2 Rabiuts-Tsani
Ibnu Mu'taz Tewas
1134 tahun yang lalu, tanggal 2 Rabiuts-Tsani 296 Hijriah, Ibnu Mu'taz, seorang penyair dan sastrawan Arab zaman Dinasti Abbasiah, dibunuh atas perintah dari penguasa saat itu. Ibnu Mu'taz dilahirkan di Samara. Irak, pada tahun 247 Hijriah, dan merupakan putra dari Mu'taz , khalifah Dinasti Abbasiah ke-13. Ibnu Mu'taz adalah seorang pencinta sastra dan syair sehingga rumahnya menjadi tempat berkumpulnya para ilmuwan dan sastrawan.
Setelah kematian khalifah Muktafa, Ibnu Mu'taz diangkat menjadi khalifah, namun mendapatkan penentangan dari sekelompok orang sehingga akhirnya terguling. Setelah itu, Muqtadir Abbasi naik ke kursi kekhalifahan dan atas perintahnya pula, Ibnu Mu'taz dibunuh. Karya Ibnu Mu'taz berjudul, "Asy'aarul Muluk" dan "Kitaabul Badii'".
3 Rabiuts-Tsani
Shah Mahmud Ghaznawi Meninggal
Tanggal 3 Rabiuts-Tsani tahun 421 Hijriah, Mahmud Ghaznawi, raja ketiga dari dinasti Ghaznawi di Iran, meninggal dunia. Mahmud Ghaznawi pada tahun 387 merebut kekuasaan dari saudaranya, Ismail. Raja Ghaznawi kemudian mengalahkan raja-raja Shafari, Samani, Ali Buyeh,dan Ali Ziyar sehingga menguasasi wilayah utara dan timur Iran. Secara bertahap, wilayah kekuasaan Ghaznawi semakin meluas. Selama masa pemerintahannya, dia 12 kali mengadakan perang di India. Akhirnya, setelah 34 tahun berkuasa, Shah Ghaznawi meninggal dunia akibat sakit.
Ayatullah Kalantari Meninggal
Tanggal 3 Rabiuts-Tsani tahun 1292 Hijriah, Ayatullah Mirza Abul Qasem Kalantari, seorang ulama Islam terkemuka di Iran, meninggal dunia di kota Teheran. Beliau menuntut ilmu-ilmu Islam di hauzah ilmiah kota Najaf, Irak dan belajar kepada ulama-ulama terkemuka saat itu, antara lain Syaikh Murthadha Ansari, sampai akhirnya mencapai derajat ijtihad. Selain sebagai ulama yang menjadi tempat kaum muslimin Iran, khususnya kota Teheran, meminta bimbingan dan nasehat, Ayatullah Mirza Abul Qasem Kalantari juga merupakan seorang penulis yang meninggalkan berbagai buku berkenaan dengan hukum Islam.
4 Rabiuts-Tsani
Sayyid Abdul Adzhim Lahir
Tanggal 4 Rabiuts-Tsani tahun 173 Hijriah, Sayyid Abdul Adzhim, salah seorang keturunan Imam Hasan a.s., cucu Rasulullah SAWW, terlahir ke dunia di kota Madinah. Sayyid Abdul Adzhim hidup sezaman dengan Imam Hadi a.s., dan menjadi seorang pembela dan sahabat utama beliau. Atas perintah Imam Hadi a.s., Sayyid Abdul Adzhim mengadakan perjalanan ke Iran untuk menyebarkan ajaran Islam yang murni. Di Iran, beliau tinggal di kota Rey, di dekat Teheran dan hidup di sana hingga gugur syahid tahun 250 Hijriah. Makam beliau kini menjadi salah satu pusat peziarahan di Iran dan dikunjungi para peziarah dari berbagai penjuru dunia.
Abu Bakar Muhammad Anbari lahir kedunia
Tanggal 4 Rabiuts- Tsani 513 HQ, Abu Bakar Muhammad Anbari seorang fakih, ahli hadis, dan pakar nahwu dan sastra, terlahir ke dunia. Sejak usia muda, Anbari memperdalam ilmu agama dan menimba ilmu Nahwu dan sastra dari ayahnya. Setelah mempelajari berbagai ilmu Anbari kemudian mengajar dan banyak murid yang menimba ilmu darinya. Dia adalah seorang fakih dan pakar nahwu terkenal. Diantara karyanya adalah buku Manshur Al Fawaid.
Sayid Ali Muhammad meninggal dunia
Tanggal 4 Rabiuts- Tsani 1312 HQ, Sayyid Ali Muhammad bin Sultan Al Ulama yang terkenal dengan Tajul Ulama merupakan salah seorang ulama terkenal India, meninggal dunia pada usia 52 tahun. Dia adalah seorang fakih yang alim, pakar hadis dan pintar berpidato. Dia juga mempunyai pengetahuan yang luas dalam masalah keagamaan hingga banyak cendikiawan dari berbagai agama berdialog dengannya. Diantara buku karyanya adalah Ahsanul Qisas berkaitan dengan tafsir surah Yusuf dan Mutiara Lampu Malam yang membahas soal keutamaan shalat.
5 Rabiuts-Tsani
Koran Berbahasa Persia Pertama Terbit
Tanggal 5 Rabiuts-Tsani tahun 1267 Hijriah, terbitlah koran berbahasa Persia pertama dengan nama Waqayeq-e Ittifaqiye atau Realitas Peristiwa. Koran ini terbit di kota Teheran di masa pemerintahan Shah Nashiruddin dan terbit atas perintah Mirza Amir Kabir, perdana menteri Iran kala itu yang sangat reformis. Koran Waqayeq-e Ittifaqiye terbit sebanyak 472 edisi dan kemudian diterbitkan dengan nama lain.
6 Rabiuts-Tsani
Syah Qajar Menerima Pembatasan atas Kekuasaannya
Tanggal 6 Rab'uts-Tsani tahun 1327, Muhamad Ali Syah Qajar, salah seorang raja Dinasti Qajar Iran, menyatakan diri menyerah terhadap tuntutan kelompok-kelompok yang menginginkan kebebasan sekaligus menginginkan pembatasan atas kekuasaan monarki Dinasti Qajar. Langkah itu diambil Syah Qajar setelah tangannya berlumuran darah dengan tindakan represif terhadap para pejuang kebebasan.
Ia pada saat itu menginstruksikan penyelenggaraan pemilihan umum dan menjanjikan pembentukan kembali Dewan Nasional. Menyusul pengumuman Syah Qajar tersebut, ratusan orang yang selama ini melakukan aksi mogok massal di Haram Syah Abdul Azhim, Rey, mengakhiri aksi mereka itu.
7 Rabiuts-Tsani
Mula Quthb Lahir
Tanggal 7 Rabiuts-Tsani tahun 634 Hijriah, Qathbuddin Mahmud bin Dhiyaauddin Mas'ud Kazruni, yang terkenal dengan nama Mula Quthb, seorang astronom muslim terkemuka, terlahir ke dunia. Mula Quthb sepanjang hidupnya melakukan perjalanan ke berbagai negara. Ketika observatorium Maragheh Iran didirikan, Mula Quthb pun bergabung dengan Nashiruddin Thusi dan para astronom lainnya untuk mengembangkan observatorium ini. Mula Quthb menulis beberapa buku ilmiah, antara lain berjudul Nihayatul Idrak dan Syarh-e Qanun-e Ibn-e Sina.
Pemberontakan Kedua Serbia Melawan Ottoman
Tanggal 7 Rabiuts-Tsani tahun 1230 Hijriah, rakyat Serbia melakukan pemberontakan untuk kedua kalinya melawan imperium Ottoman. Pemberontakan yang mendapat dukungan dari Rusia ini dipimpin oleh Milos Ubrenovic. Setelah terjadi beberapa kali pertempuran antara Serbia dan Otoman, akhirnya kedua puhak mengadakan perjanjian damai. Berdasarkan perjanjian ini, Serbia diakui secara resmi sebagai sebuah pemerintahan otonomi di bawah imperium Ottoman dan diizinkan untuk membentuk parlemen sendiri. Namun demikian, imperium Rusia masih terus memprovokasi pemberontakan bangsa-bangsa Balkan terhadap Imperum Ottoman dengan tujuan untuk memperlemah kekuasaan imperium ini.
8 Rabiuts-Tsani
Imam Askari a.s. Lahir
Tanggal 8 Rabiuts-Tsani tahun 232 Hijriah, Imam Hasan Askari a.s., cucu Rasulullah SAWW generasi ke-10, dan merupakan imam kesebelas kaum muslimin, terlahir ke dunia di kota Madinah. Pada masa kanak-kanak, Hasan Askari a.s. bersama ayah beliau, Imam Hadi a.s terpaksa hijrah ke Samara, Irak, karena tekanan penguasa saat itu, yaitu Bani Abbasiah dan tinggal di sana selama 13 tahun. Setelah Imam Hadi a.s. gugur syahid akibat dibunuh penguasa, Hasan Askari a.s, pun diangkat menjadi imam kaum muslimin. Imam Hasan Askari kemudian menjalani kehidupan yang berat, karena selalu diawasai, diasingkan, dan dipenjara oleh penguasa Bani Abbasiah. Namun demikian, beliau tetap berjuang menyebarkan ajaran Islam yang murni kepada kaum muslimin saat itu. Imam Hasan Askari gugur syahid pada usia 27 tahun. Dalam rangka mengenang hari kelahiran Imam Hasan Askari a.s. marilah kita mengingat kembali salah satu pesan beliau, yaitu, "Orang yang menghormati hak-hak masyarakat, lebih daripada semua orang, kedudukannya di sisi Allah juga lebih tinggi daripada semua orang."
Abu Firas Hamdani Meninggal
Tanggal 8 Rabiuts-Tsani tahun 357 Hijriah, Abu Firas Hamdani, seorang penyair dan penulis Arab, meninggal dunia. Selain sebagai penyair, Abu Firas Hamdani juga merupakan seorang ahli perang dan menjadi salah satu komandan pasukan penguasa kawasan Halb, Saifud-Daulah. Pada zaman itu, para penyair umumnya menulis syair-syair pujian terhadap Khalifah Islam saat itu, yaitu Bani Abbasiah, namun Abu Firas Hamdani justru menulis syair yang mengkritik kezaliman yang dilakukan oleh Bani Abbasiah. Abu Firas Hamdani meninggal dunia akibat luka-luka yang dideritanya dalam sebuah peperangan.
9 Rabiuts-Tsani
Najibuddin Samarqandi Tewas
Tanggal 9 Rabiuts-Tsani tahun 610 Hijriah, Najibuddin Abu Ahmid Ali bin Umar Samarqandi, seorang dokter dan ahli obat-obatan muslim tewas terbunuh dalam serangan yang dilakukan pasukan Mongol terhadap kota Heart, Afganistan. Samarqandi adalah seorang tabib yang terkemuka pada zamannya dan banyak melakukan penelitian di bidang obat-obatan.
Samarqandi mencatat semua hasil penelitiannya itu dalam berbagai kitab dan makalah. Salah satu karya terpenting Samarqandi berjudul Al-Asbab wal Alaamaat, yang berisi sebab dan ciri-ciri berbagai penyakit. Karya Samarqandi yang lain berjudul Kitaabul Albaab yang merupakan buku bidang kedokteran.
10 Rabiuts-Tsani
Fatimah Ma'shumah s.a. Wafat
Tanggal 10 Rabiuts-Tsani tahun 201 Hijriah, Fatimah Ma'shumah (salamullah alaiha), putri Imam Musa bin Ja'far a.s., imam ketujuh kaum muslimin, meninggal dunia di kota Qom, Iran. Beliau dilahirkan di Madinah tahun 173 Hijriah. Fatimah Ma'shumah s.a. dikenal sebagai seorang perempuan yang suci, berilmu tinggi, dan hidup zuhud. Sekitar tahun 200 Hijriah, kakak beliau, Imam Ridha a.s. dipaksa untuk datang ke Khurasan, Irah, oleh penguasa kaum muslimin saat itu, Khalifah Ma'mun. Setahun kemudian, Fatimah Ma'shumah memutuskan untuk pergi ke Khurasan demi menjenguk kakak beliau. Dalam perjalanan, Fatimah Ma'shumah singgah di kota Qom, dan setelah 17 hari berada di kota itu, beliau meninggal dunia karena sakit. Kompleks pemakaman Fatimah Ma'shumah s.a. di kota Qom hingga kini ramai dikunjungi para peziarah dari berbagai penjuru dunia. Kota tersebut juga menjadi pusat pengajaran ilmu-ilmu Islam dan pusat gerakan revolusi Islam Iran yang akhirnya menang pada tahun 1979.
Makam Imam Ridha Diserang Rusia
Tanggal 10 Rabiuts-Tsani tahun 1330 Hijriah, tentara Rusia menyerang kompleks makam Imam Ridha a.s., imam kedelapan kaum muslimin yang berada di kota Masyhad, Provinsi Khurasan. Tindakan ini dilakukan oleh Rusia menyusul dibentuknya kepolisian militer yang khusus mengelola keuangan di seluruh Iran, oleh seorang berkebangsaan AS, Morgan Shuster. Rusia yang melihat bahwa lembaga ini menghalangi imperialismenya di Iran, mengeluarkan ultimatum kepada pemerintah Iran untuk mengusir Morgan Shuster dan menyatakan bahwa setiap warga asing yang akan dipekerjakan oleh Iran harus mendapat izin dari pemerintah Inggris dan Rusia. Segera setelah mengeluarkan ultimatum itu, tentara Rusia yang sebelumnya telah berpangkalan di kota Mashad, menggempur makam Imam Ridha, menembaki massa, serta merampok barang-barang berharga di kota tersebut.
11 Rabiuts-Tsani
Abu Ali Khayat Meninggal
Tanggal 11 Rabiuts-Tsani tahun 220 Hijriah, Abu Ali Khayat, seorang astronom dan matematikawan muslim, meninggal dunia. Ilmuwan besar muslim ini meninggalkan berbagai karya penting, di antaranya berjudul Al-Mawalid dan Siirul A'mal. Sebagian dari karya-karyanya diterjemahkan ke dalam bahasa Latin.
Ibnu Khalkan Lahir
Tanggal 11 Rabiuts-Tsani tahun 608 Hijriah, Ibnu Khalkan, seorang hakim, sejarawan, dan sastrawan muslim terkenal, terlahir ke dunia di kota Mosul, Irak. Ibnu Khalkan banyak mengadakan perjalanan ke berbagai negara muslim untuk menuntut ilmu. Selama beberapa waktu, Ibnu Khalkan diangkat sebagai hakim di kota Damaskus, Syria. Selain menguasai bidang hukum dan agama, Ibnu Khalkan juga dikenal berilmu tinggi di bidang sastra Arab, terutama syair. Karya terpenting Ibnu Khalkan berjudul Wafayatul A'yaan, yang berisi penjelasan tentang kehidupan para pembesar dan ilmuwan pada zamannya.
12 Rabiuts-Tsani
Qasimul Anwar Lahir
Tanggal 12 Rabi'uts-Tsani tahun 835 hijriah, Sayid Qasimul Anwar, seorang penyair terkenal Iran zaman Timurian, meninggal dunia. Ia dilahirkan di kota Tabriz, barat laut Iran. Awalnya, Sayyid Qasim menetap di Herat, Afghanistan. Di kawasan itu, Sayid Qasim mengajar sastra Persia dengan jumlah murid yang sangat banyak. Akan tetapi, Pangeran Shahrukh dari Dinasti Timurian memiliki kecurigaan terhadap aktivitas Sayid Qasim.
Akhirnya, Sayid Qasim terpaksa meninggalkan Heart menuju Samarqand, Uzbekistan. Sejumlah karya tulis Sayid Qasimul Anwar yang berupa tulisan tanggan hingga kini masih tersimpan rapi di sejumlah museum. Di antara karyanya adalah buku-buku berjudul "Anisul Arifin" dan Anisul ‘Asyiqin".
13 Rabiuts-Tsani
Mu'izzud-daulah Meninggal Dunia
Tanggal 13 Rabiuts-Tsani tahun 356 Hijriah, Abul Hasan Ahmad bin Buyah, terkenal dengan nama Mu'izzud-daulah Dailami meninggal dunia di kota Baghdad. Mu'izzud-daulah adalah salah seorang diantara tiga bersaudara keluarga Alu Buyah yang berhasil menaklukan kota Baghdad. Al-Mustakfi, khalifah Daulah Abbasiah yang saat itu berkuasa di Irak berhasil ditaklukkan oleh Mu'izzud-daulah. Warga Baghdad yang sebelumnya berada dalam situasi represif pemerintahan Al-Mustakfi mendapatkan kenyamanan pemerintahan Mu'izzud-daulah selama 2 tahun. Ia juga dikenal sebagai pemimpin yang sangat memperhatikan masalah budaya dan keilmuan. Di bawah pimpinan Mu'izzud-daulah, Baghdad mengalami perkembangan peradaban yang cukup pesat. Bagi para pengikut madzhab Ahlul Bait, pemerintahan Mu'izzud-daulah dikenang sebagai masa pesatnya pertumbuhan keilmuan madzhab keluarga suci Nabi ini.
14 Rabiuts-Tsani
Wardikhan Meninggal
Tanggal 14 Rabiuts-Tsani tahun 1023 Hijriah, Allah Wardikhan, salah seorang panglima pada Dinasti Safawi di Iran, meninggal dunia. Wardikhan awalnya adalah seorang budak asal Georgia yang dijual kepada Raja Tahmasab. Pada tahun 1004, karena kemampuannya yang tinggi, oleh Raja Abbas dia diangkat sebagai pemimpin pemerintahan wilayah Fars. Selama masa kepemimpinannya, Wardikhan banyak melakukan pembangunan demi kesejahteraan rakyat. Di antara hasil pembangunan yang dilakukannya adalah "Siyu Se Poul" atau "33 Jembatan" yang hingga kini masih berdiri tegak di kota Isfahan.
15 Rabiuts-Tsani
Bagdadi Meninggal Dunia
Tanggal 15 Rabiuts-Tsani tahun 388 Hijriah, Abu Ali Muhammad bin Muzhaffar yang terkenal dengan julukan Hatimi atau Bagdadi, seorang ahli bahasa, sastrawan, dan cendikiawan Islam, meninggal dunia. Hatimi mempelajari ilmu sastra dan bahasa dari Ibnu Duraid dan Abu Amar. Setelah menguasai ilmu-ilmu tersebut, Hatimi kemudian mengajar di kota Bagdad. Kelas Hatimi banyak didatangi murid-mudrid, di antaranya Hakim Tanukhi dan ulama-ulama besar lainnya pada zaman itu. Hatimi meninggalkan banyak karya penulisan, di antaranya buku berjudul "Hatimiyah" yang berisi kritik dan pembahasan atas kesalahan dalam syair-syair penyair pada masa itu.
Aminul Islam Meninggal Dunia
Tanggal 15 Rabiuts-Tsani tahun 552 Hijriah, Fadhl bin Hasan Thabarsi, yang lebih dikenal dengan nama Aminullah, seorang ulama, ahli hadits, dan ahli tafsir besar, meninggal dunia. Beliau memiliki kedudukan tinggi dan dihormati oleh kaum muslimin pada zamannya. Aminullah banyak memiliki murid di antranya, Qutbu-Rawandi, penulis kitab "Syarah Nahjul Balaghah" yang terkenal. Thabarsi juga merupakan hakim yang adil pada zaman itu. Karya Thabarsi yang terpenting berjudul "Majma'ul Bayan" yang merupakan kitab tafsir Al-Quran yang terdiri dari 10 jilid . Setelah menyusun kitab tersebut, Thabarsi juga menyusun kitab tafsir lainnya berjudul Jawami'ul Jami. Karena ketelitiannya dalam menjelaskan sebab-sebab turunnya ayat dan penafsiran atasnya, kitab ini sangat diterima luas oleh ulama-ulama Islam.
16 Rabiuts-Tsani
Zainul Islam Meninggal Dunia
Tanggal 16 Rabi'uts-Tsani tahun 465 hijriah, Syaikh Abul Qasim Abdul Karim bin Hawazin Qasyiri, lebih dikenal dengan nama Zainul Islam atau Syaikhul Islam, seorang ulama Islam meninggal dunia di kota Naishabur, timur laut Iran. Samasa hidupnya Zainul Islam dikenal memiliki pengetahuan yang sangat luas dan mendalam di bidang fiqh, kalam, tafsir, dan hadits.
Di kawasan Khurasan, Zainul Islam memiliki murid yang sangat banyak. Di antara karya tulis beliau yang hingga kini bisa dibaca adalah sebuah kitab tentang Irfan dan Tafsir Al-Quran berjudul "Risalah Qasyiriah".
17 Rabiuts-Tsani
Ayatullah Nakhjawani Meninggal
Tanggal 17 Rabi'uts-Tsani tahun 1334 Hijriah, Ayatullah Syaikh Muhammad Ali Nakhjawani, seorang ulama termasyhur abad ke-14 Hijriah, meninggal dunia di kota Karbala, Irak. Ayatullah Nakhjawani berasal dari kota Nakhjawan, Azerbaijan. Sejak usia 11 tahun, beliau telah menguasai Al-Quran dan kemudian mempelajari ilmu-ilmu logika, sastra Arab, dll.
Selanjutnya, Syaikh Nakhjawani menuntut ilmu dari ulama-ulama besar seperti Fadhil Irwani, sampai akhirnya mencapai derajat mujtahid dan menjadi marja taklid kaum muslimin di Kaukasus dan Azerbaijan. Ayatullah Nakhjawani meninggalkan berbagai karya penulisan, di antaranya berjudul Ijtima'iy-e Imruzi.
18 Rabiuts-Tsani
Muhaqiq Hilli Lahir
Tanggal 18 Rabi'uts-Tsani tahun 602 Hijriah, Muhaqiq Hilli, seorang ulama dan ahli fiqih Islam termasyhur, terlahir ke dunia di Irak. Selain dikenal memiliki ilmu yang tinggi di bidang agama, Muhaqiq Hilli juga merupakan seorang penyair. Selain meninggalkan banyak karya-karya syair, Muhaqiq Hilli juga meninggalkan karya penulisan di bidang agama, antara lain berjudul Syariul Islam fi Masailul Halal wal Haram. Ilmuwan Islam ini meninggal dunia tahun 676 Hijriah pada usia 74 tahun.
Ayatullah Mirza Ali Shirazi Meninggal
Tanggal 18 Rabi'uts-Tsani tahun 1355 Hijriah, Ayatullah Mirza Ali Shirazi, seorang ulama muslim terkemuka, meninggal dunia pada usia 68 tahun di kota Najaf, Irak. Beliau menuntut ilmu dari ulama-ulama besar pada masa itu, antara lain Ayatullah Mirza Muhammad Taqi Shirazi. Karena kecerdasannya dan kemampuannya yang tinggi, Ayatullah Mirza Ali Shirazi berhasil meraih derajat mujtahid pada usia sangat muda, yaitu 22 tahun. Selain berilmu tinggi di bidang agama, Ayatullah Mirza Ali Shirazi juga dikenal menguasai imu kedokteran, sejarah, dan sastra.
19 Rabiuts-Tsani
Ayatullah Haji Muhammad Khurasani Lahir
Tanggal 19 Rabi'uts-Tsani tahun 1180 Hijriah, Ayatullah Haji Muhammad Ibrahim Khurasani, seorang ulama terkemuka Isfahan Iran, terlahir ke dunia. Ulama yang terkenal dengan nama Karbosi ini memulai pendidikannya di kota Isfahan dan kemudian melanjutkan ke hauzah ilmiah di Najaf, Irak.
Seusai menyelesaikan pendidikan di Irak, Ayatullah Karbosi kembali ke tanah kelahirannya dan mengabdikan hidupnya untuk mengajar dan menulis buku. Buku-buku karya Ayatullah Karbosi yang juga terkenal atas sikap hidupnya yang zuhud ini, di antaranya berjudul Isyaraat-e Ushul dan Manasik-e Haj. Ayatullah karbosi meninggal dunia tahun 1261 Hijriah.
Ali bin Khalaf meninggal dunia
Tanggal 19 Rabiul Tsani 403 Hijriah, Ali bin Khalaf Qayrawani Qabasi, seorang cendikiawan, ahli hadis, dan fakih muslim meninggal dunia. Dia adalah warga Qayrawan Tunisia dan lahir pada tahun 324 Hijriah. Dia mempunyai ilmu yang banyk dalam bidang fikih dan dasar fikih. Qabasi buta sejak usia remaja. Meski demikian ia mampu menghafal banyak hadis beserta seluruh dalilnya. Di antara buku hasil karyanya adalah Al Mumahhad di bidang fikih.
Asiruddin meninggal dunia
Tanggal 19 Rabiul Tsani 663, Asiruddin Abhari, Filsuf, astronom dan matematikawan terkenal Iran meninggal dunia. Dia merupakan salah seorang pakar hukum Islam dan murid Fakhrur Razi dan Kamadluddin Ibn Yunus. Abhari banyak mengajar dan menulis buku. Sebagian besar karyanya terfokuskan pada mantiq, hikmah, matematika, dan astronomi. Astronom dan matematikawan Iran ini meninggalkan banyak buku tulisan di antaranya Islahu Usuli Aklidis dan Hidayatul Hikmah.
20 Rabiuts-Tsani
Haji Luthf-ali Beik Lahir
Tanggal 20 Rabi'uts-Tsani tahun 1134 Hijriah, Haji Luthf-ali Beik Azar Bigdili, seorang penyair dan sastrawan Iran, terlahir ke dunia di kota Isfahan. Selama beberapa tahun, Haji Luthf-ali Beik tinggal di kota Qom dan Shiraz, dan akhirnya kembali menetap di Isfahan.
Haji Luthf-ali Beik hidup di saat terjadi peperangan di Iran, namun ia tetap tekun menuntut ilmu-ilmu dari para ulama, penyair, dan orang-orang alim pada zaman itu. Karya-karya yang ditinggalkan Haji Luthf-ali Beik diantaranya adalah buku kumpulan syair dan buku berjudul Atashkadeh Azar yang berisi biografi para penyair pada zamannya dan zaman sebelumnya.
21 Rabiuts-Tsani
Haji Mula Muhammad Baqir Waidz Tehrani
Tanggal 21 Rabi'uts-Tsani tahun 1313 Hijriah, Haji Mula Muhamamd Baqir Waidz Tehrani, seorang ulama terkemuka Teheran, meninggal dunia. Beliau dilahirkan pada tahun 1255 Hijriah dan sebagian besar umurnya dihabiskan untuk menelaah dan menuntut ilmu.
Haji Mula Muhammad Baqir Waidz Tehrani juga banyak meninggalkan karya penulisan, di antaranya berjudul Jannatun-naim yang berisi tentang riwayat hidup Sayyid Abdul Adzim, ulama besar kaum muslimin yang merupakan salah seorang cucu Rasulullah SAWW, yang dimakamkan di kota Rey, Iran.
23 Rabiuts-Tsani
Abu Shamah Lahir
Tanggal 23 Rabiuts-Tsani tahun 599 Hijriah, Shihabuddin Abdurrahman Dimashqi Muqaddasi, yang terkenal dngan nama Abu Shamah, terlahir ke dunia di kota Damaskus, Syria. Abu Shamah adalah seorang cendikiawan dan ulama terkemuka di Damaskus.
Dia menuntut ilmu-ilmu agama di Iskandariah, Mesir. Abu Shamah meninggalkan banyak karya penulisan, di antaranya berjudul Mukadimah Ilmu Nahwu dan Sejarah Ringkas Kota Damaskus. Namun sayang sekali sebagian besar karya Abu Shamah hancur dalam kebakaran yang menimpa perpustakaan besar yang dimilikinya.
24 Rabiuts-Tsani
Muhammad Shiddiqi Wafat
Tanggal 24 Rabiuts-Tsani tahun 993 hijriah, Muhamad bin Muhamad Shiddiqi, salah seorang ulama terkenal asal Mesir meninggal dunia. Ia yang dilahirkan dari keluarga ulama, sejak kecil menunjukkan bakat dan minat yang sangat besar terhadap ilmu-ilmu keagamaan. Setelah menguasai sejumlah ilmu keagamaan, Shiddiqi kemudian mengajar di bidang fiqh, hadits, dan tafsir. Di antara karya tulisannya adalah sebuah buku berjudul "Adabusy-Syaikh Wal-Murid".
25 Rabiuts-Tsani
Tsabit Al-Shabi'i Meninggal Dunia
Tanggal 25 Rabiuts-Tsani tahun 288 hijriyah,Tsabit bin Qurrah Al-Shabi'i, matematikawan, astronom, dan dokter kenamaan meninggal dunia. Al-Shabi'i lahir pada tahun 221 hijriyah di kawasan Haraan di wilayah Beinan Nahrein, Irak. Sebagai bagian kaum Shabiin yang bermukim di wilayah beinan Nahrein, Al-Shabi'i juga fasih berbahasa Yunani dan Suryani.
Selain dua bahasa tersebut, Tsabit Al-shabi'I juga mengenal bahasa Arab dengan baik. Dia berhasil menguasai ilmu matematika dan astronomi dibawah bimbingan Muhammad bin Musa, matematikawan muslim terkenal. Al-Shabi'i banyak menulis dan menerjemahkan karya ilmiah menyangkut ilmu kedokteran, matematika, dan astronomi. Diantara hasil karyanya adalah Al-Dzakhirah fi ‘ilm Al-Thibb dan Kitabul Mafrudhat.
Ibnu Abdil Barr Lahir
Tanggal 25 Rabiuts-Tsani tahun 368 hijriyah, Abu Umar Yusuf bin Abdillah yang dikenal dengan nama Ibnu Abdil Barr seorang faqih, muhaddits, sastrawan dan ahli sejarah terkenal lahir di Andalusia. Sejak dini, Ibnu Abdil Barr telah mulai menima ilmu dari ayahnya dan para guru terkenal saat itu. Berkat ketekunannya dalam belajar, dalam waktu yang cukup singkat, Ibnu Abdil Baar tampil sebagai salah seorang ulama besar di Andalusia.
26 Rabiuts-Tsani
Qattan Muruzi Meninggal Dunia
Tanggal 26 Rabiuts-Tsani tahun 465 hijriyah, Ainuz Zaman Qattan Muruzi, matematikawan, dokter dan filsuf terkemuka muslim terlahir ke dunia di kota Marw, Khorasan yang kini masuk dalam wilayah Turkmenistan.Qattan dikenal sebagai ilmuan besar di bidang matematika, filsafat, sastra dan ilmu-ilmu agama.
Dia juga memiliki ketertarikan yang besar kepada ilmu kedokteran. Qattan Muruzi akhirnya lebih menyibukkan diri dengan aktifitasnya sebagai dokter. Banyak buku yang telah ditulisnya, diantaranya buku berjudul Keyhan-e Shenakht, yang membahas ilmu matematika. Qattan Muruzi wafat pada tahun 548 hijriyah.
Najafi Quchani Wafat
Tanggal 26 Rabiuts-Tsani tahun 1363 hijriyah, Agha Najafi Quchani, filsuf, faqih dan sastrawan terkemuka Iran wafat di tanah kelahirannya Quchan, Iran. setelah menyelesaikan pendidikan dasar di Quchan, beliau bertolak ke Irak untuk menimba ilmu agama di Hauzah Ilmiah Najaf. Di bawah bimbingan para ulama besar, Najafi Quchani berhasil meraih derajat ijtihad. Setelah menyelesaikan pendidikannya, beliau kembali ke Iran.
Di saat para ulama Iran terjun di medan perjuangan yang dikenal dengan nama gerakan Masyrutiyat, Agha Najafi Quchani juga ikut terlibat. Banyak karya penulisan yang ditinggalkannya di antaranya, Siyahate Sharq, Siyahate Ghrab, dan Odzr Badtar az Gonah.
28 Rabiuts-Tsani
Adibul Mamalik Wafat
Tanggal 28 Rabiuts-Tsani tahun 1336 hijriyah, Adibul Mamalik Farahani, penulis dan sastrawan terkemuka Iran meninggal dunia. Sebagai penulis yang amat menyenangi profesinya, dia menerima tawaran sebagai penanggung jawab penerbitan surat kabar Adab, Majles, dan surat kabar Aftab. Selain di bidang penulisan dan penerbitan, Adibul Mamalik juga aktif di dunia politik. Dia bergabung dalam kelompok para pejuang gerakan Revolusi Konstitusional. Syair-syair Adibul Mamalik lebih banyak menceritakan kehidupan sosial dan aktifitas politiknya.
29 Rabiuts-Tsani
Ibnu Muqassim Wafat
Tanggal 29 Rabiuts-sani tahun 354 Hijriyah, Ibnu Muqassim, seorang cendekiawan dan ahli hadis muslim terkemuka, meninggal dunia. Ibnu Muqassim dilahirkan di Bagdad dan menuntut ilmu dari ulama-ulama besar di kota itu, di antaranya Abbas bin Fadhlur-Razi. Ibnu Muqassim banyak meninggalkan karya-karya penulisan, umumnya di bidang ulumul quran, di antaranya berjudul Al Anwar fi Tafsiiril Quran.
Selasa, 12 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar