MANTAN SYIAH.

THREAD PAK ZAKI YANG TERAKHIR AKHIR SAMA SEKALI TIDAK MENDUKUNG ITU,...PENDAPAT KLASIK DENGAN BUNGKUS BARU. ISTILAH TEMAN SAYA, TERLALU PANJANG PROLOGNYA. STATUSNYA BELUM UPDATE !, MASIH BERCOKOL MENOLAK IMAMAH DENGAN DALIL MUSYAWARAH, SEPOTONG NAZHUL BALAGHAH YANG SEOLAH MENDUKUNG OPINI, BAIAH,... DST. BEDANYA YANG INI DIBUNGKUS DENGAN BALUTAN YANG LEBIH ARGUMENTATIF DAN SEOLAH OLAH MENGGUNAKAN AKAL SEHAT. SUBSTANSINYA MASIH SAMA, STATUS BELUM UPDATE.

BUNG ZOEL YANG FLY ...LUKISAN ITU SUDAH BAGUS. LHA KALO SANG PELUKIS MASIH MAU BERIMAJINASI DAN BERKHAYAL ? ... LUKISAN MONALISA ITU BISA BERUBAH BADANNYA MENJADI KUDA BERKEPALA MANUSIA HAHAHAHA JUST KIDDING !!!







Kiriman 42
Jaoharnur Adnan menulispada 03 Juni 2009 jam 12:10
salaam buat semuanya. break dulu yach, biar seger . kita nonton debat syi'i - wahabi di sini: http://www.youtube.com/watch?v=fp83UweLLbM&feature=related (singkat dan lucu)
Kiriman 43
Ibnu Zaki menulispada 03 Juni 2009 jam 15:33
@ semua

tampaknya saya sedang berhadapan dengan sekawanan syia Imamiah yang pintar2 =)

mari kita lanjutkan. saya senang mendapatkan perlawanan yg berarti dari anda mr. Tigor. saya pikir anda sudah betul2 "menyerah" sebelum bertempur. dats good. ini satu pertanda yang cukup bagus u/fungsi kesadaran nalar ilmiah paling dalam.

sepertinya, saya tak bisa tanggapi semuanya satu2. tetapi akan saya coba, semampu saya. mohon maaf sebelumnya.

untuk anda bung arrasuli, saya meminta maaf. sekilas memandang memang tak cukup berarti u/hanya sekedar menyebutkan identitas anda menjadi benar. sekali lagi saya harus belajar menyebutkan nama anda dengan baik dan benar, bung arrasuli. koreksi saya, bila salah.

regards
zaki
Kiriman 44
Ibnu Zaki menulispada 03 Juni 2009 jam 15:48
@arrasuli

sebagai prolog saya akan menyitir sebagian dari kesimpulan besar seorang peneliti kawakan asal Irak, Abdul Rasul ;

إذن فان الدليل النقلي كان يتألف من عدة مجاميع من الآيات والروايات التي تتحدث عن القائم والمهدي بصورة عامة ، وتلك التي تخصصه في أهل البيت وفي أولاد الإمام علي (ع) وفي أولاد السيدة فاطمة الزهراء (ع) وفي أولاد الإمام الحسين وفي أولاد الإمام الصادق وفي أولاد الإمام الجواد والهادي والعسكري (عليهم السلام) إضافة إلى الروايات التي كانت تتحدث عن عدد الأئمة ا... لمعرفة المزيدلاثني عشر ، وعن ولادة (الإمام المهدي) واسمه ، وهذا ما يؤدي إلى الأيمان بولادة ووجود (الإمام الثاني عشر الحجة بن الحسن العسكري) واستمرار حياته ، بالرغم من عدم ظهوره في حياة أبيه أو الوصية له أو الإشارة المباشرة منه إليه.

Rangkaian kalimat ini menjadi sangat penting bagi saya. Intinya, bahwa seberapa banyak pun teks itu diciptakan, tetap saja takkan pernah bisa mengubah realitas sejarah yang lebih faktual. ini saya pikir seperti main tebak2an. malah lebih parah lagi barangkali. sebab, sampai pada batas tertentu telah menjadi semacam doktrin yang tak mungkin salah. persis dogma 3 oknum kristian berikut klaim teologisna yg njlimet.

Misteri angka suci 12 itu sendiri erat kaitannya dengan sejarah perkembangan doktrin syia Imamiyah —jujur saja saya pribadi lebih suka menyebutnya demikian. lebih tepat, disamping tentunya lebih menjelaskan. sebab d luaran sana pun masih ada sekelompok militan lain yang juga menamakan dirina sebagai syi'ah. bahkan sama sekali bertolak belakang dengan sekte Imamiyah secara konseptual. kecuali dalam beberapa hal barangkali, terutama loyalitas politis yang begitu kental terhadap Imam Ali Ra.

Pada awal perkembangan syi'a Imamiah-ideologis angka 12 itu belum dikenal luas. beberapa `hadis` yang telah tercipta hanya meriwayatkan asumsi-asumsi keberadaan sekaligus "ketiadaan" Muhammad bin Hasan Al Askari. sekali lagi, harus ditegaskan, hanya sebatas itu.



Kiriman 45
Alfan Arrasuli menulispada 03 Juni 2009 jam 15:52
http://www.youtube.com/watch?v=fp83UweLLbM&feature=related

Iya Pak Zaki Tidak Apa - Apa.. Saya tidak menyalahkan anda..

Pak Jaoharnur Adnan Linknya berkesan sekali Pak.. saya nyerah deh kalo sama link ini... gak bisa menjawab apa - apa lagi.. Hakekat.com kalah telak sama link ini

http://www.youtube.com/watch?v=fp83UweLLbM&feature=related
Kiriman 46
Ibnu Zaki menulispada 03 Juni 2009 jam 16:11
@arrasuli

Lalu dari mana munculnya `hadis2` asumtif yang menyoal keberadaan & "ketiadaan" seseorang yang bernama Muhammad bin Hasan Al Askari ini? tentu saja, jauh sebelum tragedi IMHA itu kawanan syia Imamiyah telah terbiasa dengan tradisi semacam ini, dimana sering kebingungan ketika mendapati sang Imam yang tiba-tiba menghilang [baca; meninggal] tanpa wasiat ataupun putra.

tetapi gimanapun, demi sebuah `konsistensi kebenaran,` beberapa `teks suci`itu terpaksa harus segera diciptakan. Dan jalan ini memang paling kondusif u/menciptakan derajad keimanan tingkat tinggi. secara, sakralitas sebuah sunnah sama dengan wahyu Tuhan itu sendiri, katanya. namun begitu, tetap saja terjadi perbedaan mencolok, meski covered by "al sunnah."

maka tak heran jika sejarah kemudian mencatat timbulnya beberapa sekte syi'ah yang saling bersebrangan di dalam menentukan para Imam selanjutyna. sampei sini, tradisi al bada`, kegaiban & kemahdian seorang Imam Imamiyah itu menjadi hal yang sangat biasa alias lumrah.
Kiriman 47
Ibnu Zaki menulispada 03 Juni 2009 jam 16:15
@arrasuli

jadi, semenjak kapan sebenernya bilangan suci 12 ini muncul&dikenal secara luas dipermukaan? atau, jgn2 bukan hanya 12, tapi juga barangkali 13? mana yang benar2 suci saya pun kurang paham.

faktanya berbicara lain. ada banyak periwayatan silang yang menunjuk bilangan 12 atau 13. kondisi demikian timbul persis pd penghujung abad k 3 H [memasuki awal abad k 4 H]. karenanya, seorang cucunda Abu Ja'far Muhammad ben Otsman al Omari yang termasuk pentolan syi'ah Imamiah jaman doeloe lebih memilih angka suci 13 sembari diam-diam menambahkan Imam Zain ben Ali ben Abi Thalib ke dalam quorum 12 versi pakem Imamiyah standar.

jadi paling tidak, semua kekacauan informasi di atas bisa merujuk pada satu hal pasti; asal-usul periwayatan "al sunnah" yang sangat problematik.
Kiriman 48
Ibnu Zaki menulispada 03 Juni 2009 jam 16:19
@arrasuli

Seperti juga dikatakan sejarawan syi'ah Al Mas'udy bahwa asal muasal teori 12 Imam ini adalah sebuah "hadis" yang diriwayatkan oleh Sulem ben Qais al Helaly.

Content periwayatan Sulem ini dengan sangat tegas sekali mengklaim ke seluruhan Imam yang 12 versi Imamiyah secara person 2 person. tanpa risih pula dikatakan bahwa Rasulullah saw, yang menyampaikan hal tersebut. seolah dengan demikian status "periwayatan" yg ingin dicapai Sulem adalah legal, masyhur, konstitusional & mutawatir.

maka tak heran jika sebelum Sulem, konsep 12 Imam versi Imamiyah itu belum lagi ada & kokoh. Justru setelah masa-masa Sulem itulah, priwayatan angka suci 12/13 [?] menjadi semakin menjamur.

Di Kafi sendiri ada17 riwayat soal angka suci 12 ini. lau 50 tahun stelahnya datang al Shadduq u/menambahnya menjadi 30an periwayatan bahkan lebih. lalu yg lebih parah lagi adalah muridna al Shadduq ini,—al Khazaz— yang menambahi periwayatan angka suci 12 menjadi 200 riwayat [!] jangan lupa, bahwa semua itu dibentangkan lebar-lebar atas nama "al sunnah" yang tentu saja sama sakralitasnya dengan Al Quran.

Namun anehna, belakangan, syeikh al Mufid sendiri yang justru mengkritisi kesimpulan al Shadduq d atas dengan mengatakan bahwa semua periwayatan Sulem adalah sangat lemah—u/tak mengatakannya palsu/bohong. karenanya, tak boleh dijadikan standar sandaran naql.

jadi, lagi-lagi, dari sini pun dapat diambil kesimpulan bahwa sebenarnya periwayatan angka suci 12 Imam yang didagangkan oleh Sulem ben Qais itu tak pernah nyata terucap melalui lisan Rasul yang benar2 ma'shum.

Kiriman 49
Alfan Arrasuli menulispada 03 Juni 2009 jam 16:20
Hehehe.. Maaf Pak Zaki.. penelitian satu orang yang kurang beriman saya tidak tertarik... apalagi asumsi dibalas asumsi..

Saya lebih tertarik Pada pertolongan Allah melalui Imam Mahdi al Muntazhar.. dan kalo disebutkan Bahwa Ke Ghaib an Imam itu cuman Asumsi.. saya tetap Beriman.. karena kita hidup bukan hanya di dunia nyata yang fana ini Pak..

"Yaitu orang - orang yang beriman kepada yang gaib, mendirikan shalat, dan menafkahkan sebagian dari rizki mereka" (QS 1:3)

Dan pada sisi Allah-lah kunci - kunci semua yang gaib. tak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri (QS 6:59)

Dia mengetahui yang gaib dan yang syahadah (tampak) (QS 6:73)

Sesungguhnya kamu berada dalam keadaan lalai dari (hal) ini, maka Kami singkapkan darimu tutup matamu, sehingga penglihatanmu pada hari itu amat tajam (QS 50:22)

"Tidaklah kalian diberi ilmu kecuali sedikit sekali."
(Al Quran - mohon maaf saya tak sempat buka al Quran.. hanya ingat isi ayat.. tentunya Pak Zaki lebih pintar dan tau surat dan ayatnya kan?)


Daripada saya harus mendengarkan Penelitian Abdul Rasul dari anda mending saya mempelajari makna Hadist

“Barangsiapa yang mati tanpa mengetahui dan taat kepada Imam zamannya, maka dia mati dalam keadaan jahiliyyah.”
(HR.Muslim ; Shahih Muslim jilid 6, hal.22 ; Sunan al Baihaqi jilid 8 hal.156 ; Tafsir Ibnu Katsir jilid 1, hal.517 ; al Majma al Haitsami jilid 5, hal.218 ; Sunan Abu Daud ; Musnad Ahmad bin Hambal, jilid 3, hal.446 ; dan lain-lain)

Karena bukti2 ini cukup lebih kuat dan berharga dari anda punya..

Menurut pendapat para ahli sejarah dan hadis, Imam Mahdi as dilahirkan pada malam Jumat, 15 Sya’ban 255 atau 256 H. Ayahanda beliau adalah Imam Hasan al-’Askari dan ibunda beliau—menurut beberapa riwayat—bernama Narjis, Shaqil, Raihanah, atau Susan. Akan tetapi, beragamnya nama yang dimiliki oleh ibunda beliau ini tidak mengindikasikan keberagaman diri sebagai seorang wanita. Karena, tidak menutup kemungkinan beliau memiliki nama-nama yang beragam sebagaimana layaknya orang-orang besar lainnya. Tempat kelahiran beliau adalah Samirra`, sebuah kota besar di Irak dan pada masa kekhilafahan Bani Abbasiah pernah menjadi ibu kota kerajaan. Muhammad Kazhim al-Qazwini, al-Imam al-Mahdi min al-Mahd ilâ azh-Zhuhûr, hal. 22-23.

Silsilah nasab beliau secara terperinci adalah Muhammad al-Mahdi bin Hasan al-‘Askari bin Ali al-Hadi bin Muhammad al-Jawad bin Ali ar-Ridha bin Musa al-Kazhim bin Ja’far as-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Ali as-Sajjad bin Husain as-Syahid bin Ali bin Abi Thalib as.

Kelahiran beliau adalah sebuah realita yang tidak dapat dipungkiri. Banyak sekali bukti historis dan tekstual yang menegaskan hal itu.

Imam Ja’far ash-Shadiq as berkata: “Tidak akan meninggal dunia salah seorang dari kami kecuali ia akan meninggalkan seseorang yang akan meneruskan missinya, berjalan di atas sunnahnya dan melanjutkan dakwahnya.” Ushûl al-Kâfî, jilid 1, hal. 397.

Hakimah, bibi Imam Hasan al-‘Askari as pernah menggendong beliau dan melihat di bahu sebelah kanannya tertulis “Kebenaran telah datang dan kebatilan telah sirna”. (QS. Al-Isrâ`: 81).

Kurang lebih enam puluh lima ulama Ahlussunnah dalam buku-buku mereka juga menegaskan hal itu. Syeikh Najmuddin al-‘Askari dalam bukunya al-Mahdi al-Mau’ûd al-Muntazhar menyebutkan empat puluh nama mereka dan Syeikh Luthfullah ash-Shafi dalam bukunya Muntakhab al-Atsar menyebtukan dua puluh enam nama. Untuk telaah lebih luas mengenai hal ini,silakan merujuk ke buku al-Imam al-Mahdi min al-Mahdi ilâ azh-Zhuhûr, karya Allamah Muhammad Kazhim al-Qazwini, hal. 97-100, cetakan pertama, penerbitan an-Nur, Beirut. Di antara mereka adalah:

a. Ali bin Husain al-Mas’udi. Ia menulis: “Pada tahun 260, Abu Muhammad Hasan bin Ali bin Muhammad bin Ali bin Musa bin Ja’far bin Muhammad bin Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib as meninggal dunia pada masa kekhilafahan al-Mu’tamid al-Abbasi. Ketika meninggal dunia, ia baru berusia dua puluh sembilan tahun. Ia adalah ayah Mahdi al-Muntazhar.” Murûj adz-Dzahab, jilid 4, hal. 199, cetakan Mesir 1377 M.

b. Syamsuddin bin Khalakan. Ia menulis: “Abul Qasim Muhammad bin Hasan al-‘Askari bin Ali al-Hadi bin Muhammad al-Jawad adalah imam Syi’ah yang kedua belas. Julukannya yang terkenal adalah al-Hujjah. Syi’ah menjulukinya dengan al-Muntazhar, al-Qâ`im dan al-Mahdi. Ia dilahirkan pada hari Jumat, 15 Sya’ban 255. Ketika ayahnya meninggal dunia, usianya baru lima tahun. Nama ibunya adalah Khamth, dan menurut pendapat sebagian ulama, Narjis.” Tarikh Ibnu Khalakan (Wafayât al-A’yân), jilid 3, hal. 316, cetakan Mesir, Maktabah an-Nahdhah al-Mishriyah.

c. Syeikh Abdullah asy-Syabrawi. Ia menulis: “Imam kesebelas adalah Hasan al-‘Askari. Ia lahir di Madinah pada tanggal 8 Rabi’ul Awal 232, dan pada tanggal 8 Rabi’ul Awal 260 meninggal dunia pada usia dua puluh delapan tahun. Cukuplah menjadi sebuah kebanggaan baginya bahwa ia adalah ayah Imam Mahdi al-Muntazhar … Mahdi dilahirkan di Samirra` pada malam nishfu Sya’ban 255, lima tahun sebelum kewafatan ayahnya. Dari sejak dilahirkan, ayahnya selalu menyembunyikannya dari pandangan umum karena beberapa problem (yang menuntut) dan kekhawatiran terhadap ulah para khalifah Abbasiah. Karena Bani Abbas selalu mencari-cari keluarga Rasulullah dan menjatuhkan hukuman terhadap mereka, membunuh atau menggantung mereka. Hal itu dikarenakan mereka berkeyakinan bahwa dinasti kerajaan mereka akan musnah di tangan keluarga Muhammad. Yaitu, di tangan Imam Mahdi as. Dan mereka mengetahui realita ini dari hadis-hadis yang mereka dengar dari Rasulullah SAWW.” Al-Ittihâf bi Hubb al-Asyrâf, hal. 178, cetakan Mesir 1316 H. menukil dari al-Mahdi al-Mau’ûd al-Muntazhar, karya Syeikh Najmuddin Ja’far al-‘Askari, jilid 1, hal. 200-201, cetakan Beirut 1397 H.

d. Syeikh Abd. Wahhab asy-Sya’rani. Ia menegaskan: “Mahdi adalah salah seorang dari putra-putra Imam Hasan al-‘Askari as. Ia dilahirkan pada malam nishfu Sya’ban 255. Ia hidup (hingga sekarang) sehingga ia berjumpa dengan Nabi Isa as (kelak).” Al-Yawâqît wa al-Jawâhir, hal. 145, cetakan Mesir 1307 M.

e. Syeikh Sulaiman al-Qunduzi al-Hanafi. Ia menulis: “Satu berita yang pasti dan paten di kalangan orang-orang yang dapat dipercaya adalah, bahwa kelahiran al-Qâ`im terjadi pada malam nishfu Sya’ban 255 di kota Samirra`.” Yanâbî’ al-Mawaddah, hal. 452, menukil dari al-Mahdi al-Mau’ûd, jilid 1, hal. 212-213.

Kehidupan politik di zaman heliau sarat dengan kekacauan, fitnah dan pergolakan yang terjadi di mana-mana. Keadaan ini dilukiskan oleh Thahari: "Pada masa pemerintahan al-Mukhtadi seluruh dunia Islam dilanda oleh fitnah".(Tarikh Thabari, Jilid VII hal 359)


Dalam situasi seperti inilah, Imam akhirnya ghaib dan hanya beberapa orang saja yang bisa menermuinya. Keghaiban Imam Mahdi terdiri dari dua periode; Ghaib Sughra dan Ghoib Kubra. Ghaib Sughra berlangsung sejak kelahiran beliau tahun 225 H, semasa hidup ayahnya. Pada masa Ghaib Sughra ini beliau hanya bisa ditermui oleh empat orang wakilnya yaitu:


1. Utsman bin Said al-Umari al-Asadi.
2. Muhammad bin Utsman bin Said al-Umari al-Asadi, wafat tahun 305 H.
3. al-Husein bin Ruh al-Naubakti, wafat tahun 320 H.
4. Ali bin Muhammad al-Samir, wafat 328/329 H.

Keghaiban Sughra ini berlangsung selama 70 tahun. Sedang Ghaib Kubra terjadi sejak wafatnya wakil Imam yang keempat, Ali bin Muhammad Al-Samir, hingga Allah mengijinkan kemunculannya. Dalam masa Ghaib Kubra ini terputuslah hubungan beliau dengan para pengikutnya. Semoga Allah mempercepat kemunculannya. Amin Ya Rabbal 'Alamin.



Dan sekali lagi salah satu Hal yang sangat - sangat menghibur dan memperkuat Iman saya adalah Video kiriman dari Pak Jaoharnur Adnan

http://www.youtube.com/watch?v=fp83UweLLbM&feature=related

Salah satu contoh yang sebenarnya kecil.. tapi berdampak besar bagi batin saya..


Kiriman 50
Ibnu Zaki menulispada 03 Juni 2009 jam 16:24
Oleh karenanya, kelompok syia Zaidia malah cenderung lebih tegas ketimbang kelompok Imamiyah di dalam sesuatu seprinsipil ini dengan membuat pernyataan seperti di bawah ini :

ان الرواية التي دلّت على ان الأئمة اثناعشر قولٌ أحدثه الامامية قريباً وولّدوا فيه أحاديث كاذبة واستشهدوا على ذلك بتفرق الشيعة بعد وفاة كل أمام الى عدة فرق وعدم معرفتهم للامام بعد الامام ، وحدوث البداء في إسماعيل ومحمد بن علي ، وجلوس عبدالله ألا فطح للامامة واقبال الشيعة اليه وحيرتهم بعد امتحانه ، وعدم معرفتهم الكاظم حتى دعاهم الى نفسه ، وموت الفقيه زرارة بن اعين دون معرفته بالامام

maka sampe di sini, kesimpulan sementara sy—mengikuti logika murni abdul rasul d atas adalah :

هذا وان معظم الأحاديث التي تتحدث عن حصر الأئمة في اثني عشر ، وكذلك جميع الأحاديث الواردة عن طريق السنة لا تذكر اسماء الأئمة او الخلفاء او الامراء بالتفصيل.. وان الأحاديث السنية بالذات لا تحصرهم في اثني عشر ، وانما تشير الى وقوع الهرج بعد الثاني عشر من الخلفاء ، كما في رواية الطوسي عن جابر بن سمرة (25) او تتحدث عن النصر للدين او لأهل الدين حتى مضي اثني عشر خليفة

lalu, inti dari semua itu adalah bahwa kesimpulan besar yang saat ini saya yakini benar berdasar riset di atas adalah sebagai berikut :

إذن .. فان الاستدلال بأحاديث (الاثني عشرية) العامة والغامضة والضعيفة دون وجود دليل علمي على ولادة (محمد بن الحسن العسكري) هو نوع من الافتراض والظن والتخمين .. وليس استدلالا علميا قاطعا..

regards
zaki

Kiriman 51
Alfan Arrasuli menulispada 03 Juni 2009 jam 16:40
Yah.. whatever lah Pak.. saya pikir hujjah saya masih jauh - jauh lebih kuat.. jadi tulisan bapak yang panjang2 itu tidak ada artinya buat saya.. apalagi menyinggung soal Zaidi.. Hehe..

saya pikir masih lebih kuat video Bapak Jaoharnur Adnan daripada hujjah Bapak Zaki


http://www.youtube.com/watch?v=fp83UweLLbM&feature=related


belum nendang Pak.. maaf..

Terimakasih.. :)
Kiriman 52
Ibnu Zaki menulispada 03 Juni 2009 jam 16:59
@bung Zoel

Dalam konteks apa & siapa anda bicara? tanya, apakah anda sedang mengandaikan saya berbicara atas nama teks Tuhan yang sacred sebagaimana anggapan teologis sekawanan syia Imamiah itu? saya pikir, saya bahkan telah menyatakan hal tersebut absurd—paling tidak, berdasarkan beberapa landasan historis a/sirah para Imam AB sbg tulang punggung keyakinan saya.

Intinya, katakan saja, bahwa saya sedang menegasikan kepalsuan paradigmatik yang hanya asumi oleh sederetan fakta prinsipil yg lebih konseptual.

sebagaimana, anda tengah membangun paradigma keILAHIAN yang serba palsu itu dengan—kadang2, harus meminjam argumentasi normatif dari buku2 Bukhari/Muslim.

lalu, ayo kita mulai pakai akal sehat anda.

regards
zaki
Kiriman 53
Alfan Arrasuli menulispada 03 Juni 2009 jam 17:11
Akal sehat jelas lebih memilih penjelasan yang lebih dimengerti Pak, seandainya orang paling awampun menyimak pembicaraan ini pasti dia akan lebih memilih yang bisa dia pahami.. hehe.. Ayo jangan mengalihkan topik.. tanggapi dulu hujjah saya.. lalu setelah itu pertanyaan Pak Marlin Tigor juga ditanggapi ya Pak Zaki..

Terimakasih.. :)
Kiriman 54
Alfan Arrasuli menulispada 03 Juni 2009 jam 17:15
Kalo ada yang mulai boring dengan diskusi ini sebagai penyegaran nonton aja video sangat pendek ini namun merangkum semua isi topik pembicaraan semua diskusi

http://www.youtube.com/watch?v=fp83UweLLbM&feature=related

Selamat menikmati,

Terimakasih... :)
Kiriman 55
1 balasan
Ibnu Zaki menulispada 03 Juni 2009 jam 17:23
@Tigor

singkat saja gugatan & permintaan saya untuk anda bung tigor ; berikan saya fakta "ilahi" Ali yang menegasikan secara sempurna legalitas kekhilafahan sebelumnya?! lalu, anda berikan juga saya fakta ilahi lain bahwa Imam Ali Ra, sering/pernah melaknat 3 khilafah sebelumnya secara personal?!

lalu soal azaz "demokrasi" yang hilang pasca Imam Hassan as, saya pun merasa cukup kegerahan yg luar biasa terhadap raja pertama dari dinasti umayyah itu. seperti kata saya, bukan hanya kelompok "syia" saja yang tersakiti. namun secara pasi, saya bisa katakan, bahwa mayoritas ummah saat itu merasa dilecehkan oleh kenyataaan sejarah yang tak bijak.

namun satu hal lagi gugatan saya bung tigor ; atas dasar persyaratan apa Imam Hasan as, dibangun ketika menyerahkan kursi kekhilafahanna yang sah pada muawiyah? azaz "demokrasi" ummah? atau, hak kepemimpinan ilahiah versi syia Imamiah?

regards
zaki
Kiriman 56
Ibnu Zaki menulispada 03 Juni 2009 jam 17:39
@arrasuli

saya sudah meliat video itu bung.. lumayan segar & cukup ironis. sampai ulama sekaliber syeikh DR. Qardlawy pun tak luput dari pendistorsian persona yang sistematis. =)

tp ksan saya, seperti kata nabi ;

فإن الله لا ينظر إلى صوركم و لا إلى أجسامكم و لكن الله ينظر إلى ما فى الصدور

regards
zaki

Kiriman 57
Ibnu Zaki menulispada 03 Juni 2009 jam 17:49
@semua

omong2, klo yang ini : http://www.youtube.com/watch?v=tU117sTPdsQ&feature=related beneran video dokumenter hasil riset di Iran sana soal kawin kontrak & hal2 lainnya. BBC VIEW. barangkali ada yg berminat tau, lumayan, sebagai tambahan informasi faktual menarik plus hiburan yang mendidik.. =)

ada lima bagian klo g salah :

http://www.youtube.com/watch?v=tU117sTPdsQ&feature=related
http://www.youtube.com/watch?v=pM63XQ43jLQ&feature=related
http://www.youtube.com/watch?v=zgsNYQP7Dao&feature=related
http://www.youtube.com/watch?v=tvaLPl4uODM&feature=related
http://www.youtube.com/watch?v=DmY1hSAueb4&feature=related

sepertinya masih belum tamat. tapi tak apalah. lumayan, cukup menggambarkan realitas sejujurnya yang saat ini berkembang d Iran sana.

regards
zaki
Kiriman 58
Alfan Arrasuli menulispada 03 Juni 2009 jam 18:24
Waaahh...

Alangkah senang dan bahagia saya bertemu seorang sosok Bapak Zaki

Bagai buku tak laku berganti jilid terus menerus... Topik belum selesai eeeh ganti Sampul lagi... Topik itu di forum lain udah Basi Pak... Sudah Banyak saya dan kawan - kawan ulas dan hasilnya sama saja dengan topik ini.. Boring dan Basi karena pada akhirnya pihak anda selalu habis langkah.. benar bahwa Kaum Mukmin Tidak pernah kalah dari kaum Kafir tetapi selalu terpedaya dan digoyang oleh Muslim Munafik.. sejarah banyak bercerita tentang hal itu..

Tanggapi dulu yang sebelum - sebelumnya Pak... kenapa.. Pingin cepat - cepat ganti Halaman supaya yang terlihat halaman akhirnya saja?

Tenang pak.. tetap saya tanyakan pertanyaan yang sebelumnya...

Hayo tanggapi dan Jawab dulu tuh yang saya Pak Marlin Tigor dan yang lainnya..

Bukan Main.. hehe

Terimakasih.. :)
Kiriman 59
Alfan Arrasuli menulispada 03 Juni 2009 jam 18:55
Kenyataan pahit di pihak mereka ialah bahwa mereka tidak mengakui Imamah dalam Syiah namun selalu menambahkan Gelar "Imam" dalam setiap tulisan mereka terhadap Para Imam Ahlul Bait as..

Tidak pernah saya mendengar ada Istilah "Imam Abu Bakar", "Imam Umar", "Imam Ustman", atau "Imam Muawiyah", "Imam Yazid" pada tokoh - tokoh favorit idola mereka itu..


Ironi kemunafikan dan pengkaburan serta penolakan terhadap sejarah yang tak bisa ditutupi..

Sebagaimana pun kebusukan ditutup -tutupi bahwa yang salah itu benar dan yang benar disalahkan bau nya akan tetap tercium..

Allah Maha Melihat dan Maha Suci dari segala tipu daya orang - orang yang ingin mengubah Perintahnya dan Mengubah Fakta Sejarah untuk melanggengkan kekuasaannya atas Tirani..

Dan sebagaimana pun pihak kalian ingin membolak balik sejarah sebaik - baiknya tipu muslihat Dajjal dan Sufyani.. Gelar Imam pada Imam Ali as dan 12 Imam Maksum lainnya akan tetap Dilindungi oleh Allah Swt.
Kiriman 60
Alfan Arrasuli menulispada 03 Juni 2009 jam 19:14
Pada Akhirnya Imam Mahdi al Muntazhar as akan muncul dari kegaiban setelah kemunculan Nabi Isa as.. untuk bertempur melawan Dajjal dan Sufyani..

Mudah - mudahan Allah Swt memberi kesempatan kepada kita untuk bertemu al hujjah Imam Mahdi al Muntazhar as untuk dapat berjuang disampingnya menegakan Agama Islam yang Diridhai Allah Swt..

Sehingga kedua Kubu ini menemukan titik akhirnya...

Firman Allah, “Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelumnya atau dia belum mengusahakan kebaikan dalam masa imannya.” (QS. Al-An’am: 158).

Terimakasih... :)
Kiriman 61
Marlin Tigor membalas kiriman Ibnupada 03 Juni 2009 jam 19:17
@Pak Zaki,... saya masih menyerah dan sulit menandingi cara berfikir anda. Saya hanya mencoba mengkritisi pernyataan bapak sendiri yang berargumen "kemusyawarahan" itu mengalahkan " keutamaan " Imam Ali sebagai pemimpin yang lebih layak setelah nabi.

Kita terlalu jauh melihat prinsip musyawarah telah mati selepas Imam Husein yang menjadi dinasti bahkan sampai hari ini arab saudi itu masih merupakan dinasi (KERAJAAN ARAB SAUDI).

Diatas sudah saya tanyakan soal yang sangat krusial tentang prinsip musyawarah ini.. yaitu perang jamal dimana terjadi perselisihan antara Imam Ali VS Aisyah Zubailr, talha dan pengikut pengikutnya. Sama sekali prinsip muswaraah itu tidak ditegakkan oleh dua orang yang utama dalam kacamata orang islam. Analisa saya ( Nanti aja kita pakai teks suci pak, pakai akal sehat dulu aja ) yang ada itu rebutan "kue politik" antara dua kelompok itu. Setelah wafatnya imam Ali, perebutan kue itu semakin kelihatan dan sama sekali telah meninggalkan cara yang islami oleh pihak bani Umayyah versus keturunan Ali. Terjadi lagi DEJAVU antara BANI HASYM dengan BANI UMAYA sepert Muhammad SAW dengan ABU SOFYAN para datuknya.

Menjawab pertanyaan bapak yang pertama, sekalipun saya jawab, itu tidak akan menyentuh substansinya tentang opini bapak. Apalagi secara teologis sunny dan syiah itu tidak akan sefaham tentang prinsip khalifah atau kepemimpinan itu. Jadi, Anngap saja hanya syiah yang memiliki keyakinan akan ketidak legalnya kepemimpinan selain keluarga nabi dan memang begitulah adanya.

Imam Ali tidak pernah mengumpak ketiga khalifah tersebut, bahkan beliau selalu membantu ketiga khalifah itu disetiap persoalan, tanda kemuliaannya. Walaupun secara tegas beliau berkata di nazulbalagha dialah yang lebih berhak atas wilayah itu. Dan ini tidak bisa dimanupulatif bahwa Imam ALi mengakui kepemimpinan mereka.

Sama halnya ketika Imam Hasan menyerahkan kepemimpinan kepada muawiyah itu juga tidak bisa dimanipulatif sebagai bukti kepempimpan yang tidak ada. Semua pembaca sejarah tau, penyerahan itu dilakukan atas dasar perjanjian bahwa dalam beberapa waktu kekhalifaan itu akan dipindahkan ke Imam Hussein oleh muawiyah.


TEKS SUCI UNTUK MEMASTIKAN KEBENARAN ITU PADA AKHIRNYA ADALAH KEJUJURAN MENILAI SEJARAH, KEJUJURAN ATAS SUMBER SEJARAH, DAN KEJUJURAN PENERIMAAN BAHWA AHLUL BAIT ITU LEBIH UTAMA SEBAGAI PANUTAN DAN IKUTAN SEPERTI DIKATAKAN 'MEREKA TIDAK AKAN BERPISAH DENGAN ALQURAN"

















Kiriman 62
Hane Hasan membalas kiriman Ibnupada 04 Juni 2009 jam 0:39
@Zaki:

Harus diakui bahwa warga kufah yg mengundang Imam Husain AS sebagian berkhianat. Akan tetapi pengkhianatan sebagian warga kufah Anda timpakan ke orang2 yg setia kepada Imam Husain. Mereka yg gugur membela al Husain adalah syiah yg Anda sebut sesat itu.
Imam Husain memilih jalan revolusi melawan yazid adalah kehendaknya sendiri bukan ssemata-mata karena permintaan warga kufah, karena Imam husain juga sudah tahu karakter yg mudah dihasut. Dalam perjalanan menuju karbala sudah diperingatkan bahwa sebagian warga kufah (irak) telah berkhianat tapi Imam tetap melanjutkan misinya demi tegaknya Islam Muhamad bukan Islam Yazid laknatullah alaih.

Setiap Imam mempunyai metode berbeda dalam setiap perjuangannya karena disesuaikan dg kondisi saat itu. Mereka AS berjuang demi Islam.

Anda sebutkan bahwa pembunuh umar, Imam Ali AS dan Imam Hasan AS adalah keturunan Parsi, seolah Anda membenci orang2 Parsi. Dari manakah Salman al farisi berasal?








Kiriman 63
Ifadah Amalia menulispada 04 Juni 2009 jam 3:16
Kebenaran dan kebatilan itu jelas. Maka kenalilah kebenaran, anda akan mengenal orang2 yang benar. Org yg tak mengenal kebenaran, sampai kapanpun ia tak akan mengenal org yg benar.

Mengenal kebenaran butuh pengorbanan. Orang yg tak mau berkorban, kapanpun tak akan mengenal kebenaran.
Kiriman 64
Zoel Fly menulispada 04 Juni 2009 jam 5:11
Pak Zaki
bukankah ini Potongan tulisan anda :

catatan kedua saya soal ini terkai erat dengan konsepsi Imamah Ilahiah yang sengaja diciptakan oleh sekte syiah Imamiah belakangan saja. bahwa keimamahan Ali itu adalah hak ILAHI yang diKUDETA oleh para KAFIR sahabat sehinggal proses apapun yang dibelakang teks yang serba ilahi ini adalah TERTOLAK.

jadi Hadis = teks ILahi berarti Nahjul Balagha teks ILahi ?(karena kamu mengangkat Nahjul Balagha)
sehingga kamu sebentar lari ke Hadis lalu salto ke Kitab dan jump ke Nahjul
repotnya lagi mengangkat sejarah awal yang nota bene para penulis Ahlul sunnah .
tapi tulisan kamu diatas menanggalkan semuanya ???

makanya saya katakan lebih baik kamu membagi partisi lagi deh .
lagian hare gini masih membaca kitab DR. al Musawy.jelas repot
gimana tidak
tulisan kamu kepada saya mengatakan : bahwa anda mengatakan.....
berdasarkan beberapa landasan historis a/sirah para Imam AB sbg tulang punggung keyakinan saya.
JADI DR.al Musawy apa ?
kamu mau tidak kalau kamu saya katakan bagian dari para pasukan yang membantai Imam Husein ?
saya yakin tidak nah
begitu juga kami ngga mengakui kitab standard kamu ( DR.al Musawy ) yang kamu katakan bahagian dari kami .

mengapa??? karena penipuan yang telah ia lakukan bukan hanya menghantam pihak 12 Imam tetapi setelah saya membacanya dia benar2 telah menghantam Islam secara overall,kalau orang Ahlul sunnah bilang itu bahagian dari mereka dah mending di azankan lagi deh ,bener atau disholati aja sekalian
nauzubillah ....
egois selamanya membawa kepada malapetaka!!!













Kiriman 65
1 balasan
Ibnu Zaki menulispada 05 Juni 2009 jam 2:01
@Tigor

bung Tigor, sampai pada batas tertentu, saya harus menyepakati bahwa benar ada banyak teks yang mengindikasikan keutamaan Imam Ali as, sebagai yang lebih mumpuni & mewakili atas kepemimpinan ummah. sebagaimana, terdapat teks yang juga tak sedikit merujuk pada keutaman sahabat lain. sampai sini, andai saja prinsip keutamaan itu masih netral—yakni, tak dikaitkan secara paksa oleh elite "pendeta" sempalan syia Imamiah dengan asumsi philosopis keutaman yang bersifat Dei (ketuhanan), maka tak jadi soal. paling2, sikap politis yang timbul dari kelopok pendukung keutamaan Ali as, akan lebih mendekati corak moderasi kelompok Zaidi. slogannya soal keutamaan itu lebih kurang cukup menghargai perbedaan pandangan politis setiap kelompok yang ada ; "La basa bi Imamat al Mafdhul ma'a Wujud al Fadhil." tak ada vonis teologis menyeramkan sebagai akibat dari "anggapan penyelewangan" terhadap klaim keutamaan berbasis ketuhanan—yg bagi saya jelas begitu absurd.

karenanya, poros2 keutamaan itu menjadi sangat lumrah berkembang menjadi semacam pandangan politis—bila dinilai secara pure historis dari iklim sejarah yang "demokratis." lagi pula, saya tak mempercayai adanya prinsip hagiography ilahi (atau, bahasa santrinya ; manaqib) sebagai landasan mutlak keimanan seseorang di dalam berislam. maka bagi saya, ruang koheren yang paling logis u/menampung seluruh aspirasi di atas haruslah merupakan sebuah kerangka teks yang lebih umum, lugas, tegas, aspiratif & kontekstual. bunyinya demikian :

و الذين استجبوا لربهم و أقاموا الصلاة و أمرهم شورى بينهم ومما رزقناهم ينفقون

soal konstitusi syura yang mecakup legalitas pemerintahan khilafah/Imamah sebelum Imam Ali as, setidaknya— dapat diliat & ditegaskan melalui caranya yang sangat khas oleh sirah para Imam AB itu sendiri. mari kita tilik sebagian dari perkataan Imam Ali d bawah ini ;

"﴿ دعوني والتمسوا غيري فإنا مستقبلون أمراً له وجوه وألوان واعلموا أني إن أجبتكم ركبت بكم ما أعلم ولم أصغ إلى قول القائل وعتب العاتب وإن تركتموني فأنا كأحدكم ولعلِّي أَسْمَعَكم وأَطْيَعَكم لمن وليتموه أمركم وأنا لكم وزيرا خير لكم مني أميرا...

atau ;

:﴿ إناه بيعة واحدة لا يثني فيها النظر ولا يستأذن فيها الخيار الخارج منها طاعن والمروي فيها مداهن

atau :

ألا وإنكم قد نفضتم من حبل الطاعة وثلمتم حصن الله المضروب عليكم بأضراب الجاهلية فإن الله سبحانه وتعالى قد امتن على جماعة هذه الأمة فيما عقد بينهم من حبل الألفة التي ينتقلون في ظلها ويأوون إلى كنفها بنعمة لا يعرف أحد من المخلوقين لها قيمة لأنها أرجح من كل ثمن وأجَلُّ من كل خطر واعلموا بأنكم صرتم بعد الهجرة أعراباً وبعد الموالاة أحزاباً ما تتعلقون من الإسلام إلا باسمه ولا تعرفون من الإيمان إلا رسمه ..﴾

atau ;

:﴿ ولعمري لئن كانت الإمامة لا تنعقد حتى يحضرها عامة الناس فما إلى ذلك سبيل ولكن أهلها يحكمون على من غاب عنها ثم ليس للشاهد أن يرجع ولا للغائب أن يختار .....﴾

Dan masih banyak lagi (!) Intinya, bahwa semua teks di atas tak satu pun yang mengindikasikan bahwa keutamaan Imam Ali as, adalah mutlak berbasis ketuhanan tekstualis yang tak boleh dilanggar & karenanya, harus didahulukan d atas prinsip syura ummah. sehingga, segala bentuk "pelanggaran" a/nama syura—menurut kacamata Imamiah, merupakan penyelewengan terhadap ketetapan tuhan. maka dari sini mulai timbul semacam klaim amburadul yang menganggap para sahabat pelaku KUDETA itu telah KAFIR, FASIK, atau MURTAD. sungguh aneh! sesuatu yg bahkan Imam Ali sendiri & para Imam AB yg lain tak pernah memiliki anggapan demikian, apa lagi sampai memberi keteladanan konspiratif seburuk anggapan itu. makanya tanya saya kemarin ; berikan saya fakta ilahi ali yang menegasikan legalitas k 3 pemerintahan sebelumnya, baik secara personal atau pun konstitusional. silakan anda telisik!

bagi saya Islam itu mengajarkan iklim natural yang merujuk pada penghargaan nilai-nilai demokrasi. sementara, katakan saja seperti itu. saya pun tak meliat adanya perbedaan banyak antara syura & demokrasi, kecuali hanya pada tataran yang sangat konseptual ; landasan Ideologis (al marja'iyya). hal2 yang begitu teknis, harus disesuaikan dengan kultur, faktor sosiologis sebuah masyarakat, kemajuan peradaban ilmu yang tengah berkembang. adanya cacat pada salah satu unsur teknis, seharusnya tak boleh menjadikannya cacat secara esensi. Tuhan adalah Benar, sesalah apapun konsepsi kita tentang ketuhanan. oleh karena itu, wujudnya kelompok oposisi politis dari pemerintahan Ali yg sah, tak membuat konsep demokrasi Islam menjadi bathil. yang lebih penting dari itu adalah keteladanan Imam Ali as, di dalam menyikapi kelompok oposisi semacam Zubair cs. apa & bagaimana? ketika Ali ditanyakan pendapatnya soal itu misalnya, apa jawaban Ali? mereka KAFIR? TIDAK! mereka MUNAFIK? TIDAK! mereka MURTAD? TIDAK! penjelasan akhir Imam Ali as ; mereka saudara kita yang (hanya) berlaku tak adil — "hum ikhwanuna bagho alena" lagi pula, dalam kasus Aisyah, bisa kita nilai dari ending peperangan jamal. Ali sendiri yang mensinyalir adanya kelompok oportunis misterius, yang sengaja memanipulasi & menggunakan kartu Aisyah yang adalah seorang Istri Nabi yang paling dicintai, u/menohok kepempinan ummah secara umum. merekalah yang sesungguhnya bertanggung jawab atas peristiwa Jamal. sungguh sayang, Ali tak menyebutkannya dengan jelas; siapa saja yang menjadi otak intelektual di balik peristiwa ini.

tak ada kecaman tragis, tak ada vonis keimanan amburadul, tak ada klaim teologis palsu yang mendekreditkan para sahabat yang terlibat. justru sebaliknya, Ali menunjukkan sikap hormatnya yang begitu luar biasa terhadap sosok Aisyah, sbagai Istri Nabi. berbeda kontras dengan ajaran yang dikembangkan belakangan saja oleh sempalan Imamiah yang berbau sangat rasis tak manusiawi. anda tau dengan intelektual Imamiah moderat (sebagaimana DR MUSAWI) abad 12, al Thabathabai? camkan baik2 perkataannya di bawah ini oleh akal sehat siapapun:

أيا حميراء سبُّك محرم لأجل عين ألف عين يكرم

sekali lagi, saya ingin menunjukkan kebenaran ketiaadan teks ilahi yang—katanya, mengcover secara sempurna keutamaan Imam Ali as, dengan merujuk pada kebijakannya yang paling agung ketika diminta untuk menunjuk Imam Hasan as, d saat ajalnya hampir tiba di atas pembaringan. perkataannya yang paling masyhur :

أترككم كما ترككم رسول الله صلى الله تعالى عليه وآله وسلم

sama sekali tak ada konsensus hak ketuhanan Imam Hasan, sebagaimana tak menunjukkan adanya wasiat ilahi yang katanya harus serba tekstual ilahi. Ali sedang bertaqiah! itu paling2 yang akan dikatakan seorang Imamiah. omong kosong belaka! para pelacur intelektual smacam mereka sungguh tak pantas sekalipun disebut hanya sebagai pecinta Ahlul Bait, apa lagi sampai disebut pembela kehormatan Alu Bait. Ironis!

pertanyaan akhir saya, apa itu manipulasi? Dan, dimana keteladan para Imam Ahlul Bait yang agung itu? atau barangkali, anda jangan2 lebih suka melemparkannya k tempat sampah? klo begitu, apa bedanya anda dengan kelompok misterius yang ingin membunuh karakater Imam Ali as, yang maha pemberani & tegas itu? pertanyaan sangat terakhir saya, apa beda syi'ah dengan tasyayyu? jelaskan sejarahnya, singkat saja. bila akur, kita boleh jadi berbual2 lagi dengan semangat yg lebih akrab.

regards,
zaki






Kiriman 66
Ibnu Zaki menulispada 05 Juni 2009 jam 3:00
@Hane

tentu saja saya tidak sedang mengenaralisir sesuatu bung Hane. sebagaimana, rasa2nya juga saya tak sedang menistakan orang2 yang ikut gugur sebagai martir Islam bersama Imam Husein as, di tanah Karbala. anda tentunya bisa dengan sangat jelas membedakan antara sekelompok yang berjihad di jalan Tuhan dengan sekelompok manusia kerdil yang mengkhianatinya dengan caranya sendiri.

و فضل الله المجاهدين على القاعدين أجرا عظيما
(Q.S AN NISA : 95)

Let me be clear, siapa pula yang mengkhianati perjuangan suci Imam Zaid bin Ali bin Husein bin Ali bin Abi Thalib? para Imam ahli fiqh yang anda kategorikan sebagai kelompok "sunna" itu yang malah membela Imam Zaid as, dari kezaliman dinasti kerajaan yang tak sah secara konstitusional al Quran. anda kenal peran Imam Hanafi dalam revolusi Imam Zaid as? sebaiknya, anda harus kenali pula bagaimana peran pembunuhan yang dilakukan oleh para pengaku pecinta Alul Bait dari kalangan 12 itu secara langsung?

sekali lagi bung Hane, generalisasi adalah perbuatan terkutuk yang sangat dibenci Islam. Ahlul Kitab pun tak semuanya buruk bukan? tetapi kebanyakan mereka fasik. ini bukan anggapan saya. tapi fakta kata al Quran yang bicara.

regards
zaki
Kiriman 67
Ibnu Zaki menulispada 05 Juni 2009 jam 3:20
@Ifadah

anda lagi2 hanya bersuara melalui perasaan ego yang sangat "halus." tak jelas, manakah benar dari yang salah. to be honest, soal haq & batal yang anda sitir itu, saya lebih senang merujuknya pada kosmos kata al Quran yang lebih tegas, gamblang & menjelaskan ;

و قل الحق من ربكم فمن شاء فليكفر و من شاء فليؤمن بالله إن الله أعد للظالمين نارا

atau :

قد تبين الرشد من الغي فمن يكفر بالطاغوت و يؤمن بالله فقد استمسك بالعروة الوثقى

(TUHAN)

akhirnya, pertanyaan saya cukup singkat ; apa yang anda jadikan sebagai standar Pembeda?

regards
zaki


Kiriman 68
Ibnu Zaki menulispada 05 Juni 2009 jam 4:09
@Zoel

"catatan kedua saya soal ini terkai erat dengan konsepsi Imamah Ilahiah yang sengaja diciptakan oleh sekte syiah Imamiah belakangan saja. bahwa keimamahan Ali itu adalah hak ILAHI yang di KUDETA oleh para KAFIR sahabat sehingga proses apapun dibelakang teks yang (katanya) serba ILAHI ini adalah TERTOLAK."

sekali lagi bung zoel, apakah anda tengah mengandaikan saya berdalih dengan sebuah teks yang TAMPAK ILAHI bagi anda? saat saya sitir kenyataan sejarah di dalam Nahj, apa berarti bagi anda saya sedang bertopeng di balik keilahian sebuah teks yang jauh2 hari justru telah saya negasikan?! maka tanya saya sekali lagi ; anda ini lagi berbicara dalam konteks apa & siapa?

keliatannya anda terlalu bersikap gegabah dengan menyepelekan/menyederhanakan sebuah pandangan konseptual yang saling berkelindan menjadi hanya sepotong roti basi yang usang. tilikan saya atas penelitian DR. Musawi berbuah sama pada keyakinan prinsipil berbasis kenyataan historis para Imam Alu Bait, dimana sampai batas yang paling tragis—harus menegasikan seluruh ajaran ideologis asumtif yang baru dkembangkan belakangan saja oleh para elite oportunis dari kelompok "intelektual" (kaum Ikhbariyyun) sempalan 12.

lalu tampaknya, yang benar bagi anda adalah pandangan umum yang relatif dianut sama oleh kaum marja bersorban hitam penerima khumus itu. jika saya balikkan logika anda di atas, maka analoginya jadi begini ; "hare gene masih mempercayai "bualan" fatwa mereka?" tapi jujur saja, sesungguhnya saya tak ingin mengatakan ini pada anda. secara, pengkerdilan personal semacam itu lebih merujuk pada pembunuhan karakter yang sama sekali tak beradab. atau, katakan saja lugasnya sangat biadab! jika anda merasa lebih cerdas dari siapa pun d sini, maka mari kita perang ide saja terkait dengan apa pun yang—katanya telah anda baca dari buku2nya Dr. Musa.

pertanyaan akhir saya; buku yang mana yang telah anda baca?

Dan omong2, saya butuh pemahaman extra large u/bisa mengail secuil pengetahuan dari tulisan anda.

regards
zaki

Kiriman 69
Ibnu Zaki menulispada 05 Juni 2009 jam 4:14
@selingan buat rehat semua

omong2, klo yang ini : http://www.youtube.com/watch?v=tU117sTPdsQ&feature=related beneran video dokumenter hasil riset di Iran sana soal kawin kontrak & hal2 lainnya. BBC VIEW. barangkali ada yg berminat tau kenyataannya di lapangan, lumayan, sebagai tambahan informasi faktual menarik plus hiburan yang mendidik.. =)

ada lima bagian klo g salah :

http://www.youtube.com/watch?v=tU117sTPdsQ&feature=related
http://www.youtube.com/watch?v=pM63XQ43jLQ&feature=related
http://www.youtube.com/watch?v=zgsNYQP7Dao&feature=related
http://www.youtube.com/watch?v=tvaLPl4uODM&feature=related
http://www.youtube.com/watch?v=DmY1hSAueb4&feature=related

(teks terjemahan english, dari bahasa persia)

sepertinya masih belum tamat. tapi tak apalah. lumayan, cukup menggambarkan realitas sejujurnya yang saat ini berkembang d Iran sana.

regards
zaki
Kiriman 70
Alfan Arrasuli menulispada 05 Juni 2009 jam 8:51
Daripada Basi Lagi Pak.. Bosan saya mendengar penjelasan bertele - tele dan salah sambung dari anda melulu.. yang mengambil kata - kata dari Ulama tak terkenal dan menyangkal Hadist2 ataupun bukti - bukti dari kalangan Ulama Termahsyur yang bahkan diakui dari kalangan Ahlusunnah juga.. mungkin karena anda wahabi ya?

begini saja coba tanggapi hadis dari si laknatullah ini yang menjadi awal terjadinya konflik Syiah Sunni dan semua hadist serupa ini berasal dari kroco2nya yang makan bersama2 dalam satu meja di istana megahnya.


HR. Sunan Abu Daud, Hadits no.3981 dan diriwayatkan dengan kalimat yang sama oleh Mu’awiyah bin Abu Sofyan dalam Kitab Al-Siyar Sunan Darimi, Hadits no.2406:

Dalam sebuah kesempatan, Muawiyah bin Abu Sofyan berdiri dan memberikan khutbah dan dalam khutbahnya diriwayatkan bahwa dia berkata,
“Rosulullah SAW bangkit dan memberikan khutbah, dalam khutbahnya beliau berkata, “Millah ini akan terbagi kedalam 73 golongan, seluruhnya akan masuk neraka, (hanya) satu yang masuk surga, mereka itu Al-Jamaa’ah, Al-Jamaa’ah. Dan dari kalangan umatku akan ada golongan yang mengikuti hawa nafsunya, seperti anjing mengikuti tuannya, sampai hawa nafsunya itu tidak menyisakan anggota tubuh, daging, urat nadi (pembuluh darah) maupun tulang kecuali semua mengikuti hawa nafsunya.”

Data menyebutkan sejak 2001 hingga 2007, sedikitnya ada 250 aliran sesat yang berkembang di Indonesia, 50 aliran di antaranya tumbuh subur di Jawa Barat.
Data yang tercatat pada lembaga PAKEM pada Kejaksaan Agung sejak tahun 1980 hingga 2006 tercatat 250 jenis aliran kepercayaan yang dinyatakan sesat di Indonesia. Ironisnya, semua mengatasnamakan Islam, katanya.


Apa kiamat sudah batal? 250 baru di indonesia saja.. belum termasuk golongan wahabi anda..

Mana konsep Imam Mahdi anda yang saya berulang kali tanyakan? apa saya harus copy paste lagi semua pernyataan saya sebelumnya?

Sebutkan jalur islam Sufyani yang anda bangga - banggakan dan merupakan idola favorit kesukaan anda.. Mari kita tulis Jalur Islam Ahlul bait kami dan Jalur Sufyani anda.. supaya jelas terlihat mana yang terbaik..

Bila bapak tidak mampu sini saya kasih rangkuman bab akhirnya saja deh..

http://www.youtube.com/watch?v=fp83UweLLbM&feature=related
Kiriman 71
Marlin Tigor membalas kiriman Ibnupada 05 Juni 2009 jam 12:51
Salam pak zaki...
Sepertinya bapak sudah layak buat kitab tesis seperti DR. Musawi, kalo di indonesia itu berdedar dengan nama "mengapa menolak syiah" punya bapak saya sarankan judulnya "TIDAK MENOLAK AHLUL BAYT TAPI SYIAH IMAMIAH 12" By DR. Ibnu Zaku Al Munir ... bagus tu pak, lalu tambahi lagi "BERDASARKAN TINJAUAN ILMIAH dan FAKTA SEJARAH KETERLIBATAN ORANG PERSIA". gimana pak ?

Tanggapan yang barusan terhadap saya, saya dengan jujur mengakui BELUM MENDAPAT PENJELASAN SUBSTANSINYA. Bagi saya, itu tambahan dalil dan pendapat saja bagaimana anda membangun opini MUSWARAH TELAH MENGALAHKAN KEUTAMAAN IMAM ALI.

Fakta sejarah, kelompok yang punya pandangan yang sama dengan anda (Baca: Ahlul Sunnah ) tidak menerapkan sama sekali musyawarah itu ketika khilafiah islamiah menjadi sistem kerajaan baik zaman UMAYAH maupun ABBASIYAH bahkan sampai hari ini. ITU SUBSTANSINYA !!!.

Jadi konsep musyawarah itu sendiri apa ? omong kosong ? atau semata mata bantahan sistematis untuk membantah imamiah ? lalu terhadap kelompok ahlul sunnah anda punya toleransi yang besar. Negara Ahlus sunnah mana yang menerapkan demokrasi ? ... ARAB SAUDI ? MALAYSIA ? BRUNAI DARUS SALAM ? YORDANIA ? .... Bagaimanapun, mohon maaf itu HIPOKRIT, dua wajah, atau islam menyebutnya MUNAFIK. Prnsip dengan perbuatan tidak sejalan.

Katakanlah dalam muatan diskusi, imamah masih bisa diperdebatkan sebagai ajaran yang perlu dipertanyakan... tetapi kenapa anda tidak begitu berapi api juga terhadap islam yang telah berubah baju menjadi DINASTI KERAJAAN yang telah keluar dari prinsip musyawarah yang anda bangun dan itu adalah penyimpangan dari teks suci ? .. kecuali anda mengatakan itu telah melukai tidak ada kajian rasionalnya.

Lalu, bagaimana diskusi ini akan berjalan seimbang ? ... kalo subyektifitas itu tampak nyata dalam kajian anda. Satu sisi mati matian menegakkan muswarah satu sisi diam terhadap dinasti kerajaan islam ? ....
Begitu juga dalam mengkaji peristiwa perang jamal OLEH ANDA,.... adalah lucu menganggap itu karena pengaruh orang lain. Dimana alquran yang senantiasa dibaca : MUSLIM ITU SALING MEMAAFKAN, MUSLIM ITU MUSWARAH, MUSLIM ITU CINTA DAMAI, MUSLIM ITU TIDAK SALING BUNUH, mungkinkah kedua orang itu "MENINGGALKAN AJARAN TEKS SUCI" YANG MASIH HANGAT DITELINGA MEREKA ? ...........

Dan masih mengganjal dalam pandangan saya, Mengapa TALHA, ZUBAIR, DKK BERSAMA AISYAH punya toleransi yang begitu besar terhadap khalifah sebelumnya. Begitu Imam Ali jadi khalifah, PERANG ITU ADALAH HARGA MATI. Begitu juga Muaiwiyah .. perang adalah harga mati, .. begitu yazid membunuh Imam hussein adalah harga mati ..... dimana letak prinsip MUSYAWARAH yang anda agung agungkan dan menjadi hujjah itu ? ...

Soal mengkafirkan,... mengapa anda tidak mengkaji bahwa IMAM ALI itu WAJIB DILAKNAT DALAM KHOTBAH selam beratus ratus tahun ? .. kelompok mana yang MELAKNATNYA Tersebut ? kelompok yang anda BELA !!!














Kiriman 72
Ibnu Zaki menulispada 05 Juni 2009 jam 12:57
@arrasuli

anda jangan lari dari persoalan yang sedang kita debatkan bung.. be focus. jangan alihkan persoalannya ke mana2 apalagi ke arah islam sufyani yang ngga jelas. apa itu islam sufyani?! saya malah baru dengar istilah itu dari anda. saya wahabi?! otak anda rupanya sektarian; hanya mengenal islam wahabi, sufyani, sempalan 12 & ahmadi cs dll.

silakan anda telisik semua komentar saya d atas, apakah saya masuk kelompok wahabi?

soal hadis perpecahan, saya memiliki hadis tandingan lain yang meski pun gharib—tetapi maknanya sesuai dengan esensi Islam besar. bisa anda cek di buku al Baladzri. kira2 demikian bunyinya :

"akan tebagi umatku ke dalam 73 golongan, SEMUANYA MASUK SORGA, kecuali hanya SATU GOLONGAN, yaitu ; KAUM ZINDIK."

cari tau istilah kata zindik merujuk ke dalam apa! biar pikiran anda tidak sepicik mu'awiyah. nama saja sempalan 12 yang katanya nyambung ke Alu Baiyt & pintar2. tapi pikiran & kelakuannya tak ada beda dengan golongan mu'awiyah yang kolot, ekstrim, jumud, dungu & sangat tekstual.

jika identifikasi anda masih salah, belajar lagi lebih banyak. saya tak memiliki concern apapun u/menanggapi ocehan anak kecil yang hanya berupa letupan emosi yang tak berdasar apa2.

regards,
zaki

Kiriman 73
Ibnu Zaki menulispada 05 Juni 2009 jam 15:29
@Marlin Tigor

Bung Tigor, anda menggungat prinsip demokrasi Islam dengan menubuhkannya pada sistem kedinastian rasis (klan-sentris) yang lalim. satu sisi, prinsip demokrasi Islam. satu sisi lainnya, kediktatoran sebuah klan. 2 hal yg bagi saya harus dikaji secara berbeda. karenanya, penubuhan yang salah kaprah tak seharusnya membuat prinsip demokrasi Islam menjadi secara konseptual batal.

Dan tampaknya benar, bahwa semua argumentasi historis yang merujuk pada kemapanan sistem demokrasi Islam juga dianut secara continum & permanen oleh para Imam awal Ahlul Bayt; Imam Ali, Imam Hasan, Imam Hussein as. maka setidaknya, hal ini semakin menguatkan keyakinan sekelompok orang yang diantaranya saya—bahwa benar, tak ada teks ketetapan absolut yang menunjukkan keilahian sebuah hak kepemimpinan umma. saya terpaksa harus ulangi lagi perkataan Imam Ali as, d saat ajal menjemputnya di pembaringan ;

أترككم كما ترككم رسول الله صلى الله تعالى عليه وآله وسلم

tak ada wasiat u/Hasan atau pun Husein (as), sebagai generasi penerus kepemimpinan ilahi versi sempalan 12. prosesi yang harus berjalan, sebagaimana diyakini oleh Imam Ali as, adalah melalui pemilihan demokratis yang berdasarkan atas kehendak ummah. terbukti, konsensus ummah—dengan pengetahuan keislamannya yang serba sederhana, tanpa mengikuti konsep kepemimpinan ILAHI 12 versi sempalan Imamiah—lebih memilih Hasan as, ketimbang lainnya. sekali lagi, ini merupakan fakta sejarah yang harus dipisahkan secara tegas dari kenyataan berbagai kelompok oportunis yang ingin menghancurkan ruh (aufklarung) agama Islam secara sempurna.

Bung Tigor, konsentrasi saya adalah penegasian paradigmatik yang coba menggerus kepalsuan dogma keilahian sebuah hak kepempinan umma. Dan saya telah tunjukkan secara maraton, bagaimana kenyataan sejarah yang lebih konseptual historis telah menafikan secara mantap bangunan kepalsuan teologi 12 versi Imamiah. jadi wajar saja, perhatian saya terhadap prinsip demokrasi Islam yang digusur oleh banyak kerajaan yang lalim itu kurang tajam. bahkan jika ingin disoal, bagi saya—sampai konteksnya yang paling tragis, prinsip demokrasi ummah sebagaimana pernah diteladankan oleh Imam Ali as & para sahabat Rasulullah saw, masih saja hilang hingga kini malah!

gugatan saya terkait ini ; jika azaz demokrasi Islam adalah salah secara konseptual, lalu kenapa Iran yang merupakan negara sempalan 12 itu kerap menggunakan mesin demokrasi u/menerapkan sistem welayat faqih nya di dalam pemerintahannya yang sah? saya tanya lagi ; dimana peran HAK KEPEMIMPINAN ILAHI dalam sistem WF? lalu landasan suci apa yang dipakai u/merubah hak kempimpinan ilahi Imam Zaman as, menjadi hanya sebatas hak demokratis hasil pilihan umma? adakah anda meliat prinsip besar dengan perbuatannya tak sejalan? benar2, maaf, HIPOKRIT. atau, Islam melabelinya dengan istilah kata, MUNAFIK.

soal perang Jamal, saya hanya mencoba mengungkapkan perkataan Imam Ali as, di dalam Nahj apa adanya. kalo seperti itu, yang anda katakan lucu itu siapa? :-) lalu fakta yang lebih penting dari semua tragedi ini adalah keteladanan Imam Ali as, di dalam memperlakukan para sahabatnya yang telah berlaku tak adil tersebut. maka tantangan saya tetap tak berubah; berikan saya fakta ilahi Ali as, melaknat mereka sepanjang hayat beliau!? kecuali itu adalah ajaran kebohongan yang disebar luaskan kelompok sempalan 12, lainnya tak ada.

u/memahami betul bagaimana posisi talha & zubair sebenarnya, anda harus mengkaji lagi secara lebih teliti chaos politik yang terjadi di akhir masa pemerintahan Usman. bagi saya, talha & zubair itu seperti sa'ad bin ubadah dari kelompok anshar yang meliat dirinya lebih berhak atas kursi panas jabatan kekhilafahan. karenanya, sa'ad sampai akhirnya hayatnya terus menjauhi kerumunan sosial, menyendiri & meninggal tanpa kontrak politik dengan Abu Bakar ataupun loyalitas terhadap Ali. KAFIR? apa standar yang anda pake? KEIMAMAHAN? ya, hanya omong kosong saja.

Dan omong2, ini persis seperti yang anda singgung tentang perebutan kue politik sebelumnya. Dalam iklim demokrasi, ini biasa. tak boleh ada vonis KAFIR, MURTAD, atau FASIK. Islam tetap agung, sebejad apapun orang yang memahaminya dengan salah. kenyataan di Iran pun seperti itu pada masa2 transisi revolusi : pembunuhan terhadap kaum oposisi Khomaeni apa tidak ada? banyak! baca & telusurilah kenyataan mengerikan ini dari lorong hitam sejarah yang ditulis oleh orang2 yang kalah, lemah & terdzalimi.

perasaan, saya tak sedang membela kelompok yang dengan sengaja mengeluarkan ultimatum u/melaknat Imam Ali as selama ratusan tahun. Ini sejarah kelam comrad! yang saya pun bahkan terkadang merasa harus melaknat orang bejad yang mengeluarkan dektrit tak bermoral itu. lalu apa setelah itu? puas, karena dapet pahala gede? lalu apa bedanya anda dengan mereka yang tak bermoral itu? kecuali sama rasisnya, lain tak ada. naudzubillah, saya pun tak sedang mengandaikan anda seolah tengah melemparkan ultimatum bejad tak bermoral u/melaknat siapa pun yang tak seide dengan anda.

regards
zaki


Kiriman 74
Ibnu Zaki menulispada 05 Juni 2009 jam 16:07
@selingan buat rehat semua

omong2, klo yang ini : http://www.youtube.com/watch?v=tU117sTPdsQ&feature=related beneran video dokumenter hasil riset di Iran sana soal kawin kontrak & hal2 lainnya. BBC VIEW. barangkali ada yg berminat tau kenyataannya di lapangan, lumayan, sebagai tambahan informasi faktual menarik plus hiburan yang mendidik.. =)

ada lima bagian klo g salah :

http://www.youtube.com/watch?v=tU117sTPdsQ&feature=related
http://www.youtube.com/watch?v=pM63XQ43jLQ&feature=related
http://www.youtube.com/watch?v=zgsNYQP7Dao&feature=related
http://www.youtube.com/watch?v=tvaLPl4uODM&feature=related
http://www.youtube.com/watch?v=DmY1hSAueb4&feature=related

(teks terjemahan english, dari bahasa persia)

sepertinya masih belum tamat. tapi tak apalah. lumayan, cukup menggambarkan realitas sejujurnya yang saat ini berkembang d Iran sana.

regards
zaki
Kiriman 75
Alfan Arrasuli menulispada 05 Juni 2009 jam 19:36
Yaaah.. Bapak Zaki.. Bapak menyebut saya anak kecil?


Yaa saya sih Alhamdulillah dan tidak berkeberatan, yang jelas bapak bahkan tidak mampu menjawab pertanyaan anak kecil..

Yang saya tanyakan.. Bagaimana Bapak menanggapi Hadist ini yang mengawali penamaan Ahlusunnah Wal "JAMAAH" yang ternyata keluar dari mulut Muawiyah bin Abu Sufyan ( Yang dimaksud Sufyani itu Keturunan dari pohon Abu Sufyan )..

HR. Sunan Abu Daud, Hadits no.3981 dan diriwayatkan dengan kalimat yang sama oleh Mu’awiyah bin Abu Sofyan dalam Kitab Al-Siyar Sunan Darimi, Hadits no.2406:

Dalam sebuah kesempatan, Muawiyah bin Abu Sofyan berdiri dan memberikan khutbah dan dalam khutbahnya diriwayatkan bahwa dia berkata,
“Rosulullah SAW bangkit dan memberikan khutbah, dalam khutbahnya beliau berkata, “Millah ini akan terbagi kedalam 73 golongan, seluruhnya akan masuk neraka, (hanya) satu yang masuk surga, mereka itu Al-Jamaa’ah, Al-Jamaa’ah. Dan dari kalangan umatku akan ada golongan yang mengikuti hawa nafsunya, seperti anjing mengikuti tuannya, sampai hawa nafsunya itu tidak menyisakan anggota tubuh, daging, urat nadi (pembuluh darah) maupun tulang kecuali semua mengikuti hawa nafsunya.”

Dan saya jelaskan Hadist ini Shahih.. jadi jangan timpali saya dengan Hadist abal - abal .. dan hadist inilah yang mengawali penamaan Ahlusunnah Wal "Jamaah" yang saya temukan hampir di setiap rujukan Sunni..

Dan saya tanyakan lagi Konsep versi anda tentang Imam Mahdi versi ahlusunnah... Bukankah saya telah lampirkan bukti Imam Mahdi as versi saya yang telah diakui oleh 60 lebih Ulama rujukan Ahlusunnah pada jamannya ( Atau perlu saya copy paste kan berulang kali lagi dibawah ini?)

Dan coba terangkan Jalur keislaman bapak?

Bahkan bapak merasa lebih tua, yang secerdas dan sepintar ini tidak tahu menahu tentang Jalur keislaman? Lalu apa makna Syiah Sunni? Subhanallah.. esensinya saja bapak tidak mengerti...

Kalau kecerdasan berpikir, kedewasaan dan kepemimpinan diukur dari usia sebagaimana Bapak menyebut saya "Anak Kecil" lalu mengapa dalam perang terakhir menghadapi Romawi Rasulullah Saww menunjuk Usamah menjadi pemimpin pasukan? mengapa lantas Abu Bakar, Umar, Ustman ditempatkan dalam jajaran pasukan biasa? dan mengapa dalam perang tersebut Rasulullah Saww tidak mengutus Imam Ali as?
Beliau bahkan berkata pada Imam Ali as "Saya meninggalkanmu untuk apa yang saya tinggalkan di Madinah. Tidakkah engkau puas bahwa hubunganmu dengan saya sama dengan hubungan Musa dengan Harun?"

Yaah.. Kalau pertanyaan ini saja masih tidak bisa bapak Zaki jawab dan masih harus saya tanyakan lagi berulang ulang..

Cuman satu deeeh saya sampaikan pada Bapak Zaki...

Doa Rasulullah setelah Ghadir Khum

"Ya Allah! Cintailah orang yang mencintai Ali, dan musuhilah orang yang memusuhi Ali, tolonglah orang yang menolong Ali, dan tinggalkanlah (abaikanlah) orang yang meninggalkan (mengabaikan) Ali..... "


Terimakasih.. :)
Kiriman 76
Alfan Arrasuli menulispada 05 Juni 2009 jam 20:08
Surat AN-NISA’: 59 - Ulil amri adalah para Imam dari Ahlul bait

“Hai orang-orang yang beriman taatlah kamu kepada Allah, dan taatlah kamu kepada Rasul-Nya dan Ulil amri kamu.”

Yang dimaksud “Ulil-amri” dalam ayat ini adalah Ali bin Abi Thalib (as) dan Ahlul bait Nabi saw.
Dalam Tafsir Al-Burhan tentang ayat ini disebutkan suatu riwayat yang bersumber dari Jabir Al-Anshari (ra), ia berkata: Ketika Allah menurunkan ayat ini aku bertanya: Ya Rasulallah, kami telah mengetahui Allah dan Rasul-Nya, tetapi siapakah yang dimaksud dengan Ulil-amri yang ketaatannya kepada mereka Allah kaitkan dengan ketaatan kepada-Nya dan Rasul-Nya? Rasulullah saw menjawab:Wahai Jabir, mereka itu adalah para penggantiku: Pertama, Ali bin Abi Thalib, kemudian Al-Hasan, kemudian Al-Husein, kemudian Ali bin Al-Husein, kemudian Muhammad bin Ali, kemudian Muhammad bin Ali yang dalam Taurat gelarnya masyhur Al-Baqir. Wahai Jabir, kamu akan menjumpai dia, sampaikan salamku kepadanya. Kemudian Ash-Shadiq Ja’far bin Muhammad, kemudian Musa bin Ja’far, kemudian Ali bin Musa, kemudian Muhammad bin Ali, kemudian Al-Hasan bin Muhammad, kemudian dua nama Muhammad dan yang punya dua gelar Hujjatullah di bumi-Nya dan Baqiyatullah bagi hamba-hamba-Nya yaitu Ibnul Hasan, dialah yang Allah perkenalkan sebutan namanya di seluruh belahan bumi bagian barat dan timur, dialah yang ghaib dari para pengikutnya dan kekasihnya, yang keghaibannya menggoyahkan keimamahannya kecuali bagi orang-orang yang Allah kokohkan keimanan dalam hatinya.”

Dalam Tafsir Al-‘Ayyasyi tetang ayat ini menyebutkan bahwa:Imam Muhammad Al-Baqir (as) berkata tentang ayat ini: “Mereka itu adalah para washi Nabi saw.”Tentang ayat ini Imam Ja’far Ash-Shadiq (as) berkata: “Mereka adalah para Imam dari Ahlul bait Rasulullah saw.”Tentang ayat ini Imam Muhammad Al-Baqir (as) berkata: “Mereka adalah para Imam dari keturunan Ali dan Fatimah hingga hari kiamat.”

Dalam kitab Yanabi’ul Mawaddah disebutkan suatu riwayat dari Salim bin Qais Al-Hilali, ia berkata bahwa Imam Ali bin Abi Thalib (as) berkata: “Yang paling dekat bagi seorang hamba terhadap kesesatan adalah ia yang tidak mengenal Hujjatullah Tabaraka wa Ta’ala. Karena Allah telah menjadikannya sebagai hujjah bagi hamba-hamba-Nya, dia adalah orang yang kepadanya Allah perintahkan hamba-hamba-Nya untuk mentaatinya dan mewajibkan untuk berwilayah kepadanya.Salim berkata: Wahai Amirul mukmin, jelaskan kepadaku tentang mereka (Ulil-amri) itu.Amirul mukminin (as) berkata: “Mereka adalah orang-orang yang ketaataannya kepada mereka Allah kaitkan pada diri-Nya dan Nabi-Nya.” Kemudian ia berkata: “Wahai orang-orang yang beriman, taatlah kalian kepada Allah, Rasul-Nya, dan kepada Ulil-amri kalian.”Salim bin Qais berkata: Wahai Amirul mukminin, jadikan aku tebusanmu, jelaskan lagi kepadaku tentang mereka itu.Amirul mukminin (as) berkata: “Mereka adalah orang-orang yang oleh Rasulullah saw disampaikan di berbagai tempat dalam sabda dan khutbahnya, Rasulullah saw bersabda: ‘Sungguh aku tinggalkan pada kalian dua perkara, jika kalian berpegang teguh dengan keduanya kalian tidak akan tersesat sesudahku: Kitab Allah dan ‘itrahku, Ahlul baitku’.”
Riwayat hadis ini dan yang semakna dengan hadis tersebut terdapat dalam:

1. Tafsir Ad-Durrul Mantsur tentang ayat ini.
2. Tafsir Ath-Thabari tentang ayat ini.
3. Tafsir Fakhrur Razi, jilid 3 halaman 357, tentang ayat ini.
4. Yanabi’ul Mawaddah, oleh Syaikh Sulaiman Al-Qundusi Al-Hanafi, halaman 134, cet. Al-Haidariyah; halaman 114 dan 117, cet. Islambul.
5. Syawahidut Tanzil, oleh Al-Hakim Al-Haskani Al-Hanafi, jilid 1, halaman 148, hadis ke 202, 203 dan 204.
6. Ihqaqul Haqq, oleh At-Tustari, jilid 3, halaman 424, cet. pertama, Teheran.
7. Faraid As-Samthin, jilid 1, halaman 314, hadis ke 250.


Kata siapa 12 Imam tidak ada Hadistnya... Pikir dulu Pak.. sebelum berbicara..

Terimakasih... :)
Kiriman 77
Marlin Tigor menulispada 05 Juni 2009 jam 21:43
Itulah yang saya sukai dalam sebuah diskusi. Kadang menggenarilis persoalan adalah cara yang paling gampang untuk membuat opini opini tambahan.

Dari mana kesimpulan imamah itu meninggalkan prinsip prinsp demokrasi ? .... imamah itu hanya urusan wilayah, sebuah pengakuan otoritas pemimpin umat tepatnya pemimpin ALAM SEMESTA yang ditunjuk Allah. Tidak lebih dari itu. Muswarah adalah prinsip prinsip muamalah yang diutamakan,...landasan tekstual suci atau rasional untuk masalah ini seabrek. Salah satunya yang ditulis Bung Arasuli diatas ..

Apakah tuhan bermusyarawah dengan manusia ketika menunjuk nabi dan rasul ? ... kecuali orang lucu, tidak ada yang menolak itu. Dan penegasan soal pemimpin oleh ALlah ini tidak perlu diragukan lagi terang dan jelas di alquran. ... Apabila mereka wafat kami ganti dengan pemimpin berikutnya.

Taatlah kepada Allah, rasul dan Ulil Amri....

Mengapa iran berdemokrasi ? .. itulah bukti pengakuan terhadap musyawarah. Sementara dalam masa ketiadaan imam, mereka tidak berwenang menciptakan pemimpin. Mereka tidak melanggar teks suci. Persoalan bernegara itu diatur dalam hukum fiqih yang ditanggung jawabi oleh para marjai, dan pintu ijtihad terbuka untuk persoalan persoalan kontemporer. Dari iran secara teknologi mampu berkembang optimal.

JANGAN MENGGENERALISR PERSOALAN AH PAK !! MUTU ANDA JADI HILANG DALAM DISKUSI INI. IMAMAH ITU SOAL IMAM ALAM SEMESTA BUKAN URUSAN BERNEGARA. JUSTRU KALO IRAN ITU MENGAKU ADA PEMIMPIN ILAHI YANG KELIRU

WALAH !!
Kiriman 78
1 balasan
Herry Yuli Sunarno menulispada 05 Juni 2009 jam 23:18
Allahumma shali ala muhammad wa ali muhammad.....(kepada sapa kita bershalawat seperti ini????.......pahamilah maknanya..pahamilah maknanya.....)
ya Allah sesungguhnya Engkau maha mengetahui atas segala sesuatu......
Kiriman 79
Herry Yuli Sunarno membalas kiriman Herrypada 05 Juni 2009 jam 23:29
ini adalah contoh kecil dalam sebuah doa......kita selalu mengucapkan shalawat untuk rosululloh dan keluarganya.....bukan untuk para sahabat dan tidak pernah untuk para sahabat....:

Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang

Ya Allah, sampaikan shalawat kepada Muhammad hamba-Mu dan rasul-Mu dan ahli baitnya yang suci, istimewakan mereka dengan yang paling utama dari rahmat-Mu, kasih-Mu, kemuliaan-Mu dan kedamaian-Mu

Ya Allah
istimewakan juga kedua orang tuaku dengan kemuliaan di sisi-Mu dan rahmat-Mu wahai Yang Paling Pengasih dari segala yang mengasihi

Ya Allah
Sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya
Ilhamkan kepadaku ilmu tentang kewajibanku
Gabungkan bagiku seluruh ilmu itu secara sempurna
Gerakkan aku untuk mengamalkan apa yang Kau ilhamkan kepadaku
Bimbinglah aku untuk melaksanakan pengetahuan yang telah Kau tunjukkan kepadaku
Sehingga
aku tidak kehilangan waktu untuk mengamalkan apa yang telah Kau ajarkan kepadaku
dan anggota badanku tidak berat untuk melakukan apa yang telah Kau ilhamkan kepadaku

Allah
Sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya sebagaimana telah Kau muliakan kami dengannya
Sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya sebagaimana telah Kau wajibkan bagi kami hak terhadap makhluk-Mu karenanya

Ya Allah
Jadikan takut kepada kedua orangku seperti takut akan penguasa zalim, dan berbuat bajik kepada keduanya dengan kebajikan ibu yang penyayang
Jadikan ketaatanku kepada kedua orang tuaku dan kebajikanku kepada mereka
lebih menenteramkan hatiku dari tidur kepada orang yang mengantuk
lebih menyejukkan hatiku dari seteguk air bagi yang kehausan
Sehingga
aku dahulukan kehendak mereka di atas kehendakku
aku utamakan ridha mereka di atas ridhaku
aku anggap banyak kebajikannya walaupun sedikit
dan aku anggap sedikit kebajikanku walaupun banyak

Ya Allah
Indahkan kepada mereka ucapanku
Haluskan kepada mereka tabiatku
Lembutkan kepada mereka hatiku
Jadikan aku orang yang sangat mencintai mereka

Ya Allah
Balaslah kebaikan mereka karena telah mendidikku
Berikan ganjaran kepada mereka karena telah memuliakanku
Jagalah mereka sebagaimana mereka memeliharaku pada masa kecilku

Ya Allah
untuk setiap derita yang menimpa mereka karenaku
untuk setiap hal yang tidak enak yang mengenai mereka karenaku
untuk setiap hak mereka yang aku abaikan
jadikan semua itu penghapus terhadap dosa mereka
ketinggian derajat mereka
kelebihan dalam kebaikan mereka
Wahai Yang Mengubah keburukan dengan kebaikan secara berlipat ganda

Ya Allah
untuk setiap pembicaraan mereka yang melanggar batas terhadapku
untuk setiap perbuatan yang berlebihan terhadapku
untuk setiap hak-ku yang mereka lalaikan
untuk setiap kewajiban terhadapku yang mereka abaikan
semua sudah aku berikan kepada mereka dan aku ikhlaskan atas mereka
dan aku tidak membenci mereka cara mereka memperlakukanku,

Ya Allah
mereka mempunyai hak terlalu besar dari diriku
kebaikan yang terlalu utana terhadapku
perberian yang terlalu banyak bagiku
sehingga aku tidak dapat membalasnya dengan adil atau memberikan kepada imbalan sepadan

Duhai Tuhanku
bagaimana harus kubalas budi mereka
lamanya kesibukan mereka untuk mengurusku
beratnya kelelahan mereka menjagaku
dan penanggungan mereka akan kesempitan untuk memberikan keleluasaan bagiku

Aduhai
Aku tidak akan bisa memenuhi hak mereka terhadapku
Aku tidak mampu melaksanakan kewajibanku kepada mereka
Aku tidak sanggup menjalankan kewajibanku untuk berkhidmat kepada mereka
Maka, sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya
Bantulah aku
Wahai Yang Paling baik untuk dimintai bantuan
Bimbinglah aku
Wahai Pembimbing yang dirindukan
Jangan jadikan aku orang yang durhaka kepada ayah bunda
pada hari ketika setiap diri dibalas karena hasil kerjanya dan mereka tidak dianiaya

Ya Allah
Sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya
Istimewakan kedua orang tuaku dengan yang paling utama dari apa yang Kau istimewakan kepada orang tua wahai Yang Paling Pengasih dari segala yang mengasihi

Ya Allah
Jangan biarkan aku lupa untuk menyebut mereka sesudah shalatku
pada saat-saat malamku, pada saat-saat siangku

Ya Allah
Sampaikan shalawat kepada Rasulullah dan keluarganya
Ampunilah aku dengan doaku kepada mereka dengan ampunan yang sempurna
Ampunilah kedua orang tuaku dengan kebaikan mereka padaku
Ridhailah mereka dengan syafaatku untuk mereka dengan keridhaan yang paripurna
Sampaikan mereka dengan anugerah-Mu kepada tempat-tempat kesejahteraan

Ya Allah
Jika ampunan-Mu lebih dahulu datang kepada mereka,
izinkan mereka untuk memberi syafaat kepadaku
Jika ampunan-Mu lebih dahulu sampai kepadaku,
izinkan aku untuk memberi syafaat kepada mereka
Sehingga dengan kasih sayang-Mu kami berkumpul di rumah-Mu yang mulia
di tempat ampunan dan kasih-Mu
Sungguh Engkau Pemilik karunia yang besar dan anugerah yang abadi
Engkaulah Yang maha Pengasih dari semua yang pengasih.
(Ash-Shahifah As-Sajjadiyah, doa ke 24)
Kiriman 80
Ibnu Zaki menulispada 06 Juni 2009 jam 0:14
@Marlin Tigor

pertanyaan saya, jika Imamah itu hanya soal Imam "alam semesta" (?) yang sama sekali tak memiliki otoritas kewenangan dalam urusan rumah tangga sebuah pemerintahan, kenapa lalu berubah menjadi sebuah piranti ideologis yang membidas keabsahan prinsip demokrasi Islam sebagai dasar pemerintahan 3 kekhilafahan sebelum Imam Ali as? pertanyaan saya selanjutnya, dari mana kesimpulan Imamah demikian dapat menggerus prinsip-prinsip demokrasi yang sah secara konstitusional?

pertanyaan susulan saya ; apakah juga Tuhan harus bermusyawarah dengan manusia ketika menunjuk seorang pemimpin ILAHI versi sempalan 12? lalu, bagaimana bisa wilayah keImamahan semacam yang ILAHI ini mengandaikan proses demokrasi kepemimpinan (khilafah/imamah) yang jelas-jelas "mengangkangi" otoritas kehendak paling tinggi?

jika konsepsi wilayah yang anda maksud merujuk pada dualisme kepemimpinan umma yang berbeda secara hanya— kategoris, seperti yang diindikasikan oleh Dr. Musa sendiri sebagai yang politis & spiritualis, maka sampai konteks tertentu, saya dapat menyepakati pembedaan anda. sebuah pola perkembangan teoretis yang cukup bagi saya, menekan pertautan konseptual antara 2 tradisi kepemimpinan "shia" & "sunna."

soal Iran, pada awalnya saya pikir tak sesederhana yang anda catut hanya pada bagian akhir evolisnya saja. pergumulan teori kenegaraan yang sama sekali tak ditemukan dalam sistem tradisi keilmuan 12, menjadikannya cukup alot, panjang & kadang menuai hasil yang tragis. anda pastinya lebih mengenali fase2 pertumbuhan positif/negatif yang ada d sana.

pertanyaan saya ; bagaimana para marja di atas memperoleh legalitas keabsahan yang bersifat ILAHI—sebagai satu-satunya wakil paling otoritatif dari asumsi keyakinan teologis sang Imam XII yang menghilang? lagi pula, sejauh peneropongan saya, tak sedikit ulama shia 12 yang menolak konsepsi perwakilan suci yang baru dikembangkan belakangan saja dalam sistem WF. (lih; Al-Ardibily). kongkritnya, ambil satu contoh kasus soal khumus. padahal, sejauh yang saya pelajari, ada sebuah riwayat Imam Ja'far as, yang dengan sangat tegas menolak menerima jatah khumus sampai datangnya sang Imam Mahdi?!

Dan, menurut anda, bagaimana dengan perkataannya d bawah ini;

عن عبد الله بن سنان قال: سمعت أبا عبد الله يقول: ليس الخمس إلا في الغنائم خاصة
(AL Faqih, Al Tahdzib, Al Istibshar)

maka, sejak kapan perubahan makna fungsional khumus (tahrif) berubah menjadi begitu umum, sehingga mencakup hampir keseluruhan laba usaha?

sekali lagi, untuk frase ini— "Imamah itu soal Imam (Alam Semesta?), bukan urusan Bernegara.." saya sepertinya harus mengucapkan beribu banyak trimakasih u/anda, bung Tigor! thanks anyway..

regards
zaki



Kiriman 81
Marlin Tigor menulispada 06 Juni 2009 jam 0:52
Iya betul pak zaki, jangan lupa menambahkan kalimatnya "dalam masa kegaiban imam". Kebernegaraan itu ada pada wilayah ijtihad. Pro dan kontra terhadap hal itu tentu adalah warna yang tidak perlu kita besar besarkan. Artinya, itu bukan konsep baku dan kaku lagi fundamentalis. Toh Syiah Imamiah di IRAQ tidak menerapkan sistem itu mereka memilih sistem demokrasi negara irak. Begitu juga kelompok "hisbollah" dilibanon, mereka tidak ngotot untuk membangun negara mutlak seperti iran. Tapi apa itu indikasi mereka berbeda pandangan dalam konsep imam alam semesta yang berjumlah 12 itu ? ... tidak toh. Ketiga tiganya beraqidah yang sama soal imam 12. Perlu juga ditambahkan, apakah ada pemisahan lalu imam alam semesta itu dengan pengenjawantahan kehidupan bernegara ? .. itu namanya sekular. Para marji itu berpedoman pada hukum-hukum para imam. Persoalan ini sangat jelas, artinya para marji itu pelaksana hukum dan nilai nilai yang bersumber dari para imam. Tidak ada masalah apapun disitu yang perlu diperdebatkan. Itu sama saja dengan imam masjid yang melaksanakan fiqih dari kitab fiqih katakanlah hambali. secara sederhana.

Sebenarnya substansi diskusi ini sudah terlalu melebar dan tidak menyentuh substansi lagi. Saya masih menunggu mana pandangan yang melibatkan orang orang persian yang mengalahkan pandangan populer dan umum dan tercatat dalam kitab kitab muktabar ? ...



Kiriman 82
Alfan Arrasuli menulispada 06 Juni 2009 jam 1:00
Yang jadi pertanyaan "Kenapa 3 Khalifah sebelumnya Merebut Hak Imam Ali as"???

Itu pertanyaan yang logis..

Atas dasar apa?

NB: Jawab dong pertanyaan saya diatas sebelumnya.. masa pertanyaan "anak kecil" saja tidak bisa dijawab?
Kiriman 83
Zoel Fly menulispada 06 Juni 2009 jam 4:57
Pak Zaki

meraih program doktoral Kompilas Hukum Islam di universitas Tehran (1955)
meraih program doktoral Filsafat Universita Sorbonne Perancis (1959)
menjadi Prof Ekonomi Islam Universita Tehran (60 - 62)
menjadi Prof Filsafat Islam universitas Baghdad (68 - 78)
Prof tamu di Germany
Prof terbang di Libya
Prof peneliti di Universitas Harvard ( 75 - 76 )
Prof kehormatan di Universitas Los Angeles (1978 )

apakah dengan comment ini anda sedang melukis karakter anda sendiri ?
hahaha comment Anda dari pertama yang selalu menyimpulkan serta meminjam gelar atau jenggot busana

Dr,Prof Musa Musawi yang jlimet.
kemudian mengaku tidak sedang membunuh karakter lawan ? sekali lagi xixixixixi

teryata anda selalu seperti kebakaran jenggot ketika Dr,Prof anda dikritisi
oleh lawan lawan anda terutama seperti saudara kita Bung Marlin mengatakan tentang buku Musawi : mengapa saya keluar dari syiah?

apa makna sufyani seperti yang diketengahkan Bung Arrasuli saja anda tidak mengetahuinya
nah bagaimana kita dapat melangkah jauh.

makanya saya bilang lebih baik di partisi ulang

kalau anda mau membuktikan tentang Syiah jgn hanya mengandalkan dari hasil riset koalisi Saqifah
yang menghasilkan buku cetak ulang yang selalu disensor secara CANIBAL.

Syiah Imamiah memahami Imamah Islamiah sebagai sebuah fungsi Intelektual dan politis yang diberikan
kepada person Imam anggota keluarga Nabi saw.berdasarkan Nash yang ada.
jadi tinjauan saya kepada anda yang tidak mengetahui Hadis arti,makna Sufyani
merupakan tolak ukur saya yang sedikit kasar,mengatakan .
Reg Binary anda telah cacat.
maaf !!!



Kiriman 84
Zoel Fly menulispada 06 Juni 2009 jam 5:39
Hasil riset Saqifah :
1.meletakan dasar Demokrasi penyamun.mana bukti nash yang membenarkan semua kejadian saqifah ?
2.menyerobot tanah Fadak dengan mengandalkan file suci milik mandiri,akhir dosa nenek moyang merupakan tinjauan ulang terhadap Umar Bin Abd Aziz.buktikan ...buktikan dan buktikan ?
3 pemungutan zakat merupakan sistim tengkulak menurut sejarah yang terjadi ,merupakan pandangan tutup mata secara nyata seharusnya butuh bukti bahwa Inikah yang dikatakan berdasarkan teks suci Ilahi ?
4.Sejarah tentang kelebihan dan kemaksuman para sahabat yang telah membuat gunung bergoyang harus di tinjau ulang....karena merupakan rintangan untuk kemajuan Islam kedepan .
5.transformasi natural menuju kesempurnaan Hadis bukan hanya seperti dua karung Abu Hurairah yang jika dibuka satu lagi nampaklah kebenaran... mohon digugat !!!
Kiriman 85
Ibnu Zaki menulispada 06 Juni 2009 jam 13:13
@Marlin Tigor

penjelasan anda, inkonsisten dengan beberapa pertanyaan konseptual saya sebelumnya. Tapi setidaknya, itu sedikit menjelaskan wilayah praksis dari sistem WF sebagai exit gate kelompok 12 dimana merujuk pada eksistensi dunia politisnya yang sempat hilang beberapa lama.

lalu, perbandingan anda terkait status seorang faqih di dalam dua tradisi keilmuan yang berbeda. "syia" & "sunna," sungguh terlalu menyederhanakan persoalan. dari sudut pandang marjaiyya Islam, barangkali ya, sama ; bahkan semua orang yang mengaku dirinya muslim selaiknya kembali pada tatanan hukum al Quran. perbedaan paling kentara yang saya maksud, terkait dengan pertanyaan terakhir saya di atas sebelum ini. silakan anda tilik sekali lagi.

jauh d awal, sepertinya sudah saya katakan bahwa u/empat point pertama yang dibentangkan oleh Al Allamah Al Khaoeny itu—saya belum berani tegas mengambil kesimpulan akhir. masih perlu kajian serius u/mengungkap fakta2 awal yang saling berkelindan membentuk sebuah jaringan konspirasi global (setidaknya benar, u/ukuran saat itu) demi menghancurkan Islam secara sempurna; "reruntuhan" dinasti sasania yang dluluh lantakkan baru saja oleh Umar, dinasti umayya yang sedang menggeliat kelaparan, kelompok2 oportunis yang mengail di air keruh & kepentingan politik global imperium romawi timur—yang seharusnya dapat dibidas persis pada masa pemerintahan Imam Ali as. sayang seribu sayang, semua itu harus kandas di bawah kelicikan strategy politis musuh-musuh Islam.

kegaulauan saya; kenapa sosok yang membunuh & mengkhianati para simbol kebesaran Islam saat itu (dimulai dari Umar, Usman, Ali as & para Imam Alu Baiyt setelahnya, Hasan, Husein, Zaid bin Ali bin Husein bin Ali bin Abi Thalib, Muhammad bin Abdillah dll), slalu memiliki genangan darah kedinastian sasania Persia? barangkali anda bisa membantu memberikan saya pencerahan, mohon petunjuk.

sebuah kegalauan yang bagi anda barangkali aneh, namun tetap legal & logis u/digugat..

regards
zaki
Kiriman 86
Alfan Arrasuli menulispada 06 Juni 2009 jam 13:39
Pertanyaan "Anak Kecil" Kok Tak pernah bisa dijawab ya?

Dan pertanyaan Pak Marlin selalu dijawab dengan Samar - samar.. Kalau memang Bapak Tau Sejarah langsung saja sebutkan siapa - siapa pelaku pembunuhan tersebut?

Dan pertanyaan "anak kecil" memang sulit dijawab ya Pak?


Bagi orang - orang yang baru bergabung dengan Topik Diskusi Ini.. silahkan Baca dari Awal Pembicaraan.. Akan jelas siapa yang berbicara tentang kebenaran dan siapa yang hanya ber andai - andai...
Kiriman 87
Ibnu Zaki menulispada 06 Juni 2009 jam 13:44
@Bung Zoel

gawe kritisi itu harus berdasar pada data yang akurat, sahih & valid. sembarang lempar kritik yang tanpa sandaran ilmiah (faktual), apalagi jika itu hanya dugaan belaka, maka jelas bukan gawe kritik yang benar. semestinya, dari poit ini pula anda berangkat bung.. oleh karena itu, asal cuap saja takkan pernah cukup membuat identifikasi anda menjadi benar. anda paham?

karenanya, saya terpaksa harus menyitir sebagian dari biografi beliau u/meluruskan dugaan bung Tigor yang salah kaprah. hanya itu kepentingan saya. selebihnya, apa lagi jika itu seperti yang anda kaitkan dengan peminjaman segala gelar, nama & busana—adalah nonsen. saya, barangkali sama dengan anda yang ada, karena lebih befikir mandiri.

sekal lagi bung zoel, jika identifikasi anda masih cacat, maka saya bisa menyimpulkan anda sebagai seorang subjektifis murni khas jebolan sempalan 12 yang ekstrimis [!]

maaf!!

regards
zaki






Kiriman 88
Marlin Tigor menulispada 06 Juni 2009 jam 13:49
Pak zaki, anda quote :

kegaulauan saya; kenapa sosok yang membunuh & mengkhianati para simbol kebesaran Islam saat itu (dimulai dari Umar, Usman, Ali as & para Imam Alu Baiyt setelahnya, Hasan, Husein, Zaid bin Ali bin Husein bin Ali bin Abi Thalib, Muhammad bin Abdillah dll), slalu memiliki genangan darah kedinastian sasania Persia? barangkali anda bisa membantu memberikan saya pencerahan, mohon petunjuk.

JELASLAH ITU PAK ZAKI, SAYA TIDAK TAHU KALAU UMAR DAN USMAN DAN ABU BAKAR. TAPI KALAU IMAM HUSEIN DAN KETURUNANNYA TERDAPAT DARAH PERSIA. ISTRI IMAM HUSEIN YANG MELAHIRKAN IMAM ALI BIN HUSEIN ADALAH ORANG PERSIA.

DIRIWAYATKAN BAHWA : Pada masa pemerintahan khalifah kedua, Umar bin Khattab, kaum muslimin berhasil menaklukkan negeri Persia (Iran). Atas kemenangan ini, laskar Islam memboyong tawanan-tawanan perang ke Madinah Al-Munawwarah, termasuk di antara mereka putri Yazdijard, Kisra Persia.

Tatkala kaum muslimin berkumpul di masjid, Khalifah Umar bermaksud menjual putri raja tersebut. Namun, Imam Ali as memberi isyarat agar ia tidak melakukan hal itu, mengingat bahwa putri-putri raja tidak boleh diperjualbelikan, sekalipun mereka itu kafir. Lalu beliau mengatakan, "Biarkan dia memilih seorang laki-laki untuk menjadi suaminya. Dan siapa saja yang dipilihnya, maka ia berhak menikah dengannya."

Sang putri raja itu menjatuhkan pilihannya kepada junjungan kita, Imam Husain bin Ali as sebagai pasangan hidupnya. Amirul Mukminin Ali as berwasiat kepada anaknya agar memperlakukannya dengan baik dan santun.

Beliau mengatakan, "Wahai Abu Abdillah (Husain), ketahuilah bahwa dia kelak akan melahirkan sebaik-baik penduduk dunia."

Ya, dari rahim wanita bangsawan inilah putra pertama Imam Husain yang bernama Ali itu lahir. Pernah sang ayah memanggilnya dengan nama Ibn Khairatain (anak dari dua kebaikan), karena dalam nadinya mengalir darah dua bangsa; Arab Quraisy Bani Hasyim dan Ajam Persia.

sumber : http://www.al-shia.org/html/id/etrat/biog/07.htm

DALAM NADI MEREKA MENGALIR DARAH PERSIA. DARAH PARAH AHLUL BAIT ITU MEMANG SELALU TUMPAH DISETIAP PERISTIWA SEJARAH.

Nah, kalo itu disebabkan oleh orang persia sebagai penyebab, anda sudah mengakui :BELUM BERANI MENYIMPULKAN. Jadi kita tidak perlu analisis nanti jatuh pransangka. membangun sarang laba laba.
Kiriman 89
Alfan Arrasuli menulispada 06 Juni 2009 jam 14:22
Sudah Pak Zaki.. Jawab Pertanyaan "anak Kecil" dulu....

Bagi yang baru bergabung silahkan ikut mengkaji Topik ini dengan mengikuti dan mempelajari Isi Topik ini dari awal hingga akhir sehingga mampu membedakan siapa yang sebenarnya Berbicara FAKTA dan siapa yang sebenarnya hanya BER ANDAI - ANDAI
Kiriman 90
Marlin Tigor menulispada 06 Juni 2009 jam 14:31
Mas alfan itu juga saya menarik. syiah yang sering dikatakan sempalan ini agak lain dengan sempalan yang sebenaranya. Kelompok sempalan ini eksis dalam ideologinya dalam sebuah negara bernama REPUBLIK ISLAM IRAN. Eksis dalam perjuangan mencubit dan menampar yahudi yang dimusuhi umat islam atas nama hizbullah.

Mereka tidak ribut dengan negara negara islam kecuali sebatas kecaman dan Saddam hussein yang melanggar batas,.. tapi lihatlah sikap mereka dengan Amerika ? ... benar benar sempalan yang aneh dan menarik dikaji.

Teknologi dan wawasan mereka diakui oleh dunia internasional. Sekalipun sekte (katanya) mereka tidak terjebak dalam penjara fiqih dan ritual. Mereka mengolah nuklir, satelit, ekonomi, dan lain lain. Polisinya pun katanya adalah wanita, Ada info karpet persia itu saja menghasilkan lebih 2 milyar dolar setaun. benar benar sempalan yang aneh.

Tadi malam ditayangkan di tv one, sekelumit tentang hisbullah. Tidak ada satu israel pun yang mampu menduduki daerahnya. Bunker mereka seperti kamar hotel.. benar benar sempalan yang aneh. Saya begitu terharu mendengar pendapat salah seorang pimpinan militernya, wajah kami tidak bisa dipublikasi begitu juga dengan kekuatan militer kami. Perlawanan kepada israel bukan untuk bangga banggan,.. tanah kami adalah martil untuk setiap kezaliman. Allhumma labaik ya rasulullah katanya.

Para peneliti itu mengakui, persiapan dan strategi perang mereka sudah dirancang untuk waktu yang lama. Seolah mereka sudah akan mengetahui apa yang akan terjadi pada negaranya. Mereka eksis, tanpa harus berlari kenegara lain. Hasan Nasrullah said : harga diri itu lebih utama dengan kematian dari pada hidup di zalimi dan dan diintimidasi. Sempalan yang benar benar aneh dan menarik untuk dikaji. Lebih aneh lagi, mereka ini bisa hidup bersama masyarakat lebanon yang mayoriti juga beragama non muslim.


Lebih aneh lagi, sempalan ini masih eksis padahal sudah diupayakan sedemikian rupa, se sistematis mungkin, se inteleqtual dan serasioanal mungkin, upaya upaya untuk memberangusnya oleh saudara nya sendiri. entah oleh kelompok ahlus sunnah atau yang mengaku ahlus sunnah. Sekte ini masih eksis, benar benar aneh.

Mudah mudahan masyarakat syiah indonesia bisa meniru jejak jejak mereka.
Allahummah sholi ala muhammad wa ali muhammad
Kiriman 91
Ibnu Zaki menulispada 06 Juni 2009 jam 14:41
@ Bung Zoel

selingan :

1.
و الذين استجبوا لربهم و أقاموا الصلاة و أمرهم شورى بينهم ومما رزقناهم ينفقون
(TUHAN)

gugatannya; berikan saya fakta keutamaan hak kepemimpinan Imam Ali as, yang sekali saja, menegasikan legalitas prinsip demokrasi (penyamun) pada awal pemerintahan Islam?!

2. bagaimana anda memaknai teks di bawah ini :

عن محمد بن يحيى، عن أحمد بن محمد رفعه، عن عمرو بن شمر، عن جابر،

عن أبي جعفر (ع) قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : «خلق

الله آدم وأقطعه الدنيا قطيعة، فما كان لآدم (ع ) فلرسول الله صلى الله عليه

وسلم وما كان لرسول الله فهو للأئمة من آل محمد

atau;

عن أبي جعفر : النساء لا يرثن من الأرض ولا من العقار شيئا

(Buku Hadis Ciptaan kelompok 12)

gugatannya; berikan saya fakta sahih & valid, bahwa Imam Ali as, ketika menjabat kursi kekhilafahan Islam, mengambil tanah warisan itu u/dirinya sendiri (sesuai teks 12 d atas) atau, mengembalikannya untuk keluarga istrinya, Fatimah yang lebih berhak atas tanah warisan itu?!

3. "pandangan umumnya adalah spkektrum kebijakan publik yang dikeluarkan oleh sebuah Negara Islam yang baru saja berdiri." Dalam bahasanya yang sangat Indonesia; demi NKRI, maka upaya apapun u/mengamankan wilayah konstitusi negara kedaulatan hukum haruslah dtempuh dengan sebuah bidasan yang sangat tegas. seberapa pun cost & risk nya.

لو منعوني عقالاً كانوا يؤدونه لرسول الله لقاتلتهم عليه

gugatannya; Coba anda bandingkan dengan konsep khumus sempalan 12 yang amburadul itu—yang rasa-rasanya, lebih merupakan upeti sistemik ciptaan para penyamun ideologis-extrimis ketimbang pendidikan nalar sehat.

4 & 5. الصحابة كلهم عدول إلا من أبى و من يأبى فليس بصحابي إلا من تاب

gugatannya: anda bandingkan dengan mitologi Imam XII yang masih dipercaya hingga kini?! Dan, kemaksuman para Imam yang hanya di dasarkan atas tafsir usang para penyamun ideologis adalah out of date. jadi, mohon digugat!! demi kemajuan peradaban Islam di masa depan.

regards
zaki
Kiriman 92
Alfan Arrasuli menulispada 06 Juni 2009 jam 14:58
Lucu ah.. Dibilangnya saya yang keluar jalur eh.. dia sendiri deh.... topik itu ada di forum lain dan sudah selesai dibahas Bung.. .


pertanyaan "anak kecil " jawab dulu Bung Zaki..


Bagi rekan - rekan yang lain saya Mohon dengan sangat hormat dan segenap hati yang paling dalam dan setulusnya untuk membiarkan Bapak Zaki menjawab pertanyaan "Anak Kecil" saya yang rupanya dia sangat kebingungan menjawabnya...

Bagi yang baru mengikuti Topik diskusi ini silahkan mengkaji dari awal dan pelajari siapa yang berbicara FAKTA dan siapa yang sebenarnya BER ANDAI - ANDAI dengan potongan - potongan kalimat dan mendustakan Ayat - ayat Allah Swt dalam Al Quran.. tentunya tau kan Apa Hukum dan Akibat mendustakan ayat - ayat Allah Swt ...

Terimakasih... :)
Kiriman 93
Ibnu Zaki menulispada 06 Juni 2009 jam 15:20
@Marlin Tigor

"Jelaslah itu pak Zaki, SAYA TIDAK TAHU KALAU UMAR, USMAN DAN ABU BAKAR. Tapi kalau Imam Husein dan keturunannya terdapat darah Persia. Istri Imam Husen yang melahirkan Imam Ali bin Husein adalah orang Persia."

anyway, thanks bung Tigor atas note anda soal keturunan Imam Hussein as, itu.

tapi agak sedikit menyimpang sebetulnya, dari apa yang saya pikirkan. sejarah yang anda paparkan cukup panjang lebar itu sama sekali tak menyentuh esensi kegalauan saya. minus Abu Bakar barangkali, para pembunuh & sebagian pengkhianat itu pun juga berdarahkan orang dinasti sasania Persia. termasuk Istrinya Imam Hasan as, adalah sasanian meles.

Dan anda benar bung Tigor, saya masih harus menyelidiki hubungan antar jejaring konspirasi global kala itu (lihat sekali lagi; kelompok2 terlibat yang saya sebutkan sebelum ini) yang ingin memberangus populasi ajaran Islam "kiri" revolusioner seperti yang dicontohkan Imam Zaid, Imam Hasan as, atau Imam Husein as.

regars
zaki




Kiriman 94
Ibnu Zaki menulispada 06 Juni 2009 jam 15:41
@Bung Arrasuli

"Dan pertanyaan "anak kecil" memang sulit dijawab ya Pak?"

ya deh.. maksa nih.. jadi g enak. Tapi emang iya sih pertanyaannya membingungkan, jadi jawabnya juga sangat sulit "dek".. nanti jangan2 malah ga dipahami lagi. maaf ya.. =)

soal yang menurut anda basi, itu hanya reaksi saja atas aksinya bung zoel. karenanya saya sertakan juga istilah kata ; "selingan."

Dan bagi yang baru mengikuti topik diskusi ini, sebaiknya anda mengkajinya dari awal agar lebih memahami ; siapa yang memakai landasan fakta & akal sehat & siapa yang hanya mengandalkan dugaan belaka, andai-andai tafsir usang & kreasi hasil kopi paste. Dan lebih parah lagi, semua itu dibentangkannya lebar2 atas nama klaim kebenaran Islam yang absolut.

regards,
zaki
Kiriman 95
Alfan Arrasuli menulispada 06 Juni 2009 jam 15:50
Ya Sudah.. Berarti Intinya Bapak memang tidak tahu apa - apa..

Makanya sebelum memulai sebuah diskusi lebih baik Bapak menyiapkan Banyak referensi...

Supaya tidak terjebak oleh pertanyaan mudah seorang anak kecil..

Sudah jelas kan berarti semuanya siapa yang menggunakan FAKTA dan siapa yang hanya BER ANDAI - ANDAI dengan sebuah buku karangan.. Bagus lah kalau ternyata Bapak Zaki sudah mengakui Kesalahan sendiri...

Itu memang lebih Baik dan terhormat..

Terimakasih... :)
Kiriman 96
Ibnu Zaki menulispada 06 Juni 2009 jam 15:59
No Offense Bung!

CMIIW =))
Kiriman 97
Alfan Arrasuli menulispada 06 Juni 2009 jam 16:19
Baik.. Alhamdulillah..

Sebagai penutup izinkan saya mengutip hadist

Rasulullah saw bersabda:“Barangsiapa yang mati dalam keadaan cinta kepada keluarga Muhammad, maka ia mati syahid. Ingatlah! Barangsiapa yang mati dalam keadaan cinta kepada keluarga Muhammad, maka ia mati dalam keadaan diampuni. Ingatlah! Barangsiapa yang mati dalam keadaan cinta kepada keluarga Muhammad, maka matinya sebagai orang yang bertaubat. Ingatlah! Barangsiapa yang mati dalam keadaan cinta kepada keluarga Muhammad, maka matinya sebagai orang yang beriman, dan imannya sempurna. Ingatlah! Barangsiapa yang mati dalam keadaan cinta kepada keluarga Muhammad, malaikat maut akan menyampaikan kabar gembira tentang surga (sebagai kediamannya) …”


Hadis ini terdapat dalam kitab:
1. Tafsir Al-Kasysyaf, Zamakhsyari, jilid 2, halaman 339.
2. Faraid As-Samthin, Al-Hamawaini, jilid 2, halaman 49.
3. Arjah Al-Mathalib, Ubaidillah Al-Hanafi, halaman 320.

Diriwayatkan oleh Al-Hakim dalam kitabnya Al-Mustadrak dari Abu Dzar Al-Ghifari (ra), ia berkata:


“Kami tidak mengenal orang-orang munafik kecuali karena kedustaan mereka kepada Allah dan Rasul-Nya, meninggalkan shalat, dan kebencian kepada Ali bin Abi Thalib (sa).” (Mustadrak Al-Hakim 3: 102).


Mudah - mudahan Allah Swt selalu menunjukan kita kepada jalan yang diridhai-Nya..



Terimakasih.. :)
Kiriman 98
Ibnu Zaki menulispada 06 Juni 2009 jam 17:19
@khusus penutup u/anda bung Arrasuli =))

saya akan menyitir beberapa hadis sahih yang diriwayatkan dari Imam Ja'far as, terkait kelompok sempalan yang anda agung2kan itu ;

1. قال أبو عبد الله (جعفر الصادق): "قوم يزعمون أني لهم إمام، والله ما أنا
لهم بإمام ، ما لهم ، لعنهم الله. كلما سترت سترا هتكوه ، هتك الله ستورهم . أقول كذا ، يقولون إنما يعني كذا ..." انظر: اختيار معرفة الرجال ،
الشيخ الطوسي (شيعي) ، ج 2 ص 590

komentar saya ; sungguh hebat! Imam Ja'far sendiri yang rupanya sampei serius berdoa agar laknat Tuhan senantiasa ditimpakan bagi mereka yang mang"aku"kan dirinya sbg Imam..

2. قال جعفر الصادق : إِنَّ مِمَّنْ يَنْتَحِلُ هَذَا الْأَمْرَ لَيَكْذِبُ حَتَّى إِنَّ الشَّيْطَانَ لَيَحْتَاجُ إِلَى كَذِبِهِ. الكافي للكليني ج 8 ص 254 قال المجلسي : حسن ، وقال البهبودي: صحيح

Ja'far Shadiq berkata: "Diantara orang yang mendaku sebagai ini (Syi'ah), niscaya ia akan berdusta hingga syetan perlu belajar dusta kepadanya". al Kafi, karya al Kulaini (Syi'i), juz 8 hal. 254.

3. قال جعفر الصادق رحمه الله :" ما أنزل الله من آية في المنافقين إلا وهي فيمن ينتحل التشيع ". رجال الكشي ص 254 ، بحار الأنوار جزأ 65 ص 166

Ja'far ash Shadiq berkata: "Tidaklah Allah swt. menurunkan suatu ayat yang menerangkan tentang kriteria orang-orang munafiq, kecuali kriteria tersebut tepat disematkan kepada orang yang mengaku sebagai Syi'ah". Rijal Kisyi, hal. 254, Biharul Anwar juz 65 hal 166

"Mudah - mudahan Allah Swt selalu menunjukan kita kepada jalan yang diridhai-Nya.." =)

regards,
zaki


Kiriman 99
Alfan Arrasuli menulispada 06 Juni 2009 jam 17:56
Bapak berfikir bahwa saya tidak bisa membaca dan mengartikan Kalimat - kalimat yang bapak tulis itu?

Apa yang saya baca tidak sama dengan yang bapak artikan...

Siapa yang berdusta disini?

Saya tidak tahu kalau anda sampai hati berbuat demikian dan merugikan diri anda sendiri..

Mudah - mudahan Allah Swt sajalah yang menentukan Akibat perbuatan Bapak..
Kiriman 100
Ibnu Zaki menulispada 06 Juni 2009 jam 18:37
Cobalah anda artikan hadis Abu Abdillah d atas itu sesuai dengan pemahaman yang anda anut bung Arrasuli... =)

lalu, siapakah yang sampai hati berbuat demikian dan merugikan diri sendri?

regards,
zaki
Kiriman 101
Ibnu Zaki menulispada 06 Juni 2009 jam 18:58
@Selingan

sebagian dari Fatwa Marja sempalan 12, syeikh Mujtaba Shirazi :

1. kaum muhajirin dan anshar, KAUM KUFAR!
2. Abu Bakar, Umar, Usman, Aisyah, Hafsah, Talha... semuanya termasuk AHLI NERAKA!
3. khusus untuk Abu Bakar dan Umar, katanya.. AZAB NERAKANYA sungguh akan sangat DAHSYAT SEKALI!

و البقية تأتى

mau bukti perkataannya?! =))

omong2, tadinya saya mulai percaya, nyatanya memang benar apa yang disabdakan oleh Imam Ja'far as, d atas... ckckckkckckckckk hebat! =))

regards,
zaki
Kiriman 102
Ibnu Zaki menulispada 06 Juni 2009 jam 20:40
@selingan lagi =)

Dan rupanya tak semua orang syia 12 seperti Shirazi yang bagi saya, sungguh nalarnya terlalu picik & naif!

coba anda bandingkan dengan perkataan Ir. Shabah Al Khaza'iy, seorang syia 12 yang cukup moderat di bawah ini. saya hormati beliau, sebagaimana saya harus menghargai beberapa pandangannya yg cukup berbeda.

http://www.youtube.com/watch?v=B89-9k6cw6k / 1
http://www.youtube.com/watch?v=B8vQ6PLvvhA&feature=related / 2
http://www.youtube.com/watch?v=xZ64XplpozY&feature=related / 3
http://www.youtube.com/watch?v=k9EmS-gs7KI&feature=related / 4

salute u/Ir. Shabah Al Khaza'iy!

regards,
zaki
Kiriman 103
Rain Deny menulispada 07 Juni 2009 jam 0:50
@ tigor
saya sepakat dengan anda, katakanlah itu sempalan. tetapi sejauh pengmatan saya, islam yang di katakan sempalan inilah-sejauh pmahaman saya-yg benar2 real dalam pengewantahan nilai2 islam.

@ibnu zaki
setelah membaca tulisan2 anda, saya malah menjadi bingung dengan identitas keislaman seperti apa yang anda pegang.
mohon maaf, mungkin itu di krnakan keterbatasan dan keawaman saya.

teruskan penjelasan anda.. semoga saya dapat menemukan..
Kiriman 104
Rain Deny menulispada 07 Juni 2009 jam 0:58
@zaki
anda menuliskan dalam bhasa arab
"Dari Abu Jaafar berkata: wanita tidak mewarisi tanah dst..."

dalam bebrapa penjelasan anda, apa urgensinya anda menuliskan dengan bahasa arab?

mengapa tidak anda tuliskan dlm bahasa yang sesuai dengan kondisi dsini?

--maaf keluar jalur bahasan--
Kiriman 105
Rain Deny menulispada 07 Juni 2009 jam 1:38
dikatakan pak zaki
"tidak hanya para pembunuh, pengkhianat itu pun juga berdarahkan orang dinasti sasania Persia"

SEMBILAN MUHADDITHIN ADALAH ORANG-ORANG PERSIA:

(Sahih yang Enam – enam buku ‘resmi’ Hadith): Bukhari (w.256 AH), Muslim (w.261 AH), Ibn-Maja (w.273 AH), Abu Dawood (w.275 AH), Tirmizi (w.279 AH) dan Nasai (w.303 AH) datang dari Kerajaan Persia yang dikalahkan.
Demikian juga, ketiga Muhadditheen Shia: al-Kulaini (w. 329 AH), Syekh Saddooq (w. 381 AH), Syekh Al-Toosi (w. 460 AH) dan Abu Ali Tabrasi (486/1093 – 548/1154) (para penulis empat buku ‘resmi’ Hadith Shia)
Kiriman 106
Rain Deny menulispada 07 Juni 2009 jam 2:14
mengapa para perawi ini begitu bebas dalam menyebarkan hadis?

ABU MUSLIM KHURASANI, pendiri kerajaan majusi 129h abasiah, kerajaan ini bertahan sekitar 200 tahun, memberikan kebebaskan istimewa, termasuk dalam hal monopoli di bidang tulis-menulis

tabari juga menyatakan diri sebagai persia..

@ zaki
para perawi di atas adalah dari sunni dan syiah.
anda mengatakan tidak syiah tidak sunna..

pertanyaan sedrhana. islam apakah yang anda pegang?

tentunya kita mengetahui bahwa agama samawi, tidak mungkin hanya milik klan tertentu saja, arab, majuzi, dll..
Kiriman 107
Ibnu Zaki menulispada 07 Juni 2009 jam 3:14
@Rain Deny

"kebingungan" anda harus saya apresiasi bung Rain.. setidaknya, anda memiliki penalaran yang lebih gamblang & terbuka u/memahami Islam kita yang agung. anda berhasil melalui fase kritis yang bagi banyak orang, justru mengharuskan dirinya melakukan agitasi murahan berbentuk klaim2 abstrak tanpa makna yang menjelaskan. asal tak sesuai dengan pakem standar sektarian, maka anda berhak dilabeli oleh seabreg tuduhan rasis yang tak cerdas. sungguh sebuah pemahaman dualistik binner yang bersebrangan dengan karakteristik Islam yang tawhidic.

ajakan saya bung Rain.. tetaplah bersama naluri & nalar anda, ikuti semua postingan saya, mudah2an kita dapat bersua secara penuh toleransi dengan segala keterbatasan & kemampuan yang dimiliki.

soal tulisan yang kadang2 berbahasa arab, itu memang sengaja saya khususkan u/yang bersangkutan. sejauh itu, saya berusaha fokus u/menanggapi opini/komentar/keberatan person 2 person, secara lebih mengakui akses keilmuan & kecerdasan lawan bicara saya. namun sayangnya, kebanyakan teks di atas tak mendapat porsi tanggapan yang seharunya ideal. dats nop. biarkan pembaca lain yang menilai.

u/soal sara seperti yang anda kutipkan; silakan anda kembali cek komentar saya u/bung Hane. saya pikir, itu sudah lebih dari cukup menjelaskan keyakinan & posisi saya.

lalu pernyataan terakhir anda, maaf, dimana saya menemukan statement demikian di postingan2 saya sebelumnya? anda bisa tunjukkan u/saya? dengan segala hormat, saya akan merevisi pandangan saya soal itu jika memang ya, demikian.

regards
zaki

Kiriman 108
Zoel Fly menulispada 07 Juni 2009 jam 3:53
Satu dari Sebahagian kesuksesan Benalu sepanjang sejarah.

Priode awal berkabungnya para ahli Sarjana Ahlul sunnah
yang berusaha mempertahankan fosil bani Umayyah.
teryata hanya bisa berakhir dengan keyakinan nihil & selalu ter-ombang ambing didalam konsep topi

miring. kian hari kian buruk.
melahirkan cucu - cucunya dengan dinamika berperang diantara mereka sendiri dinilai pahala (Teks Ilahi)
atau kepercayaan resmi.
inilah salah satu contoh boneka Umayyah kepada faham sekte ahlul sunnah sampai hari ini.

Juga awalnya lempar bola di Saqifah merupakan sesuatu keunikan para pendukung Ahlul sunnah
sampai hari ini.
Para Ahli sejarah Ahlul Sunnah kerepotan,ketika berhadapan dengan yang namanya Ali bin abi thalib.
contoh : Bidayah wan Nihayah yang tumbuh dari species yang sama ( Benalu ).
tak lepas dari kerepotan mengkritisi Hadis Hadis yang berkaitan kepada Imam Ali Bin Abi Thalib.
jangan heran 10 lembar pertama bab Abu Bakar dapat mengalahkan
3 lembar pertama Bab Imam Ali Bin Abi Thalib.dalam hal mengkritisi Hadis.

kalau lomba mengkritisi Hadis mereka selalu kalah
karena setelah dilihat hasilnya
teryata mereka hanya bisa mengkritisi Hadis yang berkaitan hanya dengan Ali
paranoid abadi,yah begitulah kenyataannya.

Jadi,Mahzhab Imamiah yang menjunjung tinggi prinsip memilih
khalifah yang sesuai dengan teks religius.
merupakan suara keadilan yang masih lebih mudah untuk dibuktikan.
sampai hari ini dapat dibuktikan dengan ping yang sama.
selaras serta sesuai menatap langkah kedepan.

Tetapi sayangnya masih ada orang yang mabuk berbahasa Arab setelah minum anggur dikedaiku.

Kiriman 109
Rain Deny menulispada 07 Juni 2009 jam 4:01
@zaki
bismillah, mudah2an kita dapat bersua secara penuh toleransi dengan segala keterbatasan & kemampuan yang dimiliki.

pada Post #14 Ibnu Zaki wrote
"lalu yang akhirnya sama2 menjadi korban kezaliman politik itu adalah umat Islam secara keseluruhan. jadi bagi saya, tak hanya kelompok "syi'ah" tapi juga kelompok sunna."
maafkan saya jika salah memaknai tulisan anda. atau katakanlah saya salah.

tentu saja, kita dsini berusaha untuk tidak mengeneralisir. sebelum di lanjutkan ke sejarah pembunuhan para khalifah dan tokoh mulia lainnya.
ada bbrpa point yg ingin saya tanyakan.

1.bgaimana mnurut anda para perawi diatas, khususnya yang dari sunna. krn, trdpat text sejarah yang mngatakan sperti postingan saya no 106
2.bgaimana menurut anda sorang tabari
3.maaf, tetap saya akan bertanya.. islam seperti apakah yang anda pegang?

untuk masalah bahasa, saya tidak memungkiri... kmampuan bahasa arab adalah nilai tambah dalam mempelajari islam. tetapi dalam kondisi ini, sepertinya hal itu menjadi tidak begitu relevan.
Kiriman 110
Zoel Fly menulispada 07 Juni 2009 jam 4:23
bahagian kesuksesan syiah sepanjang sejarah

http://www.youtube.com/watch?v=DJtZeAkQIfk&feature=channel_page/1
http://www.youtube.com/watch?v=WsSLlR-ucPk&feature=channel_page/2
http://www.youtube.com/watch?v=w5zjJGKNhSM&feature=channel_page/3
http://www.youtube.com/watch?v=gIN6BI4wjTw&feature=channel_page/4
Kiriman 111
Dian Nova P menulispada 07 Juni 2009 jam 5:32
@Selingan..
lagi2,lagi2, lagi2...
mengecam syiah.. tanpa mengetahui dan memahami kebenaran syiah yang sebenarnya. ini hanyalah sebuah tulisan yang lemah dan rapuh....

http://azwarti.wordpress.com/2008/08/06/menguak-konspirasi-persia-dalam-merusak-islam-dan-memecah-belah-muslimin-part-1/#comment-511

imam Ali (as):

-Apabila ada dua seruan yang berbeda, maka yang satunya mestilah sesat.

-Sering ketidaktahuan orang berilmu meruntuhkannya sedang pengetahuan yang dipunyainya tidak menolongnya.

-Orang yang mendapatkan beberapa pendapat, mengerti akan lobang-lobang jebakan

tidak untuk di komentari, lanjutkan saja diskusinya ^_^
Kiriman 112
Ibnu Zaki menulispada 07 Juni 2009 jam 8:14
@Bung Zoel (nada2nya seperti pak cik pula di Malay sana) =)

meminjam istilah bebas sufisme khomeini: minum anggurnya di toko jamu para penyamun, anehnya malah mabokan sambil sempoyongan di jalan2—tak ingat lagi tata norma, etika, apa lagi aurat budaya yang merusak pemandangan kota. segera sadarilah, kembalikan raga rapuhmu itu pada jiwamu yang semakin menciut, keropos, hancur & melebur.

Ali, Ocehnya...
Imamah Kultus
Hak Wasiat Tuhan
Konspirasi Busuk
Murtad
Kafir
Ahli Neraka
tapi katanya lagi, Benalu Sorga
Mitos Usang sbagai Garansi Suci
ah! Topeng saja
Semuanya
cuma Rekayasa Palsu
Para Penyamun yang Minus Fakta

omong2, rupanya anda pandai menyitir pantun bung Zoel.. sudah seperti orang Malaya saja bah! menarik! =) mohon maaf, saya tak mampu melayani anda dengan baik. Intinya, silakan kembali telisik alam nyata selingan anda d atas. hanya sebatas kedumelan saja takkan cukup membuat pantun anda begitu nyaring.

regards,
zaki






Kiriman 113
Ibnu Zaki menulispada 07 Juni 2009 jam 8:43
@Bung Dian Nova

thanks anyway 4 ur link!

@Bung Rain Deny

sepertinya ada sisipan yang begitu mirip antara 2 pertanyaan pertama anda dengan link yang diberikan oleh bung Dian.. bahkan, u/beberapa pernyataan anda sebelumnya. sebaiknya barangkali, anda langsung menuju tkp saja. Dan u/soal no 3, pertanyaan mendasar saya; manakah yang lebih baik menurut word view al Quran: Islam atau, islam[s]? beberapa pointer konseptual yang dapat dirujuk sebagai landasan paling urgen keimanan seseorang di dalam berislam, telah saya kirimkan via email anda d FB. semoga bermanfaat.

regards,
zaki
Kiriman 114
Ibnu Zaki menulispada 07 Juni 2009 jam 17:44
@selingan (^0^)

Debat DR. Shabah [syia Ja'fariyah Irak] versus DR. Ayatullah Muhammad Qazwainy [syia Shafawis Iran—salah satu Marja sempalan 12 sekaligus pengajar hauza ilmiya Qum]

http://www.youtube.com/watch?v=A9sxHxhZKxI&feature=related
http://www.youtube.com/watch?v=VkRdnC3wkL0

regards
zaki

Kiriman 115
Rain Deny menulispada 07 Juni 2009 jam 17:54
@ibnu zaki
terimakasih atas surat anda saudara zaki.. saya akan mempelajari lebih jauh.
trimkasih juga kpd saudara2 syiah dan sunni yang lain...

SAAT INI yang dapat saya katakan adalah, esensi dari syiah dan sunni adalah islam, pada akhirnya akan menghapuskan simbol2 dan atribut.
sayangnya, trdapat oknum dan extrimis dari sunni, syiah, yahudi, etc.. yang membuat ini menjadi polemik berkepanjangan.

meskipun demikian, SAAT INI-manusia bgt gampang brubah- yang ada di pikiran saya adalah, pada akhirnya saya harus tetap memilih/memihak. seperti apa yang telah dipostingkan saudara dian nova.

smg saya menemukan kbenaran
Kiriman 116
Ibnu Zaki menulispada 07 Juni 2009 jam 18:59
http://www.youtube.com/watch?v=Ydcbrs3m6TU

http://www.youtube.com/watch?v=qhw8cLeKurw&feature=related

http://www.youtube.com/watch?v=uD-ez3cCjgY&feature=related ATAU

http://www.youtube.com/watch?v=aQhWfhoctO0&feature=related

@bung Zoel

anda rupanya mencatut video Gadafi itu u/mementung keseluruhan muslim "sunna" yang tak hanya mayoritas di Lybia tetapi juga di smua negara timur tengah. sungguh tak laik bagi seseorang seperti "anda"; tanpa melalui proses check-cross melingkar.

lagi pula, apa anda tak tau kasus Gadafi sang diktator keji dengan Imam Musa Shadr asli Iran yang memimpin gerakan perlawanan di Lebanon sana? bagaimana akhir dari pada tragedi Gadafi - Shadr? anda pura2 tak tau atau benar2 sengaja melupakan itu?

lalu sepertinya, Gadafi telah berhasil merayu para awam syia 12 u/sejenak melupakan dirinya sebagai seorang kriminal kelas kakap pembenci Imam Musa Shadr, negara Iran berikut kelompok 12 shafawisnya d Lebanon. (lihat video2 di atas)

Dan anda tau siapa di balik memri.tv? bangsa yahudi kerdil. N its all about politics. neither religion nor faith. agama, bagi mereka, cuma icon besar komoditi pasar kekuasan global. yang jadi korban dari propaganda stensilan semacami ini—lagi2, hanya masyarakat grass root muslim yang slalu ikhlas bertuhan tapi tidak tau apa2.

makan ayolah, segera bangun dari mabuk anggurmu yang panjang itu kawan! Ali, ocehnya... Hak Wasiat Tuhan.. Konspirasi Busuk.. Mitos Usang sbagai Topeng Suci.. mohon segera digugat!

Dimulai dengan & dari diri anda.

regards
zaki
Kiriman 117
Ibnu Zaki menulispada 07 Juni 2009 jam 19:07
@Rain Deny

You got a point bung Rain.. lanjutkan! =)

Best Regards
zaki
Kiriman 118
Rain Deny menulispada 08 Juni 2009 jam 1:48
@dian
benarlah apa yang saudara katakan
tulisan itu mengecam syiah..
sedangkan si penulis tidak mengetahui dan memahami kebenaran syiah. bahkan hal yang paling mendasar dari aqidah syiah.

link anda lebih lengkap dari referensi saya sblumnya, terimaksih atas linknya.
Kiriman 119
Zoel Fly menulispada 08 Juni 2009 jam 5:14

hehehe....Podium pembuat makar telah terbakar
Sapu tangan merah delima tak sanggup menutup air matanya.
Please wait..........Delete

kita lihat bersama penilaian orang yang bersandar hanya dari kitab abad 20( DR.Musa Al Musawi )
tak -/+ seperti tong kosong yang nyaring bunyinya.
berusaha mencoba meruntuhkan seluruh dalil yang datang dari langit.yang jauh sebelum

bapak,kakek,neneknya lahir.
dia berteriak,sekan akan itu adalah miliknya,membanggakan mihrab yang mirip halaman sebuah Al-Qur'an

yang terbuat dari bahan marmer putih yang pernah dihiasi lantunan sajak para AhlulBait 12 Imam,
namun sayang seribu sayang mereka telah mengotori dengan caci maki kepada pemimpinnya sendiri.
pukul dada pukul pala-mu.
Please wait..........Delete

Kiblat orang orang yang Rakus letaknya dibawah ketiak Bani Umayyah.
(karena orang asing ini lebih toleran terhadapnya)
"(INGATLAH)suatu hari(YANG DI HARI ITU) kami pannggil tiap Umat dengan Pemimpinnya
Mana kamus mata rantai kita yang kokoh
kita bilang 12 dia katakan 4
lalu mana dasar 4 ?
jangan minggat ke kitab Dr,Prof,kompor.(coba minggat ke kitab Imamiah yg sesungguhnya)
Please wait..........Delete

satu lagi kalau kita pintar sedikit,ketika Kaddafi berbicara sempurna maka ambil sehelai benangnya.
maka Nabi bilang ambilah Ilmu walaupun dari lubung ular besar.
nah,Teryata ada orang asing jauh lebih kekanak kanakan dibanding Saudara saya yang jauh lebih pintar dari nya.
= ada seorang sahabat Nabi Allah yang ngga mau menerima tugas Ilahi hanya karena lebih tua dari pada Pemimpin yang telah diangkat.
Please wait..........Delete.

Ghadir Khum
Please wait....copy .
Kiriman 120
1 balasan
Ibnu Zaki menulispada 08 Juni 2009 jam 7:04
@Zoel

kami menemukan leluhur kami seperti ini
maka lebih kurang sama dengan mentalitas masyarakat pra Islam sebelum Rasulullah, saw.
kami seharusnya hanya mengikuti dan titik
tak penting bagi kami, benar dan salah
kembalikkan saja semua itu pada kenyataan nenek moyang kami yang "satu"
tak boleh ada penalaran kritis apalagi menggerigis
cukup bagi kami, bandulan nalar tumpul di bawah penistaam "agama" yang katanya, suci.
suci..
palsu..
palsu..
suci..
suci kepalsuannya..
palsu kesuciannya..

sungguh sayang, semua masih terbentang lebar atas nama mitologi 12 yang bak rumah kaca
sekalipun jentik laba masih sanggup menggetarkannya dengan sempurna. pondasi murahan saja jelas takkan mampu membuatnya kokoh seperti menara Hasan, Tuan para pemuda "sunna" di Sorga

andai buku hasil kreasi 12 itu memiliki aura sakralitas kitab Tuhan
niscaya bumi ini akan tentram & langit pun ikut tersenyum damai
tetapi
hanya kenistaan moral saja yang rupanya dijadikan sandaran nalar beragama sacred kaum sempalan 12
tak kurang tak lebih, cuma keiri—dengkian, penghasut, penebar angkara murka, teologi dendam kesumat abu-abu, peragu berat, tukang laknat & seabreg mental hiper lainnya yang amburadul
bahkan Tuhan pun barangkali gelisah, gundah & marah.

sekali lagi, sehelai benang adalah hikmah tertinggi—hanya jika itu adalah Kebenaran. ilmu adalah soal hikmah tertinggi seperti yang Ali sabdakan.
Dengan sehelai benang rapuh, mana mungkin dapat mengail bandul besar ke permukaan
seperti ada, padahal tiada. bandul hilang, benang pun tenggelam.

mitologi Imam XII
Please Recovery.. Sorry, ur System is Down [!] File Corrupted.

regards
zaki
Kiriman 121
Alfan Arrasuli membalas kiriman Ibnupada 08 Juni 2009 jam 14:06
Maaf ya Pak Zaki.. coba tuliskan perkataan Imam Ja'far as tersebut dalam satu paragraf yang jelas berikut keterangannya.. Halaman berapa dan dalam buku apa.. baru akan terlihat siapa yang berdusta..

Dan saya tetap menunggu jawaban dari pertanyaan - pertanyaan saya yang sebelumnya..

Ternyata siasat berdiskusi anda selicik Idola anda.. Muawiyah bin Sofyan (Sufyani) orang - orang dapat melihat kenyataan dan kebenaran apabila mereka menyimak diskusi ini dari awal..

Bagaimana Bapak menanggapi Hadist ini yang mengawali penamaan Ahlusunnah Wal "JAMAAH" yang ternyata keluar dari mulut Muawiyah bin Abu Sufyan ( Yang dimaksud Sufyani itu Keturunan dari pohon Abu Sufyan )..

HR. Sunan Abu Daud, Hadits no.3981 dan diriwayatkan dengan kalimat yang sama oleh Mu’awiyah bin Abu Sofyan dalam Kitab Al-Siyar Sunan Darimi, Hadits no.2406:

Dalam sebuah kesempatan, Muawiyah bin Abu Sofyan berdiri dan memberikan khutbah dan dalam khutbahnya diriwayatkan bahwa dia berkata,
“Rosulullah SAW bangkit dan memberikan khutbah, dalam khutbahnya beliau berkata, “Millah ini akan terbagi kedalam 73 golongan, seluruhnya akan masuk neraka, (hanya) satu yang masuk surga, mereka itu Al-Jamaa’ah, Al-Jamaa’ah. Dan dari kalangan umatku akan ada golongan yang mengikuti hawa nafsunya, seperti anjing mengikuti tuannya, sampai hawa nafsunya itu tidak menyisakan anggota tubuh, daging, urat nadi (pembuluh darah) maupun tulang kecuali semua mengikuti hawa nafsunya.”

Dan saya jelaskan Hadist ini Shahih.. jadi jangan timpali saya dengan Hadist abal - abal .. dan hadist inilah yang mengawali penamaan Ahlusunnah Wal "Jamaah" yang saya temukan hampir di setiap rujukan Sunni..

Dan saya tanyakan lagi Konsep versi anda tentang Imam Mahdi versi ahlusunnah... Bukankah saya telah lampirkan bukti Imam Mahdi as versi saya yang telah diakui oleh 60 lebih Ulama rujukan Ahlusunnah pada jamannya ( Atau perlu saya copy paste kan berulang kali lagi dibawah ini?)

Dan coba terangkan Jalur keislaman bapak?

Mari kita tuliskan Jalur Bapak yang bermuara Pada Sufyani (Abu Sofyan) dan Jalur Ahlul Bait yang bermuara pada Rasulullah Saww...

Dan bila menurut Bapak Abu Bakar dan Umar Dkk tidak pernah menentang Rasulullah Bagaimana Bapak menerangkan tentang ini..

Namun sebagian sahabat tidak senang dengan sikap Nabi seperti ini. Mereka menentangnya dengan keras. Umar bin Khattab datang dan berkata: "Apakah benar bahwa engkau adalah Nabi Allah yang sesungguhnya?"

"Ya", jawab Nabi.

"Bukankah kita dalam hak dan musuh kita dalam batil?"

"Ya".Sahut Nabi.

"Lalu kenapa kita hinakan agama kita?" Desak Umar.

"Aku adalah Rasulullah. Aku tidak melanggar perintah-Nya dan Dialah penolongku." Jawab Nabi.

"Bukankah engkau mengatakan kepada kami bahwa kita akan mendatangi Rumah Allah dan bertawaf di sana ?"

"Ya. Tetapi apakah aku katakan kepadamu pada tahun ini juga?" Tanya Nabi.

"Tidak".JawabUmar.

"Engkau akan datang ke sana dan tawaf di sekitarnya." Kata Nabi mengakhiri.

Kemudian Umar datang kepada Abu Bakar dan bertanya:

"Wahai Abu Bakar! Benarkah bahwa dia adalah seorang Nabi yang sesungguhnya?"

"Ya" Jawab Abu Bakar.

Kemudian Umar mengajukan pertanyaan serupa kepada Abu Bakar dan dijawab dengan jawaban yang serupa juga.

"Wahai saudara!" Kata Abu Bakar kepada Umar. "Beliau adalah Rasul Allah yang sesungguhnya. Beliau tidak melang-gar perintah-Nya dan Dialah Penolongnya. Maka percayalah padanya."

Usai Nabi menulis piagam perdamaian, beliau berkata kepada sahabat-sahabatnya: "Hendaklah kalian sembelih binatang-binatang korban yang kalian bawa itu dan cukurlah rambut kalian." Demi Allah tidak satu sahabatpun berdiri mematuhi perintah itu sampai Nabi mengucapkannya sebanyak tiga kali. Ketika dilihatnya mereka tidak mematuhi perintahnya Nabi masuk ke dalam kemahnya dan keluar kembali tanpa berbicara dengan siapa pun. Beliau sembelih korbannya dengan tangannya sendiri lalu memanggil tukang cukurnya kemudian bercukur. Melihat ini para sahabat kemudian menyembelih juga korban mereka, kemudian saling mencukur sehingga hampir-hampir mereka saling berbunuhan. (Lihat buku-buku sejarah dan sirah. Juga lihat Shahih Bukhori dalam Bab as-Syuruthi Jihad 2:122; juga Shahih Muslim Bab Sulhul Hudaibiyah Jil. 2)

Dalam peristiwa ini apakah Umar tidak merasa berat dalam menerima keputusan Nabi SAWW ataukah dia bersikap ragu-ragu terhadap perintah Nabi, khususnya ketika dia berkata: "apakah engkau benar-benar Nabi Allah yang sesungguhnya? Bukankah engkau berkata kepada kami..." dan seterusnya. Apakah Umar juga menerima jawaban Nabi yang memuaskan itu? Tidak. Dia tidak puas dengan jawaban Nabi lalu pergi kepada Abu Bakar mengajukan pertanyaan yang serupa. Apakah dia menerima jawaban Abu Bakar dan nasihatnya agar mematuhi perintah Nabi? Tidak tahu aku apakah dia terima lantaran jawaban Abu Bakar atau jawaban Nabi! Kalau tidak kenapa dia berkata terhadap dirinya, "Lalu aku tehh lakukan beberapa perkara yang ..." Hanya Allah dan RasulNya saja yang tahu apa yang dilakukan oleh Umar. Dan aku juga tidak tahu sebab keengganan sahabat-sahabat lain atas perintah nabi setelah itu ketika Nabi berkata: "Sembelihlah binatang korban kalian dan cukurlah rambut kalian!" Tidak satupun dari mereka mendengar perintah Nabi ini hingga beliau terpaksa mengulanginya tiga kali tanpa ada kesan.

Padahal Allah Swt berfirman "Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu (Muhammad) sebagai hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka suatu keberatan terhadap keputusan yang kamu berikan dan mereka menerima dengan sepenuhnya. (4: 65)

Lalu Jelaskan mengenai Ini "Tragedi Hari Kamis"

Tiga hari menjelang wafatnya Nabi SAWW para sahabat berkumpul di rumah Rasul SAWW. Nabi yang mulia memerintahkan mereka untuk mengambil kertas dan dawat agar dituliskan kepada mereka suatu wasiat yang akan memelihara mereka dari kesesatan. Namun para sahabat berselisih. Sebagian mereka enggan terutama Umar yang tidak mematuhinya dan bahkan menuduhnya telah meracau sampai Nabi marah sekali dan mengusir mereka dari mmahnya tanpa menuliskan apa-apa. Perinciannya adalah sebagai berikut:

Ibnu Abbas berkata: "Hari Khamis, oh hari Khamis. Waktu Rasul merintih kesakitan, beliau berkata, mari kutuliskan untuk kalian suatu pesan agar kalian kelak tidak akan tersesat. Umar berkata bahwa Nabi sudah terlalu sakit sementara AlQuran ada di sisi kalian. Cukuplah bagi kita Kitab Allah. Orang yang berada dalam rumah berselisih dan bertengkar. Ada yang mengatakan berikan kepada Nabi kertas agar dituliskannya suatu pesan di mana kalian tidak akan tersesat setelahnya. Ada sebagian lain berpendapat seperti pendapatnya Umar. Ketika pertengkaran di sisi Nabi semakin hangat dan riuh Rasul pun lalu berkata, "Pergilah kalian dari sisiku." Ibnu Abbas berkata: "Tragedi yang paling menyayat hati Nabi adalah larangan serta pertengkaran mereka di hadapan Rasul yang ingin menuliskan suatu pesan untuk mereka." Shahih Bukhori jil.2 dan 5 Hal. 75; Musnad Ahmad Bin Hanbal jil. 1 hal. 355; jil. 5 hal. 116; Tarikh Thabari jil. 3 hal. 193; Tarikh Ibnu Atsir Jil. 2 hal. 320.

Mengapa Umar berani menentang permintaan Rasulullah Saww yang ingin menulis teks untuk menghindari perpecahan Ummat.. apa dia Haus kekuasaan??

Mengapa Umar menuduh Rasulullah Saww "meracau" padahal al Quran telah mengatakan " Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi. Dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras sebagaimana kerasnya (suara) sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak gugur (pahala) amalmu sedangkan kamu tidakmenyadari" (49: 2).

Mengapa Umar menyebut "AlQuran sudah ada disisi kalian" dan "Cukuplah bagi kita Kitab Allah."

Apa Umar Merasa lebih Pintar dari Rasulullah Saww? dan apa Pak Zaki Lupa Pada Hadist Ghadir Khum?
Bukan Umar sendiri yang tahu maksud Rasul. Semua yang hadir juga tahu. Karena sebelum itu beliau juga pernah berkata kepada mereka, "Kutinggalan kepada kalian dua peninggalan yang besar (tsaqalain): Kitab Allah dan itrah Ahlul Baitku. Jika kalian berpegang teguh pada keduanya maka kalian tidak akan tersesat selama-lamanya". Pada saat sakitnya Nabi berkata kepada mereka, "Biar kutuliskan kepada kalian suatu pesan di mana kalian tidak akan tersesat selama-lamanya" Semua yang hadir termasuk Umar tahu maksud Nabi yang ingin menegaskan secara tertulis apa yang diucapkannya di Ghadir Khum sebelum itu: yakni berpegang teguh pada Kitab Allah dan Itroh Ahlu Baitnya. Dan penghulu itroh adalah Ali. Jadi seakan-akan Nabi ingin berkata, "Berpeganglah kalian kepada AlQuran dan Ali." Ucapan-ucapan seperti ini pernah dikatakannya juga di berbagai tempat yang lain seperti yang diungkapkan oleh sejumlah ahli hadis.

Lalu Jelaskan Tentang Ini "Sarriyah Usamah"

Dua hari menjelang wafatnya Rasulullah, beliau telah siapkan sebuah pasukan untuk memerangi Roma. Usamah bin Zaid yang saat itu berusia delapan belas tahun diangkat sebagai komandan pasukan perang. Tokoh-tokoh muhajirin dan anshar seperti Abu Bakar, Umar, Abu Ubaidah dan sahabat-sahabat besar lainnya diperintahkan untuk berada di bawah pasukan Usamah ini. Sebagian mereka mencela pengangkatan Usamah. Mereka berkata, bagaimana Nabi bisa menunjuk seorang anak muda yang belum tumbuh janggut sebagai komandan pasukan kami. Sebelum itu mereka juga pernah mencela pengangkatan ayahnya oleh Nabi. Sedemikian rupa mereka protes Nabi sampai beliau marah sekali. Dengan kepalanya yang terikat karena deman panas yang dideritanya, Nabi keluar dipapah oleh dua orang dalam keadaan dua kakinya yang terseret-seret menyentuh bumi. Nabi naik ke atas mimbar, memuji Allah dan bertahmid padaNya. Sabdanya: "Wahai muslimin, apa gerangan kata-kata sebagian di antara kalian yang telah sampai ke telingaku berkenaan dengan pengangkatanku Usamah sebagai pemimpin. Demi Allah, jika kamu kini mengecam pengangkatannya; sungguh hal itu sama seperti dahulu kamu telah mengecam pengangkatanku terhadap ayahnya sebagai pemimpin. Demi Allah, sesungguhnya ia amat layak memegang jabatan kepemimpinan itu. Begitu juga puteranya—setelah ia—sungguh amat layak untuk itu.
Kemudian beliau mendesak mereka untuk segera berangkat. Katanya: "Siapkan pasukan Usamah. Lepaskan pasukan Usamah. Berangkatlah Sariyyah Usamah. Beliau mengulang-ulang ucapannya seperti itu, tapi mereka tetap enggan dan bermalas-malasan di Jurf. Thabaqat Ibnu Sa'ad jil.2 hal.l90; Tarikh Ibnu Atsir Jil. 2 hal. 317; Sirah al-Halabiyah jil. 3 hal. 207;Tarikh Thabari jil. 3 hal 226.

Bagaimana mereka menolak perintah Rasulullah padahal dalam al Quran jelas2 disebut

"Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah" (59:7).

"Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat dengan kesesatan yang nyata" (33:36).

Umar bin Khattab telah banyak menentang Rasulullah Saww padahal dalam al Quran disebut.

"Katakanlah jika kalian mencintai Allah maka ikutilah aku (Muhammad) kelak Allah akan mencintai kalian" (Ali Imron:31)

Apa Umar dkk tidak Tahu?

Bagaimana mereka begitu berani terhadap Rasulullah Saww, tidak setuju dan menentang keras dengan perjanjian damai (Hudaibiyah ) yang dilakukannya sehingga beliau sebanyak tiga kali menyuruh mereka berkorban dan mencukur rambur masing-masing tetapi tiada siapa pun yang mematuhinya. Di waktu lain mereka tarik bajunya dan melarangnya menyembahyangkan jenazah Abdullah bin Ubai. Mereka berkata kepada beliau: "Sesungguhnya Allah telah melarangmu menyembahyangi jenazah orang-orang munafik". Seakan-akan mereka mengajarkan apa yang diturunkan Allah kepadanya. Padahal Allah berfirman dalam kitab-Nya: "Dan Kami turunkan kepadamu (Muhammad) AlQumn agar kamu menerangkan kepada ummat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka" (16: 44) Dan firman-Nya: "Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab kepadamu (Muhammad) dengan membawa kebenaran supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah wahyukan kepadamu" (4: 105). Dan firman-Nya lagi: "Sebagaimana (Kami telali menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamn yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamii dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu AlKitab dan hikmah serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui" (2:151)

Jelaskan tentang ini

ukhari telah meriwayatkan dalam kitabnya Jil. 4 hal. 47 dalam Bab as-Sabru a'lal adza (Sabar Dari Gangguan) tentang maksud firman Allah, " Sesungguhnya orang-orang yang sabar akan diberikan ganjaran". Katanya: "Al-A'masy meriwayatkan kepada kami bahwa beliau pernah mendengar Syaqiq bercerita tentang Abdullah yang berkata: "Suatu hari Nabi membagikan sesuatu kepada sahabat-sahabatnya sebagaimana yang biasa beliau lakukan. Seorang dari Anshar memprotes dan berkata: pembagian ini bukan karena Allah SWT. Kukatakan padanya bahwa aku akan lapor kepada Nabi (apa yang dikatakannya). Aku menghampiri Nabi yang ketika itu berada di antara para sahabatnya. Kuceritakan kepadanya apa yang terjadi. Tiba-tiba mukanya berubah dan marah sekali sampai aku rasa menyesal karena memberitahunya. Nabi kemudian berkata: "Nabi Musa as telah diganggu lebih dari itu, tetapi beliau bersabar."

Dalam Bab yang sama, pasal Man Lam Yuwajih an-Nas Bil Atab Bukhari meriwayatkan bahwa Aisyah pernah berkata bahwa Nabi pernah melakukan sesuatu dan mengizinkan para sahabatnya untuk melakukan yang serupa. Tiba-tiba sebagian sahabat menolak melakukannya. Berita ini sampai ke telinga Nabi lalu baginda berkhotbah dan memuji-muji Allah. Kemudian baginda berkata: "Kenapa orang-orang ini menghindari dari melakukan sesuatu yang kulakukan. Demi Allah aku lebih tahu dari mereka tentang Allah dan lebih takut kepadaNya di banding mereka."

Orang yang merenungkan contoh riwayat serupa ini akan merasakan bahwa para sahabat telah meletakkan diri mereka lebih tinggi dari kedudukan Nabi sendiri; mereka percaya bahwa Nabi bisa berbuat salah dan merekalah yang benar. Sebagian ahli sejarah terikut-ikut dalam membenarkan tindakan sahabat walaupun ia bertentangan dengan perbuatan Nabi; atau kadang-kadang menunjukkan bahwa kedudukan ilmu dan ketakwaan para sahabat lebih tinggi dibandingkan dengan Nabi, seperti yang dikatakan konon Nabi keliru dalam menyelesaikan masalah tawanan perang Badar dan Umar bin Khattablah yang benar. Mereka telah meriwayatkan berbagai hadis palsu yang konon Nabi SAWW bersabda: "Seandainya Allah turunkan suatu bencana maka tiada yang akan selamat melainkan Umar bin Khattab." Seakan-akan mereka ingin berkata "Kalau Umar tiada maka celakalah Nabi". Semoga Allah melindungi kita dari kepercayaan yang salah seperti ini. Mereka yang mempunyai kepercayaan seperti ini akan jauh dari Islam sejauh dua kutub barat dan timur. Dia wajib merujuk kembali akalnya atau mengusir setan dari hatinya.

Allah berfirman: "Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya; dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya. Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambilpelajaran?" (45: 23)

Allah SWT berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya apabila dikatakan kepada kamu: "Berangkatlah (untuk berperang) di jalan Allah" kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan kehidupan di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyaiah sedikit. Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kamu dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat memberi kemudharatan kepada-Nya sedikitpun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (9 : 38,39) Maha Benar Allah Yang Maha Agung.

Ayat ini juga amat jelas mengatakan bahwa sahabat merasa berat untuk pergi berjihad di jalan-Nya. Mereka lebih memilih untuk hidup di dunia walau mereka tahu nikmatnya hanya sedikit sekali. Sikap mereka seperti ini dicela oleh Allah dan diancam dengan azab yang pedih. Dan Allah akan mengganti mereka dengan orang-orang mukmin lain yang jujur. Ancaman penggantian ini tersurat dalam berbagai ayat AlQuran. Hal ini menunjukkan bahwa mereka seringkali merasa berat hati ketika diseru pada jihad di jalan Allah SWT. Di dalam ayat lain Allah berfirman: "Dan jika kamu berpaling, niscaya Dia akan mengganti (kamu) dengan kaum yang lain dan mereka tidakakan seperti kamu (ini)" (47: 38). Atau firman Allah yang lain: "Hai orang-orang yang beriman, barang siapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mendntai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah diberikan kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui" (5: 54).

Kalau kita ingin rincikan ayat-ayat yang menyirat makna seperti ini dan mengungkapkan kebenaran adanya pembagian kelas sahabat seperti yang dikatakan oleh Syi'ah, khususnya mereka seperti yang kita bincangkan ini, maka tak syak lagi ia akan memerlukan buku tersendiri. AlQuran telah mengungkapkannya dengan nada yang ringkas dan sangat fasih. Firman Allah: "Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan ummat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar. Merekalah orang-orang yang beruntung. Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai-berai dan berselisih sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang yang mendapat siksa yang berat. Pada hari yang di waktu itu ada muka yang menjadi putih berseri, dan ada pula yang menjadi hitam muram. Adapun orang-orang yang menjadi hitam muram mukanya (kepada mereka dika-takan): "Kenapa kamu kafir sesudah kamu beriman? Karena itu rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu". Adapun orang-orang yang menjadi putih berseri mukanya, maka mereka berada dalam rahmat Allah (syurga); mereka kekal di dalamnya" (3: 104,105,106,107). Maha Benar Allah Yang Maha Tinggi Dan Maha Agung.

Bagi para penelaah dan peneliti, mereka tahu bahwa ayat ini berbicara dengan para sahabat dan mengingatkan mereka akan perselisihan dan perpecahan setelah datangnya hujah-hujah yang jelas. la mengancam mereka dengan azab yang pedih, sekaligus membagi mereka pada dua golongan. Yang satu akan dibangkitkan kelak dengan muka yang putih berseri-seri; mereka adalah orang-orang yang bersyukur dan berhak menerima rahmat Allah SWT. Yang lain akan dibangkitkan kelak dengan muka yang hitam dan muram. Mereka adalah orang-orang yang telah murtad setelah mereka beriman. Dan Allah telah mengancam mereka dengan azab yang pedih.

Jadi jelas bahwa para sahabat telah berpecah dan berselisih setelah wafatnya Nabi SAWW. Mereka telah nyalakan api fitnah sehingga mereka saling berperang dan menumpahkan darah yang mengakibatkan kemunduran kaum muslimin dan menjadi sasaran musuh-musuhnya. Ayat di atas tidak dapat ditakwilkan atau dirobah pengertiannya lain dari apa yang bisa dipahami oleh akal.

Bersabda Rasulullah SAWW:

"Ketika aku sedang berdiri tiba-tiba datang sekelompok orang yang kukenal. Lalu keluarlah seorang di antara kami dan berkata, "Mari" . Kutanya, "Kemana?" Jawabnya, "Ke neraka, demi Allah". "Apa kesalahan mereka?" Tanyaku. "Mereka telah murtad setelahmu dan berbdik dari kebenaran, dan kuperhatikan tiada yang tersisa melainkan (sedikit sekali yang) seperti sekelompok unta yang tersisih", jawabnya.11

Rasulullah SAWW bersabda:

"Aku akan mendahului kalian di telaga haudh. Siapa yang berlalu dariku dia akan minum dan siapa yang telah minum tidak akan dahaga selama-lamanya. Kelak ada sekelompok orang yang kukenal dan mereka juga mengenalku datang kepadaku; kemudian mereka dipisahkan dariku. Aku akan berkata: sahabatku, sahabatku. Lalu dijawab: engkau tidak tahu apa yang telah mereka lakukan setelah ketiadaanmu. Dan aku pun berkata: Enyahlah, enyahlah mereka yang telah berubah setelah ketiadaanku" .

Orang yang merenungkan makna hadis-hadis seperti ini yang diriwayatkan sendiri oleh ulama Ahlu Sunnah Wal Jamaah dalam berbagai kitab shahih mereka, tidak akan ragu-ragu lagi untuk mengambil kesimpulan bahwa kebanyakan sahabat telah berubah bahkan telah berbalik setelah wafatnya Nabi SAWW; melainkan segelintir kecil saja yang diibaratkan oleh Nabi seperti sekelompok unta yang tersisih. Hadis ini tidak dapat ditafsirkan bahwa ia ditujukan untuk golongan orang-orang munafik, mengingat nas yang berkata: sahabatku, sahabatku. Dan ia juga adalah tafsir atau realisasi dari ayat-ayat AlQuran yang menyebutkan tentang sikap mereka yang berbalik sehingga diancam oleh Allah dengan api neraka, seperti yang telah disentuh di atas.

Bersabda Nabi SAWW:

"Aku akan mendahului kalian dan akan menjadi saksi kalian. Demi Allah aku kini melihat haudhku (telagaku di syurga) dan aku juga telah diberikan kunci kekayaan bumi (atau kunci bumi). Demi Allah aku tidak khawatir kalian akan mensyirikkan Allah setelahku, tetapi aku khawatir kalian akan bersaing untuknya (dunia)".Shahih Bukhori jil. 4 hal. 100-101.

Sungguh benar apa yang disabdakan oleh Rasululah SAWW. Mereka telah bersaing dan berlomba-lomba untuk dunia ini sehingga pedang-pedang mereka dihunuskan, berperang dan saling mengkafirkan. Sebagian sahabat yang besar bahkan telah menimbun emas dan perak. Para ahli sejarah seperti al-Masu'di di dalam kitabnya Muruj az-Dzahab, Thabari dan lain sebagainya telah mencantumkan bahwa kekayaan Zubair saja—misalnya—mencapai lima puluh ribu Dinar, seribu ekor kuda, seribu orang hamba sahaya dan sejumlah tanah di Bashrah, Kufah, Mesir dan lain sebagainya.Muruj az-Zahab oleh al-Masu'di jil. 2 hal. 341.
Thalhah mempunyai kekayaan pertanian di Irak yang setiap harinya menghasilkan seribu Dinar, bahkan konon lebih dari itu. Abdurrahman bin A'uf mempunyai seratus kuda, seribu onta dan sepuluh ribu kambing. Seperempat dari seperdelapan hartanya yang dibagi-bagikan kepada para isterinya setelah wafatnya mencapai delapan puluh empat ribu.Ibid
Ketika Usman bin Affan meninggal, beliau telah meninggalkan sejumlah seratus lima puluh ribu Dinar, tidak terhitung binatang ternak dan tanah-tanah subur yang tak terkira. Emas dan perak yang ditinggalkan oleh Zaid bin Tsabit sedemikian banyaknya sehingga harus dipecahkan dengan kapak, selain dari harta dan tanah yang bernilai seratus ribu Dinar.Ibid

Demikian sebagian contoh yang dapat kita lihat dalam sejarah. Kita tidak bermaksud membahasnya secara rinci dan cukup sekadar bukti betapa mereka tergoda oleh kemewahan dunia dan kenikmatannya.

Saya tekankan kembali anda Pak Zaki untuk menjawab pertanyaan "Anak Kecil" yang tak mampu anda jawab.

Terimakasih... :)



Kiriman 122
Marlin Tigor menulispada 08 Juni 2009 jam 14:38
Walah maseh rame juga dskusinya, saya kira sabtu kemaren sudah diresume. Sudah ada benang merah. Apa sebenarnya yang kita cari ?

KEBENARAN ? ..
SAYA YANG BENAR ? ..
OR OMONG KOSONG ? ..

Btw salam kenal bung Ryian. Dan LANJUTKAN Bung Zoel, dan Regard Pak Ibnu Zaki...
Kiriman 123
Ibnu Zaki menulispada 08 Juni 2009 jam 15:42
@Marlin Tigor

sebetulnya resume itu sudah sama-samar terlihat bung Tigor. bung Rain merabanya dengan sangat tepat. lalu keberpihakan? itu soal proses daur ulang tanpa koma & kewajaran. sungguh ciamik, bila masih dalam batasan paradigma Ali, Hasan & Husein (as).

"kebenaran"?
saya yang benar?
atau, omong kosong?

semacam "pelacuran" intelektual yang katanya, boleh saja kita nikmati madunya sampai batas tertentu..

@Bung Arrasuli

lebih baik segera kembali pada halaman terakhir buku anda. Dan sesekali, jangan pernah anda berbangga dengan akar & pohon, jika cuma menjadi Benalu Liar—persis sesuatu yang justru selama ini anda benci.

cmiiw =)

regards
zaki



Kiriman 124
Muhammad Shadiq membalas kiriman Ibnupada 08 Juni 2009 jam 15:48
Salam..Ibnu Zaki

Saya berterimakasih sekali kalau anda dapat mengklarifikasi tentang Istilah Syi'ah dengan idiologinya secara epistemologis, tentunya dengan maksud agar menjadi tolak ukur bagi saya dan yang lainnya untuk mendapatkan objektifitas point-point yang diklaim pada diskusi ini dengan tema "Sebagian dari kesuksesan Syi'ah sepanjang sejarah", yang saya fahami sebenarnya point-point itu malah paradoks yaitu "Sebagian dari Kejahatan Syi'ah sepanjang sejarah"...

Versi bekas tokoh ulama Syi'ah Iran~Al 'Allama Ismail Alu Ishaq Al-Khaouainy.

1. Membunuh Umar dengan "menyewa" jasa Abu Lu`lu—yang asli klan Irani Al-Majusy.

2. Membunuh Usman d Ibu kota Islam Medina dengan alibi chaos theory. sekelompok orang Kufa yang kala itu menggusur "Istana" kekhilafahan berjumlah sekitar 470 militan.

3. Membunuh Imam Ali ra, melalui perantara Ibn Muljam dari kota Kufa keturunan asli Iran.

4. Membunuh Imam Hasan ra, via Istrinya Ja'dah dari Kufa berkebangsaan Persian.

5. Mengundang Imam Husein ra, ke wilayah Karbala untuk dikhianati lalu kemudian dibunuh oleh tentara Yazid.

6. Mengkhianati Imam Zaid bin Ali bin Husein bin Ali bin Abi Thalib ra, sehingga terpaksa harus berperang sendirian & gugur syahid di medan laga sebagai pahlawan revolusi Islam.

Terima kasih ..
Wassalam
Kiriman 125
Dian Nova P menulispada 08 Juni 2009 jam 16:11
@rain
salam..
ahahahhaaa.. mantap!!

hohooho.. santai sajalah
mari kt sama2 belajar dgn pelan2, sabar, dan tenang..
-tidak brmaksud mengurui- saran saya:
ikuti saran2 dan mtode pak zaki-dia adalah org cerdas dan intelek- dalam mengkaji, mengunakan logika, penalaran kritis, intelektualitas, +doa tntunya ^_^.
jangan seperti org yg mggunakan bandulan nalar tumpul..

maka anda akan menemukan hal yang sama pada tulisan2, prinsip2 dan aqidah pak ibnu zaki:
-LEMAH DAN RAPUH-

mminjam istilah pak "ibnu zaki " regards :D
Kiriman 126
Ibnu Zaki menulispada 08 Juni 2009 jam 16:17
@Dian Nova

thanks but no thanks bung Dian =))

@selingan

Debat DR. Shabah [syia Ja'fariyah Irak] versus DR. Ayatullah Muhammad Qazwainy [syia Shafawis Iran—salah satu Marja 12 sekaligus pengajar hauza ilmiya Qum]

http://www.youtube.com/watch?v=A9sxHxhZKxI&feature=related
http://www.youtube.com/watch?v=VkRdnC3wkL0

regards
zaki
Kiriman 127
Marlin Tigor menulispada 08 Juni 2009 jam 16:18
Ada yang ingin Saya tanya dengan Pak Ibnu zaki ini,.. diawal ada sebuah prolog yang cukup menarik seperti yang diposting bung ustadz m shadig, saya ganti ajahlah namana PERSIAN NINJA ,,, :))).

eh proporsi yang dibahas yang dominan (>87.34%) masalah masalah klasik isu syiah yang basi : MUSWARAHAH, KHUMUS, FADAK, TASAYU... DST.

bagaimana ini ? ada apa ini ? .... ho ho ho Kamu ketahuaaaaaaaan !!
Kiriman 128
Dian Nova P menulispada 08 Juni 2009 jam 16:35
@tigor dan M shadiq

jika kita perhatikan postingan2 pak zaki, pola/alur yang dia ciptakan, semakin terlihat kemana dia berusaha menggiring hal ini.
secara khusus pak zaki mementung syiah 12, tetapi secara umum pak zaki juga melukai saudara2 "sunni"-yg saya pahami selama ini-.

bapak zaki jg membawa2 perselisihan di dalam maca2m golongan di syiah., atau islam's yang lain.. menggunakan "kecerdasan dan intelktualitas" pentungan kecaman, dll..
dengan harapan baik "sunni" ataupun syiah akan terjatuh, lalu dia menarik mereka keluar dari simbol2 sekte, menjadi islam tanpa doktrin dan tanpa simbol apa2. lihatlah "terkesan" betapa mulia tujuan ini!
sesungguhnya kemulian yg saya mksudkan itu tak kebih hanyalah "sebuah kesan".

tetapi, pentungan2 kecaman, kecerdasan dan intlektualitas macam pak zaki akan hancur dan patah berhadapan dengan aqidah syiah 12 dan apa yang ada di dalam hati.

dia bukan "sunni"-yg saya pahami selama ini-, bukan ja'fari, none itsna, entah apalah namanya..
tanyakan saja padanya salah satu cabang ilmu fiqh mereka..
tujuan mereka sangatlah berbeda dngan la sunni la syiah.
tetapi lebih menggaungkan tidak "sunni" tidak syiah.

tidak masalah, kata imam (as) "benturkanlah dua pandangan yg brbeda, maka akan muncul kebenaran"
Kiriman 129
1 balasan
Ibnu Zaki menulispada 08 Juni 2009 jam 16:40
@bung Tigor

memang Isu klasik stensilan yang karenanya perlu dibongkar, lalu dibuang. bila dimungkinkan—sebagian saja yang barangkali boleh anda koleksi sebagai hanya pajangan eksterior ruangan dapur.

"satu-satunya kelemahan yang katanya Fatal, jika itu tak sesuai dengan kredo kami"

regards
Kiriman 130
Muhammad Shadiq membalas kiriman Ibnupada 08 Juni 2009 jam 18:03
@ Ibnu Zaki, salam...
Syiah dan idiologinya belum anda uraikan secara epistemologis...., objektifitasnya pasti menjadi kunci semua point yang kita diskusikan disini...("Apa relevansi Syiah dengan kesuksesan dan apa relevansi Syiah dengan kejahatan...?"), terima kasih kalau anda mau mempertanggung jawabkannya dalam lanjutan diskusi kita...,gmn !

Kiriman 131
Marlin Tigor menulispada 08 Juni 2009 jam 19:37
@Ibnu Zaki ..
O.. begitu ya... sebuah kesimpulan yang sangat cermat bagaimana posisi anda memandang syiah.

Anda Quate :
... memang Isu klasik stensilan yang karenanya perlu dibongkar, lalu dibuang.....

Berarti orang orang sekarang mesti rajin rajin belajar dan menganalisa ya. Tidak boleh menerima begitu saja. Bisa jadi berita itu "berita" sempalan stensilan walaupun di "klaim" kebenaran.

Alias,.. kalo tidak pintar pintar, AGAMA itu hanyalah sebuah dokrinasi pentololan yang berhujjah pada teks suci yang akhirnya adalah sebuah kebohongan juga.

Adalah menarik kemudian, .... diantara banyaknya aliran-firqah-mahzab dan kekotoran sejarah yang istilah anda "ada keterlibatan konspirasi global" yang perlu diteliti ulang,...waw jadi merinding saya mendengernya. Alangkah mengerikannya islam yang sampai pada generasi sekarang.... kotor, zindiq,manipulatif dan stensilan. ih serrrrrrrrrrrreeeeem.

Tapi yang mana ? .. islam itu tidak hanya disusun oleh dikotomi SYIAH SUNNY toh ? .. Ada sufi yang juga dominan, Ada ahmadia ........ wah tambah bingung nih. Pengkajian awal yang obyektif tentu semua berkemungkinan semua adalah kotor, zindiq,manipulatif dan stensilan. ih serrrrrrrrrrrreeeeem.






Kiriman 132
Rain Deny menulispada 08 Juni 2009 jam 23:56
@dian
baiklah2, mari kt bersama belajar dgn pelan, sabar, dan tenang.

selanjutnya saya usahakan mengikuti terus diskusi ini. sembari berusaha untuk selalu se objektif mungkin, sesuai apa yang saya mampu.

skaligus nanti saya akan bertanya pada saudara2 dsini, tentang hal2 yang blm dapat saya pahami.

terimakasih =))
Kiriman 133
Zoel Fly menulispada 09 Juni 2009 jam 7:01
Inovasi ruang sesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki.

kura kura berjalan lambat namun bukan berarti ia tak dapat menempuh Baitullah.
anda diberi kesempatan menginap dibawah langit 30 tahun,50 tahun,100 tahun
Ingat kalau kita masih ada mata,hati dan telinga jangan meeracau dengan kata kata suci
= KITA TELAH MEMPUNYAI KITABULLAH,cukuplah itu.
makanya Abad ini dan hari ini parasit parasit itu mulai demam Pub,TKI,dan menghina umat Islam yang berbeda suku ras dan bangsa.
(tunggulah saatnya kehancuranmu )

yang terbunuh dan yang dibunuh mendapat pahala.
copy-paste
Ucapan kasar nenek moyang tak kurang tak lebih, cuma keiri—dengkian, penghasut, penebar angkara murka, teologi dendam kesumat abu-abu, peragu berat, tukang laknat & seabreg mental hiper lainnya yang
amburadul......
bahkan Tuhan pun begini ...begitu....

Sabar....Tuhanmu tidak bisa marah
yang terbunuh dan yang dibunuh mendapat pahala.
kooorr....... Amiiiim. besok lusa........BOOMMM.

mari kita buang lima ratus hadis....mengikuti kata Abu Bakar,
dan,sisakan hadis yang hanya khusus dengan turunya wahyu dari dua kelompok
gimana biar bisa digiring ke Rel ?



Kiriman 134
Ibnu Zaki menulispada 09 Juni 2009 jam 13:21
@Marlin Tigor

resume anda lumayan tepat bung Tigor. tapi seharusnya tanpa ketakutan yang terlalu didramatisir. sesederhana hitugan satu tambah sama dengan dua. standar pengkurnya simpel, angka dua— sbagai kesimpulan akhir dari sebuah proses "being" kebenaran logis. Jadi, seberapa banyak teori apapun yang ingin mengamandemen logika kebenaran al Quran, maka harus dibidas tanpa tebang pilih.

Dan ingat, konteks ohashem adalah pergumulan dikotomis antara kelompok "sunna" & "syia 12." jadi, sebatas "ohashem" itu saja kita berbicara bung Tigor. soal kemungkinan islam[s] lain mengalamai distorsi historis, itu soal biasa yang tentu saja harus melibatkan peran & fungsi nalar secara umum sebagai eksekutor mal praktek sektarian yang heretik.

sesederhana itu.. yang hanya diperlukan adalah faktor ketegasan & kebijakan seseorang yang tercerahkan.

regards
zaki
Kiriman 135
Alfan Arrasuli menulispada 09 Juni 2009 jam 13:38
Ya.. Untuk membuktikan kesuksesan anda pak zaki.. yang sempalan Bani Ummayah.. Baca saja Terjemahan AlQuran Versi Departemen Agama Republik Indonesia pada bab Pembukaan..

Disitu Bapak bisa menemukan siapa Idola bapak yang menjadi pelopor Utama Bapak..

Dan saya sangat menyarankan anda untuk membacanya karena disitu terdapat tulisan dengan jelas Bahwa Bani Ummayah (Sufyani) lah yang mempelopori anda.. dan sejarah jalur bapak.. jadi bapak tidak bisa berkelit...


terimakasih.... :)
Kiriman 136
Ibnu Zaki menulispada 09 Juni 2009 jam 13:42
@bung Zoel

tilikan analisis anda tak lagi setajam pantunmu yang makin lama, semakin kering makna...

sekali lagi, itu hanya sebentuk pengulangan keluhan abstrak yang tak perlu. [tautologis]

regards
zaki

ps ; Oya bung zoel, btw semenjak kapan gugatan metaporis menjadi tulung punggung konsep realisme alam nyata? =)
Kiriman 137
Ibnu Zaki menulispada 09 Juni 2009 jam 13:58
@bung Arrasuli

anda rupanya masih berusaha mengidentifikasi saya bung arrasuli.. =) saran saya, balikan lagi bacanya dari awal.. lalu, telisik & identifikasi yang benar.. tapi kalo masih salah, sebaiknya anda tahan, jangan pernah kembali muncul lagi sebelum akhir kesimpulannya benar.

cmiiw =)

regards
zaki
Kiriman 138
Dian Nova P menulispada 09 Juni 2009 jam 22:45
@tigor
ISLAM NINJA IBNU ZAKI lebih tepat, ahahahaaa...

@rain
marii.. ^_^

@Alfan Arrasuli
mengunakn hujjah u/ sunni-khususnya wahabi- dalam brdiskusi dengan pak zaki, sdkit sekali-atau tudak sama sekali- memberikan kesan padanya, karna dia bukan bagian dari mereka-yg saya pahami-.

untuk sementara pak zaki sengaja tidak menjawab prtanyaan anda tentang imam mahdi-aqidah-, tujuannya mungkin u/ menghindari senjata makan tuan! pada saat dia mengungkapkan scara gamblang prinsip2 dan aqidah yang dia pegang. dia mnunggu waktu yg tepat untuk menjawab..

satu hal yang sudah mulai jelas dsini adalah dia belum mengungkapkan prinsip dan identitas keislamannya secara gamblang dan khusus.

ada bbrp alasan yang mungkin
-mencegah kita mncari litratur2 tntang keislamannya, agar tidak menyulitkannya atas pertanyaan2 yg muncul dari hasil pengkajian kt trhadap literatur2 mreka.
-brsembunyi. pak zaki tidak seceroboh dan sebodoh org2 wahabi dalam berhujah.
strateginya: mengambil titik aman, bersembunyi dulu di balik topeng, untuk sementara mengaburkan dulu ktegasan sikap terhadap penentang2 syiah yg lain selain dia sendiri.

hal ini menjadikan dia lebih bebas, tanpa hrus mnengkhawatirkan kritikan dan anggapan pelanggaran trhdap prisip sendiri.

itu hanyalah pendapat saya -Allah lebih mngtahui-

@ibnu zaki
lanjutkan.. :D






Kiriman 139
Marlin Tigor menulispada 10 Juni 2009 jam 1:56
@Dian ... jangan menohok begitu ah. Pak zaki sudah bersikap logic, ilmiah, dan mengakui beberapa poin yang memang perlu diakui. Walaupun pada akhirnya sama sekali tidak ada pembahasan tentang substansi topik sesuai judul ini yang dibahas :)). PERAN PERSIA TERHADAP RONTOKNYA ISLAM.

Saya menilai ini pendapat yang terlalu berani dan liar, untunglah itu bukan dari pendapat pak zaki sendiri. Tapi nukilan dari "bekas ulama syiah". Saya kemudian jadi membayangkan bagaimana dengan orang persia yang di iran itu ya ? .. apa tidak tersakiti dengan pernyataan ini. Sementara mereka rela menjadikan ISLAM SYIAH sebagai mahzab mereka.

Mereka rela pemimpin mereka itu adalah para Sayyid yang bukan orang persia. Apa itu sebuah pengakuan kesalahan terhadap perilaku nenek moyangnya ? untunglah ! untunglah ini hanya opini dan pendapat.




Kiriman 140
Ibnu Zaki menulispada 10 Juni 2009 jam 2:28
@sedikit komentar b/bung Dian boleh ya

Orang buta I bilang ; aku tau, ini kan Gajah.. ? [padahal cuma megang ekornya duank]
Orang buta II menyelah ; bukan itu bung! ini lho Gajah.. (padahal yg dia pegang cuma kupingnya)
Orang buta III merongos sewot ; loh! kok itu sih!? bukan lah.. kalian salah.. ini lho yang aku pegang, baru namanya Gajah.. (padahal cuma dapet kakinya aja)
Orang buta 1V lalu bilang ; heh.. kalian ini sok pd tau.. mana Gajah? yang kalian anggap Gajah itu kan bisa aja ular, kalajengking, kambing, singa, harimau, atau gorilla... ? yang pasti, Gajah itu bagi aku, ada kupingnya yang gede, ada tulalenya yang panjang, sangat besar sekali, punya perut buncit, makannya dedaunan, tidak suka makan daging2an, kakinya empat & besar2, dan Gadingnya itu jelas harus ada.. itulah Gajah. (sembari jalan, menutup pembicaraannya dengan bijak)

#just Intermezzo# No offense#

bung rain, anda bisa membantu memberikan kawans yang sedang kebingungan mengidentifikasi ini—dengan pandangan2nya yang cukup mencerahkan itu barangkali? akan menyenangkan sekali, jika semua pointer konseptual Islam itu telah anda pahami betul dengan cara penilaiannya yang sangat unik.. semoga.

bung Dian, saya akan mencoba memberikan anda semacam keys yg mudah2an berguna u/dapat menerawang cakarawala ide-ide itu di ruangan bebas sana secara lebih eksploratif. sebagian dari kelompok "sunna" ; Imam Maturidy, Qadhy Abd. Geber, Abu Hanifa, Imam Juwaini, Imam Shatiby (Al Muwafaqat), Imam M. Abduh, Thahir Ibn 'Asyur, Mahmud Abu Rayya, Muhammad Husein Haikal, Thariq Basyari, Abd. Wahhab Al Masiry, Atif Iraqi, Hassan Thuraby, Yusuf Qardhawy, Ramadhan Buthy, Ghanusy, Jamal Al Banna, Ahmad Risuni, Ahmad Amin, Hanafi, Abd. Geber Seid, Mohammad Salim El-Ou, Mohammad Imarah, M. A. Geberi.. dan lain lain. saya tak bisa menyebutkannya satu persatu. tapi ini semoga mewakili.

adapun tokohs dari kelompok "syia" yang pemikirannya saya anut ; Imam Hasan, Imam Husein, Imam Zaid bin Ali bin Husein bin Ali bin Abi Thalib, Imam Muhammad bin Abdullah (Al Nafs Al Zakia), Imam Ibrahim bin Abdullah, Imam Hadi (as), Dr. Musa Jawwad Al Musawy, Dr. Shabah Al Khazaiy, Abdul Rasul, dan orang2 sejenis mereka yang tercerahkan...

ini hanya sekelumit saja tentang konsep topi—meminjam istilahnya bung Zoel. maka dengan senang hati, silakan anda kaji literatur2 kami itu dengan tanpa harus sembunyi2.

regards
zaki






Kiriman 141
Dian Nova P menulispada 10 Juni 2009 jam 2:29
@tigor..
astagrfirullah.. untunglah2! ini hanya sebuah pendapat. :D

untuk pak zaki memang bbrp point2-jika tidak kt ktkan semuanya- di syiah, tidak akan dapat di bantah dgn logic, ilmiah, apa lagi kecaman, yg digunakan/yakini pak zaki seblumnya.

bgini saja.. mungkin ini cara untuk melihat, apakah pendapat saya itu benar atau tidak

ini pertanyaan dan permintaan u/ pak zaki.

1.apakah point2 pendapat saya itu benar?
2.saya minta tolong tunjukkan secara gamblang point2 aqidah anda dsni.
tetapi jika anda menganggap dsni bukan media yg t4, setidaknya tunjukkan buku yg sesuai dngan aqidah anda atau tokoh/penulis yang sesuai dan pas dengan jalur pemikiran anda.

-edit--
@ibnu zaki
ohoho..maaf.. ternyata kita postingnya bareng.. jadi tabrakan.
ok deh klo bgitu saya yang salah.. maafkan ksalahan saya.. :D

Kiriman 142
1 balasan
Dian Nova P menulispada 10 Juni 2009 jam 2:38
@zaki
langsung saja, supaya tidak jatuh prasangka..

pendapat saya itu bukan tanpa alasan, menurut saya cara2 pak zaki ini mirip dengan keyakinan shabir ahmed, al-katib, pak asrul munir..
tetapi lebih mendekati al-katib.

saya tidak bermaksud brpolemik dngan anda, krn saya mengakui al-katib adalah org yang mmpunyai hujjah2 yg kuat. yang harus di hargai sebagai salah satu pemikir yg hebat.

tolong di kritisi jika pendapat saya ini salah.
sebagai bahan instrospeksi juga, jika pndapat saya ini salah..
Kiriman 143
Dian Nova P menulispada 10 Juni 2009 jam 2:44
http://www.alkatib.co.uk/englishbook.htm
http://abbashawazin.blogspot.com/2008/07/memoirs-of-ahmed-al-katib-1.html
Kiriman 144
Marlin Tigor membalas kiriman Dianpada 10 Juni 2009 jam 2:44
@Dian .. informasi baru ni siapa itu shabir ahmed, al-katib, ? ... secara sederhana saja. Apa mereka ini sunny ? .. syiah ? Islam liberal ? atau salafi ? atau lainya ?
tolong dicerahkan
Kiriman 145
Ibnu Zaki menulispada 10 Juni 2009 jam 2:45
@bung Dian

seperti jaman Isabella di Spanyol saja. ada sebuah peradilan teology yang fungsinya tukang mengorek keyakinan manusia-manusia bebas.. jika "tak sesuai," masukkan mahkamah inquisisi dan babad [!] lalu, aman, tentra & selsei... =)

omong2, apakah anda tertarik mengadopsinya bung Dian?

regards
zaki
Kiriman 146
1 balasan
Dian Nova P menulispada 10 Juni 2009 jam 2:51
@tigor
bukan syiah 12, bukan sunni, bukan salafi..
hanya islam tanpa islam's..

@ibnu zaki
waduuuh.. yg itu blm tau saya pak zaki. :D
saya ini org awam yg brcita-cita menjadi syiah

@rain
dimanakah anda.. bukankah anda sudah memiliki surat dari pak zaki tentang keyakinan yang dia pegang.
tolong cek link yg saya br berikan. apakh seperti itu keyakinan pak zaki? apakah sama sumber2nya?
helep2.. *.*
Kiriman 147
Dian Nova P menulispada 10 Juni 2009 jam 2:56
tambahan link

http://www.shiachat.com/forum/index.php?s=4d8deea354dbaad72337942173adc75f&showtopic=234964298&st=0
Kiriman 148
Marlin Tigor membalas kiriman Dianpada 10 Juni 2009 jam 2:58
Waduh menarik juga :)). Jadi sholat mereka bagaimana ? .. mereka menolak kitab klasik sunny syiah ? ... Hadist mereka maiai siapa ? .. atau mereka tidak memerlukan kitab fiqih dan hadist ? ... CUKUPLAH KITABULLAH ? ... lain ya dengan ingkar sunnah ? .... wah tambah runyam ni .....

Kiriman 149
Ibnu Zaki menulispada 10 Juni 2009 jam 3:12
@bung tigor, ikut nimbrung dikit

sholat mereka sama. hanya beberapa perbedaan dalam wilayah fiqh Ibadah shalat adalah sewajarnya. tak jadi soal serius, selama esensinya seperti kata Nabi ; "shalatlah seperti shalatku."

tak semuanya ditolak. landasannya hanya al Qur'an, hadis paling sahih—mencakup mata rantai & subtansi isi, logika & analisis objektif sejarah.

standar ; jika menentang arus logika kebenaran ke empat prinsip di atas, maka harus ditolak, seberapa pahit pun resikonya.

jelas. sangat lain dengan inkar sunnah. bukan juga islam liberal nor salafy apa lagi syia 12.

regards
zaki

#ayoo kita selingan nonton debat dulu mendingan.. #

Debat DR. Shabah (syia Ja'fariyah Irak) versus DR. Ayatullah Muhammad Qazwainy (syia Shafawis Iran—salah satu Marja 12 sekaligus pengajar hauza ilmiya Qum)

http://www.youtube.com/watch?v=A9sxHxhZKxI&feature=related
http://www.youtube.com/watch?v=VkRdnC3wkL0

#rame#dijamin#
Kiriman 150
Dian Nova P menulispada 10 Juni 2009 jam 3:18
@ibnu zaki
marii kita nonton debat dulu.. :D

tetapi.. sepertinya saya bemum mendapat jawaban klarifikasi.

apakah pendapat saya itu benar? bahwa landasan point2 islam yg anda maksudkan itu seperti alkatib?

--edit---
http://www.youtube.com/watch?v=A9sxHxhZKxI&feature=related
http://www.youtube.com/watch?v=VkRdnC3wkL0

waduuhhh.. saya ga bisa bhasa arab!! :'( hiks..
Kiriman 151
1 balasan
Zoel Fly menulispada 10 Juni 2009 jam 4:20
Pak Zaki
hahaha bertaqiah ?!@#@!$
Kiriman 152
Marlin Tigor membalas kiriman Zoelpada 10 Juni 2009 jam 4:35
Ha ha ha ha ha ha ha bung zoel bener yang ini LUCU BENER. Padahal kata pak zaki " di trread lain

Zaki quate :
.. satu istilah saja bung Tigor, atas nama TAQIAH anda sangat bernafsu u/berandai2 =))
exit gatenya ; TAQIAH 12, yang bagi saya hanya omong kosong belaka sebagai simbol paling kentara ketak mampuan konseptual.

HA HA HA HA HA MAAF PAK ZAKI INI BENER BENER LUCU. ANDA MATI MATIAN MENGOREKSI ORANG LUPA DENGAN DIRINYA YA.

HAHAHAHHAAHHAAHA AMPYUN AMPYUN
Kiriman 153
Zoel Fly menulispada 10 Juni 2009 jam 5:19
Pak Zaki

Oya bung zoel, btw semenjak kapan gugatan metaporis menjadi tulung punggung konsep realisme alam nyata?

Yaaa...semenjak pak zaki tidak lagi percaya kalau ada Syair Paman Rasulullah yang akan melingkar dileher pak zaki.hehe

(masih kabar dari seberang)
tilikan analisis anda tak lagi setajam pantunmu yang makin lama, semakin kering makna...??????yaaa begitulah banyak kerjaaan pelihara bunglon hahaha
= Jujur,ngga sedang taqiah atau taqiah ngga sedang jujur ?

baiknya meja Pak zaki yang penuh berkas dijawab dulu.
biar lebih enak bacanya .sepertinya nya Pak Zaki mulai lebih santun
atau pakai SEKRETARIS PRIBADI.hehehe
atau mau menerangkan sesuatu ....lagi
PLEASE
Kiriman 154
Ifadah Amalia menulispada 10 Juni 2009 jam 9:17
Kok nanya kesuksesan syiah? memangnya kesuksesan sunni dan wahabi ada? Kl ada mana buktinya. Kalau buktinya yg ada sekarang, wah itu kesuksesan yg penuh dengan kezaliman, kebatilan, kerakusan, dan segala sifat2 yg dimurkahi oleh Allah dan Rasul-Nya.

Kalau bukan, tunjukkan bukti kesuksesannya yg postif! Mana? Dimana?
Kiriman 155
Ibnu Zaki menulispada 10 Juni 2009 jam 11:16
@bung Tigor & Zoel

anda berdua, omong2, sedang menertawakan apa? aqidah yang saya anut? lalu, kenapa harus ada taqiah, kecuali memang saya tak merasa meyakini benar bahwa tempat semacam ini adalah ruangan tepat u/mengumumkan kecenderungan afiliatif saya.

saya pun sedikit banyak sudah memberikan semacam keys u/bung Dian. jika anda juga berminat—persis seperti bung Dian, mengkaji literatur keilmuan yang saya ungkap sebelumnya, dengan senang hati mari kita sama mengail kebenaran di sungai yang berbeda.

tak perlu ber sembunyi, sambil katanya, diam2 bertaqiah.

@bung Dian

kira2, seperti itulah.

regards
zaki
Kiriman 156
Ifadah Amalia menulispada 10 Juni 2009 jam 13:46
Bung Ibnu Zaki
Agama anda juga "katanya"? utk apa beragama "katanya"? Percuma mengkaji leteratur, isinya juga "katanya". Bagaimana spy bukan "katanya"?
Kiriman 157
Ifadah Amalia menulispada 10 Juni 2009 jam 13:57
Di mana kebenaran itu berada? di sungai mana? Al-Qur'an dan hadis? Apa ukurannya kebenaran dlm memahami Al-Qur'an, hadis atau yg lain? Kalau hadis, apa ukuran keshahihan hadis? Siapa yg punya laboratorium utk menguji keshahihan hadis? Kalau ada, dimana laboraturium itu?
Kiriman 158
Ibnu Zaki menulispada 10 Juni 2009 jam 14:05
@Ifadah

gugatan saya u/anda sesederhana kemarin; landasan konseptual apa yang anda jadikan sebagai standar Pembeda?

jika masih runyam model cuapan sebelumnya, maka dengan sangat terpaksa anda saya kategorikan sebagai skeptis nihilis murni yang sama sekali tak berhak sekalipun hanya u/meraba kebenaran. apalagi melihat, mengetahui, mengenyamanya & to be believed in.

seorang nihilis tulen; menolak segalanya hanya karena itu "katanya."

regards
zaki
Kiriman 159
Faizal Kasim menulispada 10 Juni 2009 jam 18:21
@Zaki:

Bisa anda terangkan konsep la sunni la syiah apa ini sejenis ingkar sunnah?

Lalu kenapa Anda identikkan Syiah dengan persia?
Kiriman 160
Dian Nova P menulispada 11 Juni 2009 jam 1:11
@tigor & zoel
seperti itulah kira2 yg saya maksudkan.

@zaki
trmkasih.. jwban anda telah mengobati rasa penasaran saya ^_^

sedikit komentar pak zaki boleh ya :D
kt KHUSUSKAN saja u/ mslah taqiah syiah 12..

pak zaki, saya pikir anda telah mempelajari konsep taqiah syiah, apakah anda sedang menrapkan standar ganda? smg saja tidak, krn pak zaki tidak sebodoh umar.cs
jika bkn standar ganda.. ada kmungkinan lain.

"kecuali memang saya tak merasa meyakini benar bahwa tempat semacam ini adalah ruangan tepat u/mengumumkan kecenderungan afiliatif saya. "

#just Intermezzo#
saya meniru cara anda, boleh ya :D
---------------------------------------------------------------------------------------
si budi pernah makan jeruk tetapi blum pernah merasakan mangga,
lalu dia brtanya pada adi yang pernah makan mangga dan jeruk

budi: bagaimana sih rasa mangga itu?
adi : manis2, asam2 kecut2 gitu..
budi: wah sama dong seperti jeruk..
adi : o..o.o. tidak2..
budi: loh!!? katanya rasanya manis2, asam2, kecut2? artinya seperti jeruk donk!!
adi : iya, tetapi rasanya tidak sama.
................
1.alangkah lucunya jika kemudian si budi ngotot, bersikeras dan berkoar2 u/ mmpertahankan pendapatnya, apalagi sampai mengecam adi sbgai seorang pembohong!!, menjadi menyedihkan jika adi harus menrima hukuman.

2.akan sama saja menggelikan, jika kemudian budi mengajari dan brkotbah mengatakan bhwa rasa mangga dan jeruk adalah sama!! didepan bnyak org yg pernah mkn mangga..
lebih parah lagi jika ada pndngar yg langsung mmpercayai budi.
budi harus memakan mangga agar dpt mengetahui dn mamahami apa yang di katakan adi.
---------------------------------------------------------------
ilustrasi dari mrtada muthahhari itu, mungkin bs mnjelaskan posisi antara pak zaki dan taqiah syiah.

1xlg, ini hanyalah pndapat -Allah lbih mngetahui-

#just Intermezzo#

sisanya!? jawab saja prtanyaan pak faizal, no 2 khususnya.
objektifitas sangat di tekankan pak shadiq, pak tigor, pak Arsyul, dll..
standar dr pak Arsyul"soal validasinya, itu harus lebih dikaji lagi dengan sangat tajam, teliti dan akurat"

lanjutkan pak zaki.. :D
Kiriman 161
Ifadah Amalia menulispada 11 Juni 2009 jam 8:56
Gitu aja kok repot. Ini buktinya:
Kesuksesan wahabi yg Saudi, tukang ngentit uangnya jemaah haji. Udah gitu senyum mesra dg AS. Ingin tahu kesuksesan Sunni, ya Mesir. Husni Mubarek rangkul-rangkulan dg Israel. Udah paslah dua2nya dapat kemajuan utk ngancurin Palestina.

Ingin tahu kesuksesan Syiah: lihat aja Iran, IT canggih, nuklirnya gegerin dunia, para ulamanya juga filosuf. Udah gitu ngemusuhin AS dan Israel. Udah gitu lagi cinta banget pada muslimin Palestina, ngebantuin lagi.

Mana yg Islami? Saudi dan Mesir, atau Iran? Selesai (titik).
Kiriman 162
Ibnu Zaki menulispada 13 Juni 2009 jam 3:20
@Ifadah

anda sedang apa Ifadah? sepertinya anda tak terlalu memahami bahasa-bahasa diplomasi politik yang cenderung lebih banyak basa-basi ketimbang benernya. semua bahkan dilakukan oleh petinggi-petinggi yang katanya suci d Iran sana. jika anda mau, saya ada koleksi beberapa ciuman mesra para mullah suci itu dengan para ajudan "setan besar" amerika.

hanya, jika itu standar anda soal loyalitas & keberpihakan terhadap Islam.

omg, percuma jika hanya membantu dengan kata-kata. omong kosong. semua itu rekayasa politis sektarian yang hanya sedang memanfaatkan kartu trup palestina, di mana posisinya persis sebagai luka besar ummat Islam yang menganga—demi mendapatkan sepotong simpatisan saja dari kaum muslimin seluruh dunia. dats de point. silakan anda pelajari analisa di bawah ini dari Dr Shabah Al Khazai yang seorang Nasionalis Arab - Irak beraliran ideologi syi'ah Ja'fariyah ;

http://www.youtube.com/watch?v=vYko38R2nA8&NR=1

bagi saya, yang justru saat ini mewakili arus gebrakan politik kelompok "sunna" (mengikuti dikotomi rasial anda), adalah Turki. bukan Mesir apa lagi Saudi. lalu, soal ulamanya yang katanya failusuf2, berapa orang yang anda punyai? mulla shadra? suhrawardi al syahid? Dr. Hossein? khomaeni? murtadha? khamanei? Ali sistani? Muhammad Husein Fadlullah? Hassan Shaffar? shirazi? ali syariati? omg, jika hanya soalan nama saja yang anda catut, dengan senang hati saya pun bisa lebih banyak dari itu mengungkap apa yang anda tak ketahui.

sungguh perbandingan yang sama sekali miskin makna & terlalu dipaksakan.

Titiik.

regards
zaki




Kiriman 163
1 balasan
Ibnu Zaki menulispada 13 Juni 2009 jam 3:40
@bung Kasim

post no 88 milik bung tigor sepertinya cukup mengobati rasa awal kepenasaran anda. itu setidaknya akan menjelaskan kenapa syia sempalan 12, belakangan—menjadi sangat identik dengan klan persia sasania yang pernah dilanjutkan oleh dinasti rasis Buwaihi & Shafavi hingga kemudian berganti estafet kepemimpinan suci absolut ala Khomaeny.

regards
zaki
Kiriman 164
Marlin Tigor membalas kiriman Ibnupada 13 Juni 2009 jam 5:34
@Zaki ...

Silahkan dipaparkan ............ secara obyektif dan valid. JANGAN HANYA MENGGUGAT. Semakin banyak anda menggugat semakin kabur apa sebenarnya yang ingin anda "SEMPALKAN". Kalau yang anda SEMPALKAN itu adalah kebenaran anda "pembawa hidayah baru" yang akan menyelamatkan banyak orang. =))

Mulai dari EPISTOMOLOGI dan Makna Literal Syiah .. ya .

Thnk U.
Kiriman 165
Zoel Fly menulispada 13 Juni 2009 jam 6:42
Pak Zaki
enak yaaa forum syiah,bebas,terbuka dan lebih memiliki tantangan
jauh berbeda ama blog blog sunni yang rada...........
oooh yaaa jawab dulu pertanyaaan tmn2
jagan banyak nanya aja ntar seperti kaum...........
hehe
Kiriman 166
Alfan Arrasuli menulispada 13 Juni 2009 jam 8:39
Yaa.. Namanya Juga Sempalan Sufyani.. Maklum saja kawan - kawan.. bisanya hanya ber Qiyas.. hehe.. :P

"Kalau bukan karena 2 tahun celakalah Nu'man (Imam Hanafi)"... Imam Hanafi/Abu Hanifah
Kiriman 167
Alfan Arrasuli menulispada 13 Juni 2009 jam 8:59
Baru nyadar kalau Pak Zaki sebenarnya sedang Ber "Taqiyah"

hehe.. senjata makan tuan nih Akhirnya.. :P

Bertawassul saja dengan Hak Yazid bin Muawiyah bin Abu Sufyan laknatullah supaya dibukakan pintu berkelit Pak Zaki... :P

Maap bgt ya bercanda... Terimakasih.. :)
Kiriman 168
Tuti Jawa menulispada 13 Juni 2009 jam 9:37
Bung Ibnu Zaki

Bahasa politik itu tdk sulit dipahami. Yg sulit itu bahasa agama, logika dan pilsafat. Anda paham gak bahasa itu. Kl gak paham belajar dulu. Kl paham ayoo kita diskusi disini. Siapa idola anda ayoo posting kita duskusikan. Jangan2 idola raja Abdullah yg perlente itu. Otaknya kosong kosong, isinya hanya bayang2 diri dan fulus.
Kiriman 169
Tuti Jawa menulispada 13 Juni 2009 jam 9:40
Di forum tak perlu taqiyah. Mari kita blak-blakan saja. Asal pakai argumen yg logis. jangan hanya copy-paste yg tanpa komentar yg logis.
Kiriman 170
Ibnu Zaki menulispada 13 Juni 2009 jam 14:00
@bung arrasuli & zoel

saya melihat justru ajaran taqiyah itu yang dilegalkan secara massif oleh para oportunis ideologis bersorban hitam legam demi mencaplux jatah khumus 20 persen dari hampir seluruh pengikut awan syia sempalan 12. u/membuatnya mutlak patuh, maka diciptakanlah semacam fatwa kerdil yang katanya, meniscayakan siapapun yang tak menunaikan upeti khumus bagi para wakil suci imam hilang—balasan keabadian api neraka. lalu, haram pula hukumnya mendirikan shalat di sebuah rumah yang tak taat wajib upeti khumus.

tapi tentu saja, semua ini hanya omong kosong belaka para "pendeta" cleric semacam mereka yang haus darah & kekayaan materiil—atas nama Tuhan.

Da omg, bung Dian bilang ; @zaki
trmkasih.. jwban anda telah mengobati rasa penasaran saya ^_^

sepertinya hanya satu dua orang saja yang sedikiti waras dalam ruang publik sempalan 12 yang katanya, jago-jago memutar balikkan fakta & kata. lalu ayo, dimana letak kecerdasanmu kawans? jangan memaksa saya u/mengatakannya sangat d bawah standar. =) saya masih lebih menghargai bung Dian yang mau bersusah payah mempelajari keys note books saya sebagai bahan logistik & kelengkapan peralatan tempur ketimbang hanya para "pelacur" intelektual yang kerjaannya cuma cuap sana sini tak karuan.

omg, laknat saja yazid.. laknat saja mu'awiyah, sepuas syahawat perut anda. toh saya tak memiliki concern apa pun u/membela mereka. Dan itu artinya, pikiran & perilaku anda begitu sama persis dengan orang2 yang anda laknati. shame on you =)

regards
zaki


Kiriman 171
Ibnu Zaki menulispada 13 Juni 2009 jam 14:19
@Tuti

anda masih tak jauh berbeda dengan kaum tradisionalis primitif yang terlalu banyak memujakan sang dewa mitologis. jelas saja, kultus semacam itu sangat merendahkan derajad kewibaan anda sebagai seorang mahkluk Tuhan yang berakal. Dan kelihatannya, anda lebih suka jungkir balik & menjadikan kepala anda berada tepat di bawah bantalan kaki orang lain. tapi diinjak pun tak apa katanya, asal oleh orang2 suci. ukuran kebenaran bagi anda sepertinya menjadi sangat orang suci—sentralistik. sungguh menyedihkan.

omg, anda tau apa soal bahasa politik? mudah kata anda, tapi tak pula dipahami oleh kawan anda Ifadah. apalagi bahasa agama, logika & filsafat. pahami dulu yang mudah saja, baru boleh naik tingkatan.

regards
zaki
Kiriman 172
Alfan Arrasuli menulispada 13 Juni 2009 jam 16:41
@ Pak Zaki

Anda juga masih tak jauh dengan kaum Bani Umaiyah dan Sempalan "Sufyani".. ya.. pembantai Ahlul Bait Rasulullah Saww.. benci dengan Ahlul Bait Rasulullah Saww.. benci dengan para keturunannya.. Dengki dan iri hati dengan orang suci.. anda lebih suka menjadikan kepala anda di bawah kaki Yazid bin Muawiyah bin Abu Sufyan. dan diinjak pun tak apa katanya, Asal oleh Sufyani laknatullah.. ukuran kebenaran bagi anda sepertinya menjadi sangat Sufyani laknatullah - Sufyanilistik.. sungguh menyedihkan.

omg anda tau apa soal bahasa politik? mudah kata anda, tapi tak pula dipahami oleh kawan anda yang satu itu tuh.. apalagi bahasa agama, logika & filsafat. pahami dulu yang mudah saja deeh.. baru naik tingkatan.

Terimakasih.. hwhwhwhwhw.. :)
Kiriman 173
Ibnu Zaki menulispada 13 Juni 2009 jam 17:58
@bung arrasuli

saya guling2 dengan status komentar anda d atas. no komen, g kreatip blas.. =)), berkeinginan memotong kuping anda sendiri memang butuh pembelajaran tingkat tinggi yang lebih intensif. setidaknya, bagaimana cara anda membenamkan kepala itu dulu ke bawah lantai untuk lalu dapat anda injak2 dengan leluasa.. atau, anda sedang meminta bantuan orang lain u/melakukannya? tak elok lah pak cik. sementara anda pun tengah bunuh diri.

cmiiw =)

regards
zaki
Kiriman 174
Alfan Arrasuli menulispada 13 Juni 2009 jam 18:24
Galak ya Pak Zaki..

Yaa Allah..

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi maha penyayang..
Katakanlah : Aku berlindung kepada Tuhan Yang menguasai Subuh, dari kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita - wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul - buhul, dan dari kejahatan orang yang dengki apabila ia dengki... (Al Falaq)

Ya Allah hanya kepada-Mu aku berlindung..
Kiriman 175
Ibnu Zaki menulispada 14 Juni 2009 jam 15:59
@bung arrasuli

yang memulai, menuai. sekejam anda melaknati saya, semakin kejam saya mempelintir perilaku busuk itu dengan meminjam senjata anda sendiri.

regards
zaki
Kiriman 176
Rain Deny menulispada 15 Juni 2009 jam 8:35
@ semua
salam.

dengan segala keterbatasan ilmu yang saya miliki. kepala saya rasanya mau pecah!! bingung!!
berusaha memahami prinsip dan aqidah dari berbagai kelompok islam. bagaimana ini!!???

bukankah prsatuan itu adalah baik?
lalu kenapa mnjadi berpecah2 seperti ini?
mengapa saling melaknat?
mengapa saling menghujat?
mengapa saling menuduh?
ada apa ini!!???

bukankah islam menginginkan kedamaian???
!@#!&$!@%@^

adakah saudara2 disini yang bisa menjelaskan???

mohon maaf, saya baru membuka kembali forum ini.
untuk memenuhi permintaan saudara zaki & dian

sdra ibnu zaki:bung rain, anda bisa membantu memberikan kawans yang sedang kebingungan mengidentifikasi ini

sdra dian nova:tolong cek link yg saya br berikan. apakh seperti itu keyakinan pak zaki? apakah sama sumber2nya?

benar!! prinsip dasar islam saudara ibnu zaki, sesuai dan tepat sekali seperti link yang di berikan oleh saudara dian



Tidak ada komentar:

Posting Komentar