Minggu, 22 Maret 2009

Pro Dan Kontra Hadis Terpecahnya Umat Islam Menjadi 73 Firqah! (1)


SUMBER: abusalafy.wordpress.com

Oleh Abu Salafy

Demi terealisasinya percek-cokan di antara umat Islam, banyak pihak yang bersemangat menanamkan dalam hati dan pikiran kaum Muslimin dan menghembuskan isu terpecahnya umat Islam menjadi tujuh puluh tiga golongan, sementara yang selamat hanya satu golongan saja. Khususnya setiap kali muncul tanda-tanda menggembirakan adanya kesadaran akan pentingnya perasatuan.

Padahal hadis itu dari sisi sanad maupun kandungannya adalah batil. Hadis inilah di antara yang menyebabkan berjauhannya kelompok-kelompok umat Islam satu dengan lainnya.

Dalam kesempatan ini kami akan terpanggil untuk menguraikan kedudukan hadis ini dari sisi sanad dan matannya dan menjelaskan bahwa tidak semua perbedaan itu terkecam dan tercela dan tidaklah sepatutnya berbedaan dalam furû’ masalah agama menjadikan saling berpecah, bermusuhan dan saling menyesatkan.

Nash hadis tersebut adalah demikian:

افترقت اليهود على إحدى وسبعين فرقة ، وتفرَّقت النصارى على اثنتين وسبعين فرقة وتفترق أمتي على ثلاث وسبعين فرقة.

“Kaum Yahudi terpecah menjadi tujuh puluh satu golongan. Kaum nashrani terpecah menjadi tujuh puluh dua golongan. Dan umatku akan nashrani terpecah menjadi tujuh puluh tiga golongan.” [1]

Hadis ini telah diriwayatkan dari berbagai jalur, di bawah ini akan kami sebutkan dengan ringkas berikut komentar tentang kondisi dan statusnya:

(1) Hadis ini diriwayatkan dari Abu Hurairah secara marfû’. Pada jalurnya terdapat perawi bernama Muhammad ibn ‘Amr ibn ‘Alqamah, ia dha’if/lemah.

Yahya ibn Sa’id dan Imam Malik berkata:

ليس هو ممن تريد

“Ia bukan yang engkau buru.”

Ibnu Hibbân berkata:

يخطىء

“Ia sering salah.”

Yahya ibn Main berkata:

ما زال الناس يتقون حديثه

“Orang-orang senantiasa menjauhi hadisnya.”

Ibnu Sa’id juga berkata:

يُسْتَضْعَف

“Ia dilemahkan.”

(2) Hadis ini diriwayatkan juga dari Mu’awiyah secara marfû’. Pada sanadnya terdapat Azhar ibn Abdullah al Huzani –gembong Nawâshib yang tak henti-hentinya mencela dan melecehkan Imam Ali ra., selain itu ia banyak cacat dan celanya-.

Al Azdi berkata, “Para ulama rijâl mencacatnya dan Ibnu al Jârûd memasukkannya dalam kitab adh Dhu’afâ’-nya.”

(3) Hadis ini diriwayatkan juga dari Anas ibn Malik dari tujuh jalur yang semuanya dha’if/lemah, di antara perawinya ada yang kadzdzâb/pembohong besar atau wadhdhâ’/pemalsu hadis atau majhûl/yang tidak dikenal identitas atau kualitas kepribadiannya. [2]

(4) Hadis ini diriwayatkan juga dari ‘Auf ibn Malik secara marfû’. Dan pada sanadnya terdapat Abbâd ibn Yusuf, ia seorang yang dha’if/lemah. Adz Dzahabi memasukkannya dalam daftar parawi lemah dengan nomer urut:2089. [3]

(5) Hadis ini diriwayatkan juga dari Abdullah ibn ‘Amr ibn al ‘Âsh secara marfû’ dalam riwayat at Turmudzi dalam Sunan-nya. Dalam sanadnya terdapat Abdurrahan ibn Ziyâd al Ifrîqi. Ia dha’if/lemah.

(6) Hadis ini diriwayatkan juga dari Abu Umamah secara marfû’ dalam riwayat Ibnu Abi ‘Ashim dalam kitab as Sunnah. Pada sanadnya terdapat Quthn ibn Nasîr, ia adalah perawi dhaif dan munkarul hadis/sering terbukti membawa hadis munkar.

(7) Hadis ini diriwayatkan juga dari Abdullah ibn Mas’ud secara marfû’, sebagaimana dalam kitab as Sunnah. Dan pada sanadnya terdapat Aqil al Ja’di. Ibnu Hajar berkata, ‘Bukhari berkata, ‘Ia munkarul hadis/sering terbukti membawa hadis munkar.’” [4]

(8) Hadis ini diriwayatkan juga dari Imam Ali ra., seperti dalam kitab As Sunnah,2/467 hadis no.995. dan dalam sanadnya terdapat Laits ibn Abi Sulaim, ia lemah/dha’if. Kualitasnya sudah dikenal di kalangan para ulama. Ibnu Hajar berkata, “Ia kacau sekali hafalannya sehingga tidak mampu memilah, karenanya ia ditinggalkan.” [5]

Ini dari sisi sanadnya, adapun dari sisi matan dan kandungannya dapat dipastikan ia adalah hadis batil, terlepas dari tambahan yang ada di akhirnya apakah ia:

كلها في النار إلا واحدة

“Semuanya di neraka kecuali satu golongan saja.”

atau:

كلها في الجنة إلا واحدة

“Semuanya di surga kecuali satu golongan saja.”

Terlepas dari itu semua dapat dipastikan hadis tersebut batil, dengan alalan-alasan di bawah ini:

1) Allah berfirman:

{ كنتم خير أمة أخرجت للناس }

“Kalian adalah sebaik-baik umat yang dipersembahkan untuk umat manusia.”

dan ayat:

{ وكذلك جعلناكم أمة وسطاً }

“Dan demikianlah kami jadikan kalian umat yang pertengahan.”

Ayat-ayat di atas menegasklan bahwa umat Islam adalah sebaik-baik umat dan ia adalah pertengahan, awsath, yaitu paling afdhal dan mulianya umat. Sementara hadis-hadis di atas mengatakan kepada kita bahwa Umat Islam adalah sejelek-jelak umat, paling bejat, dan paling rusak dan termakan fitnah. Kaum Yahudi hanya terpecah menjadi 71 golongan. Begitu juga kaum Nashrani terpecah menjadi 72 golongan. Sementara itu, datanglah umat Rasulullah saw. yang paling mulia justru terpecah menjadi 73 golongan!

Jadi, makna hadis itu adalah batil berdasarkan ayat-ayat Al Qur’an yang menegaskan keunggulan dan keafdhalan umat Islam!

2) Yang mendukung kebatilan hadis itu adalah bahwa setiap yang mengarang buku tentang firaq/golongan-golongan menyebutkna nama golongan yang berbeda dengan yang disebut oleh penulis lainnya. Dan setiap sa’at bermunculan golongan baru, sehingga membatasinya hanya pada jumlah 73 golongan adalah hal yang tidak dapat diterima.

Sebagai contoh kecil, coba Anda perhatikan yang ditulis oleh Abdul Qahir al Baghdadi dalam kitab al Farqu baina al Firaq (Perbedaan antara Golongan-golongan), ia menyebutkan 73 golongan, sementara itu setelah masa beliau hingga hari ini bermunculan firqah/golongan yang jauh lebih banyak dari yang ia sebutkan. Adapun anggapan bahwa firqah yang akan muncul itu tidak kelaur dari bingkai umum yang sudah ada adalah anggapan tidak berdasar, kenyataan pun menolaknya.

(Bersambung)

_________________________________

[1] HR. Imam Ahmad dalam Musnad,2/332 dan lainnya, Ibnu Mâjah dalam Sunan-nya hadis no.3993
[2] Baca Shahih Syarhi ath Thahâwiyah; Hasan as Seqaf:317.
[3] Baca Dîwân adh Dhu’afâ’.
[4] Lisân al Mîzân,4/209.
[5] At Taqrîb dengan no.5685.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar