Senin, 02 Maret 2009

“Apakah Hawa Penyebab Terusirnya Nabi Adam dari Surga?” (Bag I)

kitab-suciku-al-quran.gif

Dalam kesempatan ini saya berusaha untuk menganalisa kembali tentang ‘apakah benar bahwa Hawa sebagai penyebab terusirnnya Nabi Adam dari surga?”, dengan mengadakan perbandingan antara dua kitab suci yaitu al-Qur’an dan Perjanjian Lama (Taurat)

—————————————————

“Apakah Hawa Penyebab Terusirnya Nabi Adam dari Surga?” (Bag I)

(Study komparatif antara kitab suci Al-Qur’an dengan kitab suci Perjanjian Lama (Taurat))

Dalam kesempatan ini saya berusaha untuk menganalisa kembali tentang ‘apakah benar bahwa Hawa sebagai penyebab terusirnya Nabi Adam dari surga?”, dengan mengadakan perbandingan antara dua kitab suci yaitu al-Qur’an dan Perjanjian Lama (Taurat). Mungkin sebagian menganggap hal ini merupakan permasalahan yang telah usang. Namun bagi saya tidak ada salahnya kita kembali menganalisanya masalah tersebut. Benarkah Hawa sebagai penggoda yang menyebabkan Nabi Adam berbuat dosa (dosa di sini ialah melakukan yang sebaiknya ditinggalkan atau istilah lainnya ialah tarkul aula (meninggalkan yang utama untuk kemaslahatan), bukan dosa dalam artian berbuat haram karena di surga sana belum terdapat taklif untuk manusia) dan akhirnya terusir dari surga?

Namun sebelum memasuki pembahasan, terlebih dahulu terdapat satu pertanyaan yang harus kita jawab sebagai prolog untuk memasuki pembahasan pokok, sehingga permasalahan menjadi lebih transparan.

Pertanyaan:Apakah sejak semula Adam diciptakan untuk tinggal di muka bumi, atau untuk tinggal di surga?”

Jawab: Sejak semula Nabi Adam dan Hawa (manusia) telah diciptakan Tuhan untuk tinggal di bumi, bukan untuk tinggal di surga, sebagaimana telah dijelaskan dalam Al-Qur’an surat al-Baqarah 30 yang berbunyi:

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.”

Dalam ayat di atas ungkapan Fil Ardhy” yang artinya dalam bahasa Indonesia ialah “di muka bumi”. Dalam ayat tadi, Allah swt telah mengatakan kepada para malaikat bahwa Dia hendak menjadikan manusia sebagai khalifah di muka bumi, dan tidak mengatakan untuk tinggal di surga. Hal itu terjadi terjadi sebelum penciptaan Nabi Adam dan Hawa, yang akhirnya para malaikat protes kepada Allah swt tentang hal itu, namun Allah swt memberikan jawaban kepada mereka bahwa Dia lebih mengetahui hal-hal yang tidak diketahui oleh para malaikat. Perihal ini dapat anda lihat dalam lanjutan ayat di atas.

Namun, sebelum turun ke muka bumi, Allah telah menempatkan Adam dan Hawa di surga untuk ditraining dan diuji sebelum memasuki kehidupan dunia yang tentunya lebih sulit dibanding kehidupan di surga tersebut. Ujian serta training tersebut sebagai bekal mereka dalam kehidupan di muka bumi. Di sisi lain, para ahli tafsir Qur’an mengatakan bahwa surga tempat Nabi Adam dan Hawa tinggal bukanlah surga setelah kiamat. Dengan alasan;

Pertama; Surga pasca Kiamat penghuninya akan kekal di dalamnya dan tidak akan keluar darinya, sebagaimana yang dijelaskan dalam beberapa ayat al-Qur’an seperti dalam surat Fath ayat 5, al-Hadid ayat 12, al-Mujadalah ayat 22, at-Taghabun ayat 9 dan lain sebagainya. Sementara surga yang ditempati oleh Nabi Adam dan Hawa, mereka tidaklah kekal di dalamnya, buktinya akhirnya mereka keluar dari surga tersebut.

Kedua; Syetan tidak dapat masuk ke dalamnya. Sementara surga Nabi Adam dan Hawa dapat dimasuki oleh syetan yang telah menggoda mereka.

Ketiga; Surga pasca Kiamat adalah yang disediakan sebagai balasan amal manusia, artinya surga adalah balasan untuk orang-orang yang telah berbuat baik. Namun surga Nabi Adam dan Hawa tidak seperti itu, sebelum mereka beramal (taklif) telah dimasukan ke dalam surga.

Keempat; Surga di akherat kelak bersifat bebas mutlak untuk para penghuninya. Dalam arti, tidak ada larangan sedikitpun, berbeda dengan surga Adam-Hawa dimana mereka dilarang untuk memakan buah Khuldi yang ada di surga tersebut.

Setelah menyelesaikan prolog di atas, marilah kita memasuki pembahasan pokok yaitu menjawab sebuah pertanyaan: “Apakah benar Hawa penyebab turunnya Adam dari surga?” dengan mengadakan study komparatif antara Al-Qur’an dan Perjanjian Lama .

Apabila kita merujuk ke kitab suci Al-Qur’an maka jawabannya ialah negative. Terdapat dalam beberapa surat yang telah menjelaskan penciptaan Nabi Adam dan Hawa dalam al-Qur’an, seperti dalam surat al-Baqarah dari ayat 34-38, an-Nisa ayat 1, al-A’raf, 19-24 dan Thoha ayat 115-122. Namun yang telah menjelaskan secara terperinci ialah terdapat dalam surat al-A’raf. Dimana dalam surat tersebut telah dijelaskan pula sebab terusirnya Nabi Adam dan Hawa dari surga. Dalam surat tersebut telah dijelaskan pula bahwa sumpah palsu syetan yang menyebabkan mereka dikeluarkan dari surga. Allah swt telah menegur kedua-duanya (Nabi Adam dan Hawa) atas perlakuannya. Mari kita perhatikan kandungan ayat-ayat berikut ini, apakah dapat diambil kesimpulan bahwa Hawa sebagai penyebab turunnya Adam dari surga?:

“(dan Allah berfirman): “Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan isterimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu berdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang zalim. Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: “Tuhan kamu tidak melarang kalian dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kalian berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)”. Dan dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. “Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kalian berdua. Maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: “Bukankah Aku Telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: “Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?” Keduanya berkata: “Ya Tuhan kami, kami Telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya Pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.”(al-A’raf 19-22)

Berdasarkan ayat di atas, sumpah palsu syetan dengan mengatakan kepada Adama dan Hawa bahwa sebab pelarangan Tuhan untuk memakan buah tersebut ialah, karena Tuhan tidak ingin mereka menjadi malaikat dan kekal di dalamnya. Tidak cukup di situ, bahkan syetan pun telah bersumpah dengan mengatakan bahwa ia melakukan hal itu karena demi kebaikan mereka berdua. Silahkan kembali cermati secara seksama ayat di atas!

Lebih jelas lagi terdapat dalam surat Thoha ayat 117-121 yang berbunyi:

“Maka Kami berkata: “Hai Adam, Sesungguhnya Ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi isterimu, Maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka. Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang. Dan Sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di dalamnya. Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: “Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?“. Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia. Kemudian Tuhannya memilihnya Maka dia menerima taubatnya dan memberinya petunjuk.

Keterangan; Yang dimaksud dengan durhaka di sini ialah melanggar larangan Allah Karena lupa dan dengan tidak sengaja, sebagaimana disebutkan dalam ayat 115 surat ini. Dan yang dimaksud dengan sesat ialah mengikuti apa yang dibisikkan syaitan. Kesalahan Adam a.s meskipun tidak begitu besar menurut ukuran manusia biasa sudah dinamai durhaka dan sesat, Karena tingginya martabat Nabi Adam a.s. dan untuk menjadi teladan bagi orang besar dan pemimpin-pemimpin agar menjauhi perbuatan-perbuatan yang terlarang Bagaimanapun kecilnya.

Mari kita bandingkan ayat di atas dengan yang terdapat dalam kitab perjanjian lama (Taurat) yang sudah terjadi banyak penyelewengan berkaitan dengan isinya, niscaya akan kita dapati bahwa jawabannya adalah positif, Hawa-lah penyebab terusirkannya Nabi Adam dari surga. Dalam kitab perjanjian lama dalam ‘bab penciptaan Adam dan Hawa’ telah dijelaskan bahwa Hawa sebagai penyebab diturunkannya Adam dari surga. Bahkan Tuhan menegur Adam kenapa mengikuti ucapan istrinya untuk memakan buah terlarang. Dengan kata lain, Hawa yang telah menyebabkan Nabi Adam melakukan kesalahan. Saya dapatkan hal ini dari terjemahan (edisi Arab dan juga edisi Persia) Perjanjian Lama. Namun saya yakin, edisi terjemahan kitab tersebut dapat dipertanggungjawabkan karena merupakan terjemahan resmi. Dan insyaAllah pemahaman saya dari terjemahan tersebut tidak akan melenceng dari isinya. Kurang lebih isinya seperti ini:

Telah berkata ular kepada wanita (Hawa): “Kenapa telah memerintahkan Tuhan kalian untuk tidak memakan semua (buah) pepohonan surga? Lantas wanita (Hawa) tersebut menjawab pertanyaan ular; “Kami memakan buah-buahan pepohonan yang ada di surga. Namun dari buah pohon yang ada di tengah surga, Tuhan telah melarang kami untuk memakannya, dan kami tidak boleh mendekatiya karena kami akan mati. Ular berkata; “Kalian berdua tidak akan mati. Karena sesungguhnya Tuhan mengetahui bahwasanya setiap saat kalian memakan dari buah pohon itu, maka mata kalian akan terbuka dan kalian akan menjadi seperti Tuhan, akan mengetahui kebaikan dan kejahatan. Wanita (Hawa) melihat buah pohon tersebut baik untuk dimakan dan enak dipandang. Maka ia mengambil dari buah pohon tersebut dan memakannya, ia memberikan buah pohon tersebut kepada suaminya (Adam), dan iapun (Adam) memakannya. Maka terbukalah mata mereka, dan ketika mereka mengetahui dalam keadaan telanjang maka mereka menyambungkan dedaunan dari pohon tin dan mereka membuat sarung untuk mereka berdua. Di saat itu terdengarlah suara Tuhan yang sedang berjalan di surga ketika mendekati sepoi-sepoi angin setelah zuhur. Maka bersembunyilah Adam dan Hawa dari wajah Tuhan di antara pepohonan surga. Lantas Tuhan memanggil Adam seraya berkata: “Dimana engkau? Adam menjawab: “Aku mendengar suara-Mu di surga, maka aku takut karena aku dalam keadaan telanjang , karena aku malu (telanjang) maka aku sembunyi. Tuhan berkata kepadanya (Adam): “Siapa yang telah memberitahukan kepadamu bahwa engkau telanjang? Apakah engaku telah memakan buah yang telah Aku larang untuk tidak memakan darinya? Adam menjawab: “Tuhanku, wanita (Hawa) ini yang telah Engkau jadikan teman untukku yang telah memberikan buah dari pohon itu kepadaku lalu aku memakannya. Kemudian Tuhan berkata kepada wanita (Hawa): “Kenapa engkau melakukan hal ini?. Wanita (Hawa) menjawab: “Ular itu yang telah menipuku, lalu aku memakannya.” Kemudian Tuhan berkata kepada Ular: “Karena engkau telah melakukan hal ini, maka akan terlaknatlah (terusir) engkau dari seluruh binatang dan semua binatang melata. Engkau akan berjalan pada dadamu dan engkau akan makan tanah selama hidupmu…kemudian Tuhanpun berkata kepada wanita (Hawa): “Akan kuperbanyak rasa sakitmu, dan kehamilanmu, engkau akan melahirkan anak dengan rasa sakit dan engkau akan berada di bawah kekuasaan laki-laki (di bawah perintah laki-laki), serta ia akan menguasaimu. Dan berkata Tuhan kepada Adam: “Karena engkau telah menuruti ucapan istrimu, dan engkau telah memakan buah dari pohon yang telah aku larang untuk memakan darinya, maka setelah itu bumi terlaknat dalam pekerjaanmu, dengan susah payah engkau akan makan darinya pada seluruh hari-hari kehidupanmu…lantas Tuhan mengeluarkan Adam dari surga… ” .

Silahkan bandingkan dengan surat Thaha dari kitab suci al-Qur’an di atas! Dimana syetan telah menggoda dan membisikan kepada Adam secara langsung (yang ditulis tebal). Namun dalam Perjanjian Lama, ular (syetan) pertama menggoda Hawa, kemudian Hawa membujuk Nabi Adam untuk memakan buah khuldi yang akhirnya Adam ditegur oleh Tuhan karena telah menuruti dan tergoda ucapan istrinya yang akhirnya menyebabkan ia terusir dari surga. Namun dalam al-Qur’an kedua-duanya telah ditegur oleh Allah swt, karena baik Nabi Adam maupun Hawa telah tergoda oleh sumpah palsu syetan. Lihat dalam al-Qur’an sejak semula syetan telah menggoda Adam dan Hawa dengan mengatakan ‘kalian berdua’ (karena dalam ayat tersebut menggunakan ‘dhamir mutsana’, yaitu kata ganti orang yang menunjukkan dua orang) ), bukan syetan hanya menggoda kepada Hawa, lalu Hawa menggoda Nabi Adam:

“Tuhan kamu tidak melarang kalian dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kalian berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)”. Dan dia (syaitan) bersumpah kepada keduanya. “Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasehat kepada kalian berdua”. Maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. (al-A’raf 19-21)

Kesimpulan:

  • Dalam al-Qur’an Hawa bukanlah penyebab Nabi Adam as terusir dari surga, akan tetapi sejak semula Nabi Adam as pun sebagaimana Hawa telah tertipu oleh sumpah palsu syetan.
  • Sumpah palsu ialah; pertama, syetan telah bersumpah bahwa tidaklah Allah swt telah melarang Nabi Adam dan Hawa untuk memakan buah khuldi melainkan karena Dia tidak ingin mereka kekal seperti para malaikat. Kedua, syetan bersumpah bahwa ia melakukan hal ini hanyalah demi kebaikan mereka berdua.
  • Karena kedua-duanya telah bersalah maka Allah swt menegur kedua-duanya.
  • Namun dalam kitab Perjanjian Lama, pertama syetan (yang dalam kitab tesebut disebut ular) menipu Hawa, kemudian Hawa menggoda Nabi Adam untuk memakan buah khuldi.
  • Oleh karena itu, setelah Tuhan mengetahui pelanggaran atas pelarangannya, pertama Tuhan menegur Adam. Sewaktu Tuhan menegur Nabi Adam karena kesalahannya, Nabi Adam mengatakan bahwa perempuan yang Engkau ciptakan untuk jadi temanku (Hawa) yang telah membujukku untuk memakannya. Jadi, secara tidak langsung Hawa sebagai penyebab ia berbuat salah dan akhirnya terusir dari surga.
  • Setelah itu, kemudian Tuhan menegur Hawa, kenapa telah menggoda Adam untuk memakan buah terlarang?
  • Oleh karena itu, secara tidak langsung menurut kitab Perjanjian Lama Hawa sebagai penyebab terusirnya Nabi Adam dari surga, sebagaimana yang selalu kita dengar selama ini.

Sumber:

  1. Al-Qur’an
  2. Perjanjian Lama (Taurat) edisi bahasa Arab.
  3. Tafsir Mizan karya Allamah Thabathabai’
  4. Tafsir Tasnim, karya Ayatullah jawadi Amuli
  5. Tafsir Nemuneh, Ayatullah Makarim Syirazi

Catatan:

  • Kenapa Hawa dinamakan Hawa? Karena ia merupakan ibu para Makhluk hidup (maksudnya manusia). Karena Hawa berasal dari akar kata ‘Hayun’ yang artinya hidup.
  • Adam dinamakan Adam, sebagaimana dijelaskan dalam sebuah hadis dari Imam Shadiq ia berasal dari akar kata: ‘Adim’ yang artinya bagian permukaan tanah.

Bagi yang dapat memahami bahasa Arab dapat langsung merujuk sendiri kepada 2 sumber (al-Quran dan Perjanjian lama edisi Arab) tersebut. Sebenarnya saya ingin sekali melihat kitab aslinya yang berbahasa Ibrani, namun percuma saja, karena saya sendiri tidak bisa memahami bahasa Ibrani. Saya pun telah berusaha men-search kitab Perjanjian Lama yang berbahasa Indonesia di internet, khususnya yang berkaitan dengan pembahasan ini, namun tidak mendapatkannya. Jalan terakhir saya menggunakan rujukan saya ke kitab Perjanjian Lama edisi bahasa Arab dan Persia.

[Euis Daryati, mahasiswi Pasca Sarjana jurusan Tafsir al-Qur’an]

Tanggapan

  1. Ck ck ck luar biasa mbak ini euis Salut sebagai seorang mahasiswi Tafsir Al-Qur’an.
    Mengapakah membandingkan sumber yang tidak dijamin kebenarannya, ada tendensi apakah gerangan ?
    Semoga apa yang menjadi maksud baik mbak euis terkabulkan
    NB: Klo butuh sumber saya nanya mbak euis boleh ya, karena saya ini bukan ahli apa-apa, hanya bisa menuangkan isi otak kedalam tulisan saja.


  2. baru baca kesimpulannya, tak link… kapan-kapan saya baca-baca lagi……
    saya pernah baca buku yang intinya mirip seperti ini (tapi lupa judulnya), ya karena memang belum memiliki kemampuan meneliti seperti sampeyan…. intinya: banyak mitos-mitos dalam Islam yang sumbernya bukan dari al-Qur’an tapi dari taurat maupun injil…..! bener..??


  3. Salam.. Waah komprasi yang bagus. saya perlu membaca ulang dan perlu aku minta izin copy paste artikel ini untuk di di sini. makasih


  4. bagus…di copy ah!


  5. Alhamdulillah, terima kasih telah berbagi ilmu.


  6. makasih ya mba artikelnya,
    aku ikut ngopi ya buat referensi skripsi ku… ^_^
    jazakumullah khairan katsiran…

    semangat kaum hawa…….


  7. @Sang Otak
    Wah ini terlalu berlebihan Mas…banyak sekarang perempuan yang belajar seperti jurusan saya…
    Kitab Taurat dan Injil memang tidak dijamin kebenarannya, karena kalau memang kedua kitab suci tersebut terjamin kebenaran dan keotentikannya maka tidak akan diturunkan kitab suci al-Qur’an. Dan jika al-Qur’an tidak terjamin kebenarannya, maka harus diturunkan kitab suci lagi. Jika tidak melakukan hal itu, berarti Tuhan tidak proposonal, karena membiarkan makhluknya terombang-ambing tanpa buku pedoman yang dijamin kebenarannya untuk menuju kehidupan abadi, pasca kematian.
    Dan salah satu cara untuk mengetahui bahwa kitab suci lainnya tidak otentik lagi dan tidak dijamin kebenarannya ialah dengan mengadakan study komparatif antara kedua / ketiganya, terkhusus kandungannya.
    Toek NB: Kalau saya dapat bantu, ya insyaAllah saya akan membantunya tentu dengan semua keterbatasan yang saya miliki Mas…dan saya yakin Anda memiliki keahlian tersendiri. Terima kasih….

    @Kurtubi
    Waalaikumussalam…
    Sebuah langkah baru…pelan tapi pasti…mmm (senyum)
    Silahkan Pak Yai…
    Makasih

    @Dedi
    Terima kasih, mudah-mudahan dapat bermanfaat.

    @Dimas
    Terima kasih juga.

    @Ibnu Ghazali
    Silahkan…sama-sama


  8. Assalamualaikum wr wb

    Saya gak sengaja buka , but saya ucapkan salut atas artikel diatas, mampu menelaah lebih jauh mitos yang berkembang di masyarakat muslim. memang jangan hanya mereka theologis kristen yang mempelajari serta membandingkan dengan kitab yang lain.
    mohon diterangkan lebih lanjut arti buah khuldi?
    terimakasih. mohon balasannya

    jakamullah katsiran.

    Wassalamualaikum wr wb


  9. Wa’alaikumsalam wr wb
    Terima kasih atas kunjungannya.
    Ya seharusnya seperti itu, jika masih mampu untuk kembali meneliti sumber-sumber mitos maka tak ada salahnya kita kembali mengkaji masalah itu.
    Berkenaan dengan buah khuldi perlu penjelasan yang panjang dengan merujuk beberapa sumber yang menjelaskan hal tersebut karena terdapat perbedaan penafsiran ttg buah khuldi dalam Kitab Perjanjian Lama dan al-Qur’an. Termasuk dalam berbagai sumber islam sendiri terdapat berbagai pendapat.
    InsyaAllah pada kesempatan lain saya akan menyinggung hal itu.
    Sekali lagi saya ucapkan terima kasih.


  10. Salam,

    Ini kajian kristologi Islam yang bagus sekali. Mabruk!

    Kajian ini merupakan topik-topik mendasar dalam kajian lintas iman di agama-agama Ibrahimik, seperti Yudaisme, Kristenitas dan Islam.

    Tujuannya adalah jelas, meninjau kembali apakah benar Adam as dan Hawa as melakukan dosa ataukah tidak? Dan apakah prinsip dosa itu bisa diwariskan seperti yang diimani Katolik.

    Jadi, kajian ini sangat diperlukan. Selamat sekali lagi.


  11. Wa’alaikumsalam
    Terima kasih
    Semakin kita berusaha menggali dan memperbandingkan kandungan agama kita dan agama lainnya (terkhusus di antara agama samawi)dalam permasalahan yang sama, maka disaat itu keyakinan akan kebenaran agama kita akan semakin mantap.


  12. bolehkah saudara terangkan 5 wasiat terakhir nabi adam a.s sebelum wafat.. antar satu adalah jikalau ingin memmbuat sesuatu hendaklah berbincang dahulu seperti nabi adam a.s tidak bertanya kepada malaikat tentang buah khuldi itu

    ————————–

    Islam Feminis:
    Silahkan anda menjelaskannya disertai dengan referensinya…terimakasih.


  13. Walaupun singkat, tetapi sudah menunjukkan semuanya. Artikelnya sangat menarik, ringkas, jelas, dan padat.

    Semoga Ukhti Euis Daryati diberi kekuatan dan kesehatan hingga mencapi kersarjanaannya. Amin.


  14. Ass…….
    Saya sangat senang membaca tulisan anda…
    mohon keikhlasannya…
    saya copy beberapa artikel buat referensi menata hati saya…

    Best Regard’s

    ——————————————————————

    Islam Feminis:
    Waalaikumsalam…
    Silahkan…
    Terima kasih


  15. soo…good aku baca penjelasan ini tambah pinter aja jadinya n kalo bisa di jadikan VCD nya yaaa biar kita bisa ulang ulang terus kan jd ga lupa skses teruss ya kabari aku di alamat e-mail ini biar aku dapat info info yang baruu thanks banget


  16. sebenarnya Ada pertanyaan menarik yang mendasar sebelum menanyakan siapa yang salah antara adam dan hawa sehingga mengakibat mereka turun dari surga ke bumi…

    pertanyaannya yaitu kenapa Tuhan menciptakan manusia dan memberikan hidup sementara di surga kemudian ke bumi untuk transit menuju surga dan neraka yang kekal itu..?

    pada dasarnya Allah telah menciptakan semua yang Dia inginkan dengan diciptakan-Nya malaikat dengan dunianya sendiri yang luar biasa taatnya kepada Allah tanpa kata ‘lelah’. namun menarik ketika Allah menciptakan Manusia. Allah dengan sengaja memberikan keistimewaan terhadap manusia akal pikiran yang bisa membentuk sikap maupun perilaku yang tercermin dari semua sifat-Nya.

    Skenario yang disusunkan Allah untuk dilakoni manusia adalah untuk beribadah kepadanya… dan memiliki episode yang dinamis.

    lalu kenapa surga yang dihuni adam dan hawa tidak kekal… beda dengan surga setelah hari akhir nanti yang kekal itu…?

    Allah sebnarnya cemburu dengan ciptaan-Nya ini. ketika di ciptakan untuk menghuni surga, manusia pada saat itu atau adam dan hawa, hidup dengan gemerlapnya kehidupan surga, sehingga setan disisi lain pun enggan untuk menyembah adam. Allah memberikan kehidupan yang lebih dari kecukupan namun tidak se-taat apa yang dilakukan malaikat kepada Allah. untuk tidak menyia-nyiakan ciptaan-Nya agar selalu bisa taat kepada-Nya maka manusia harus mempunyai kesalahan dan harus terus mengingat-Nya. Inilah sebab manusia ditakdirkan untuk di bumi dengan kehidupan dinamisnya selalu bertujuan kembali ke Rabb-Nya.
    itu aja yang bisa saya jomontari mbaa

    ——————————————————————————————-

    Islam Feminis:
    Terimakasih atas komentarnya. Namun ada satu kejanggalan yang membikin saya kurang paham dari ungkapan anda. Anda menyatakan; “Allah sebnarnya cemburu dengan ciptaan-Nya ini”, apa maksud cemburu? Apakah mungkin Dzat Yang Maha Kaya nan Sempurna akan cemburu dengan hasil ciptaan-Nya yang sangat terbatas? Apa yang harus dicemburui oleh Dzat Yang Maha Kaya dan Sempurna itu dari Adam dan Hawa, manusia yang lemah dan banyak kekurangan?

    Dan satu ungkapan lagi dari anda, yaitu; “setan disisi lain pun enggan untuk menyembah adam”. Apakah Allah memerintahkan Iblis untuk menyembah Adam, atas dasar apa? Apakah sujud berarti menyembah? Apakah mungkin Allah memerintahkan hamba-Nya (Malaikat dan Iblis) untuk melakukan perbuatan yang paling Dia benci, yaitu menyekutukan Allah (syirik)? Apa esensi dasar penyembahan (ubudiyah) versi Islam sehingga sujud disamaartikan sebagai penyembahan? Jika sujud=menyembah maka Iblis jauh lebih mulia dari malaikat, karena Iblis menolak sujud (=menyembah) dan Malaikat melakukannya untuk Adam. Jika benar semacam itu, kenapa justru Iblis yang dilaknat dan diusir oleh Allah, kenapa tidak Malaikat saja?
    Dan banyak pertanyaan-pertanyaan lain jika kita perdalam tentang masalah ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar